27. Musyrik

2 0 0
                                    

"Jangan pernah percaya sama cowok, selain bisa menyebabkan sakit hati. itu juga musyrik"
~Cika Trifadella

Setelah dari mall, Nicko langsung mengantarku pulang. Aku berterimakasih padanya untuk baju dan boneka yg ia belikan dan juga untuk janji yg ia ucapkan. Nicko hanya mengangguk faham dengan semua ucapanku.

Aku sangat bersyukur, akhirnya masalah yg aku alami cepat berlalu. Senang sekali rasanya bisa bebas dari ancaman Nicko. Aku merasa seperti tahanan yg baru saja bebas dari penjara.

Aku berjalan dengan senyum merekah dibibir, tanpa menyadari Cika tengah mengawasi pergerakanku di depan pintu.

"Kamu kenapa sih Mon? Senyum-senyum sendiri udah kayak orang gila tau gak?" Kata Cika

"Ehh Cika, sejak kapan kamu ada di depan pintu?" Ucapku yg baru menyadari keberadaan Cika

"Ya Allah nih anak matanya di kemanain yak? Perasaan dari tadi aku disini, kamu aja yg terlalu fokus ke lain hati" Cika hanya geleng-geleng kepala

"Yaa sorry Mbak, saudaramu ini sedang bahagia" ucapku cengegesan

"Wihh abis shopping nihh, pasti kamu ada main kan sama om-om?" Kata Cika menaik turunkan alisnya.

"Apaan sih Cik" ucapku sinis

"Terus belanjaan sebanyak itu darimana? Gak mungkin kan kamu beli sendiri, apalagi ada bonekanya tu. Kamu kan bukan tipe orang yg suka ngabisin duit cuma buat beli boneka"

"Ohh ya, kamu abis dari mana sihh? Tadi waktu aku pulang sekolah udah ngilang aja" ucapku mengalihkan pembicaraan

"Tadi aku tu lupa mau kasih tau kamu, aku tadi ke baazar buat beli buku novel"

"Ehh kq gak ngajak sih, aku akan juga mau beli novel"

"Ya maaf, yaudah yuk masuk. Gk capek apa berdiri depan pintu terus. Mau jadi satpam ya?"

"Ya gak lah. Ehh tadi Mama masak apa? Perutku laper nihh" aku memegangi perutku yg sedari sudah keroncongan.

"Gatau, tadi pamit mau ke salon sama Echa"

"Papa?" Tanyaku

"Masih kerja dikantor"

"Ohh iya lupa"

Aku dan Cika berjalan menuju kamar, setelah sampai kamar aku menaroh diatas kasur paperbag yg berisi baju-baju yg tadi aku beli. Ehh bukan aku sih yg beli. Tapi Nicko

"Nihh pilih baju yg kamu suka" kataku

"Kamu mau jualan baju?" Ucap Cika kebingungan

"Udah gak usah bingung, itu baju aku dapat percuma. Gak pake uang aku. Jadi sekalian aku beli buat kamu sama Echa, ambil aja mau yg mana. Tapi kalo yg kecil itu buat Echa" jelasku

"Hah? Kamu beneran jadi simpenan om-om?" Kata Cika tak percaya

"Tuhh otak yah, isinya om-om mulu"

"Ya maap" kata Cika dengan menampilkan sederet giginya

"Jadi mau gak nih?"

"Ya mau lah" Cika langsung menyambar paperbag yg tergeletak dikasur

"Laper" aku mendengus kesal karena merasa kelaparan. Tapi Mama gak masak, jadi mau gak mau harus masak sendiri atau keluar cari makan.

"Ohh iya tadi kamu dapat kiriman tuh diatas meja ruangtamu"

"Kiriman? Dari siapa?" Ucapku mencoba menerka-nerka. Apa mungkin Dika?. Tapi gak mungkin dehh kalo Dika, dia kan gak tau rumah aku. Apa mungkin Nicko? Emm kyaknya juga gak mungkin. Tadi kan aku juga udah jalan sama dia.

"Calon suami" celetuk Echa yg tiba-tiba masuk ke kamar tanpa mengetuk pintu.

"Haahh? Calon suami?" Kata ku dengan mulut terbuka lebar

"Iya itu Kak Maixel" jawab Echa

"Oh iya Maixel. Kenapa aku bisa lupa ya sama dia. Ya Allah baru aja bebas dari masalah, sekarang masalah lagi si Maixel" aku menepuk-nepuk kepala dengan bantal berkali-kali

"Emang kamu punya masalah apasih Mon?" Tanya Cika peduli

"Tau tu kak Mona, udah punya calon suami ganteng, baik, perhatian kaya lagi. Kurang apa coba? Kenapa masih aja ngeluh sihh?" Omel Echa

"Ehh Cha kamu tu masih bayi gak usah ikut campur urusan orang dewasa, lagian kamu tau apa sihh tentang cinta. Percuma kalo kita nikah sama orang yg gak kita cinta" kataku

"Udah-udah nihh baju buat kamu, mending sekarang kamu balik ke kamar kamu sendiri sana" usirku

"Yeahh ngusir. Tapi ga pa-pa dehh lumayan nihh dikasih baju, ehh. Tapi ini halal kan kak?" Echa mencurigai ku dengan tatapan sinisnya

"Halal Cha halal, su'udzon mulu sama Kakak sendiri, udah-udah sana pergi"

Aku mendorong Echa keluar kamar ku kemuduian mengunci pintu kamar agar Echa tidak sembarang masuk.

"Cik aku mau curhat nih" ucapku mulai serius

"Curhat aja, sini duduk biar enak" Cika menepuk-nepuk kasur tepat disampingnya.

Aku menghampiri Cika, lalu duduk disampingnya. Aku memulai pembicaraanku dengan sedikit ragu.

"Gimana ya" ucapku masih ragu

"Udah curhat aja, ntar gak enak kalo ada masalah kamu pendem sendiri, kamu punya aku yg selalu ada buat dengerin curhatan kamu" Cika meyakinkanku, dia memegang punggung tanganku

Medengar perkataan Cika yg memang ada benarnya, aku tidak ragu lagi untuk menceritakan semuanya termasuk tentang ancaman-ancaman yg aku dapatkan.

Aku bercerita panjang lebar tentang Nicko, kuceritakan dari awal bagaimana kita bisa berpisah dan bertemu lagi. Sampai pada saat Nicko mengancamku akan menyakiti Cika.

Cika mendengarkan ceritaku dengan seksama, ia merasa bersalah karena sudah menjadi benalu dalam hidupku.

"Mon, aku minta maaf ya" Cika menunduk sedih

"Cika kamu tu gak salah, asal kamu tau ya, aku tu seneng banget bisa punya sahabat kyak kamu. Aku bersyukur karena tuhan mempertemukan kita" ucapku jujur

"Aku gak tau kalo selama ini kamu punya masalah sebesar itu, aku tau pasti sulit bagi kamu untuk menerima mantan kamu lagi. Apalagi kamu sangat membencinya"

"Udalah Cik lupain aja. Semua masalah sudah berlalu, dia tadi udah janji buat gak nyakitin orang-orang yg aku sayang lagi. Aku yakin dia gak akan ngancam aku lagi"

"Kamu percaya sama dia?"

Sebenarnya aku sendiri tidak tau aku percaya atau tidak. Tapi mau tidak mau aku akan berusaha mempercayainya.

"Aku percaya kq" ucapku tak yakin

"Jangan pernah percaya sama cowok, selain menyebabkan sakit hati, itu juga musyrik"

"Iya aku juga tau sihh"

"Jadi dia sekolah di tempat kita sekolah?"

"Iya gitu dehh. Lebih parahnya lagi dia tu satu kelas sama Dika" ucapku mulai heboh

"Wahh parah kamu tu, sebenarnya kamu tu maunya sama Dika, Nicko atau Maixel sihh Mon?"

"Aku cintanya sama Dika"

"Yaudah pacaran aja sama Dika kalo gitu, Maixel buat aku aja gimana?"

"Ambil sono gak butuh Maixel, lagian dia kan cuma orang pilihan Mama sama Papa bukan pilihanku"

"Gara-gara curhat kelamaan nihh jadi terlena kan perutku" lanjutku saat menyadari perut ku yg dari tadi belum terisi.

Nahh looh kasihan kan cacing kremi dalam perut Mona

Cewek kalo curhat ya emang gitu, gaada habisnya.

Sampe perut laper pun dilupain, perutnya sendiri loh itu bukan perut orang lain. Terlena kan dia🤣

Udah ah capek, jumpa lain kali aja ya😂

Papay sayang-sayangku😙😚😗

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Prince Is My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang