15.Baper💕

8 1 0
                                    

Dika menatapku dengan mata berkaca-kaca, perlahan airmatanya terjatuh. Aku semakin bingung melihat Dika yg tiba-tiba menangis tanpa alasan yg belum ku pahami.

"Kamu juga ngk boleh nangis" ku hapus airmata yg membasahi pipinya. Dika memegang tanganku dan beralih menatapku.

"Aku takut ngk bisa milikin senyuman bidadari secantik kamu" aku menjadi salah tingkah mendengarnya. Blussh, seketika itu juga bisa dipastikan bahwa pipiku terlihat merah merona, aku sangat malu mendengarnya.

"Apaan sihh gombal" ucapku sambil memukul lengan Dika

"Aduhh sakit" teriak Dika

"Ehh maaf aku ngk sengaja, mana yg sakit?"

"Tapi bohong dehh" katanya dengan gelagat tawanya

"Itu pipi kamu merah ngk pa2 kan?" aku memegang pipi Dika yg nampak memerah

"Awalnya sakit, tapi setelah kamu pegang udah ngk sakit lagi kq"

"Gombal mulu dari tadi ihh"

Aku memegang tangan Dika, mencoba membantunya untuk berdiri, tiba-tiba Nicko menarik tanganku dengan kasar.

"Lepasin dia" kata Dika

"Loe mau gue hajar lagi? udah deh loe tu ngk ush ikut campur" Nicko terus saja menarik lenganku

"Dika tolong aku" ucapku penuh harap.

Dengan sisa tenaga yg ia miliki, dengan susah payah Dika menarik lengan Nicko. Namun, Nicko dengan mudah menepisnya. Dika tak menyerah, dengan sekuat tenaga Dika berusaha berdiri dan memukul punggung Nicko dengan keras.

Brukkk

Nicko dan Dika ambruk secara bersamaan. Dika masih dapat membuka matanya. Namun, Nicko tak sadarkan diri.

Aku segera mendekat kearah Dika, aku khawatir dengan keadaanya.

"Reza, Zian tolongin nihh bocah" teriak Dika sambil memegangi tepi mulutnya yg mulai membengkak. Dua orang yg diduga bernama Reza dan Zian keluar dari balik tong sampah.

"Kalian kq tiba-tiba nongol" ucapku kebingungan, mereka berdua nampak saling melirik dan menatapku acuh.

"Kenapa kalian ngk tolongin Dika sihh? Lihat tu Dika kena pukul, temen macam apasih kalian? Tega banget lihat temennya terluka gini" lanjutku yg mulai marah

"Gini-gini kita juga temennya Dika kali" kata Reza

"Temen macam apa sihh kalian? Cupu tau ngk?, harusnya kalian tu bantuin Dika"

"Asal ngomong aja loe. Ngk ush nyolot kalau ngk tau kebenarannya" kata Zian tak terima dibilang cupu

"Dika tu temen kalian, harusnya kalian tu bantuin Dika, kalau kalian bantuin Dika kan Dika juga ngk akan terluka gini, kenapa kalian biarin Dika dihajar sama Nicko? Ngakunya temen, ehhh temenya dihajar malah ditonton doang, kalian tu ngk pantes jadi temen Dika" aku mengeluarkan semua uneg2ku, aku memarahi Reza dan Zian dengan tegas.

"Wahhh ngk pantes jadi temen loe Dik kita" kata Zian sambil melirik Reza dan Dika.

Dika menggengam tanganku erat, akupun melakukan sebaliknya

"Udah marahnya?" ucapnya santai

"isssh apaan sihh aku kan belum selesai marahin mereka, lagian punya temen cupu gini"

"Aku yg suruh mereka ngk ikut campur, aku nyuruh mereka buat video.in kelakuan Nicko. Jadi ini bisa jadi bukti kalau dia benar2 melakukan kekerasan" jelasnya

Setelah mendengar penjelasan Dika, aku hanya bisa terdiam merasa bersalah karena telah memarahi Reza dan Zian.

"Reza, Zian maafin gue ya, gue udah salah faham sama kalian"

Prince Is My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang