CHAPTER 28 : [UNDERSTAND MEDIA PLAY]

725 103 15
                                    

"You can't hide the truth with a simple majority."

- The Producer -







"Minseok, kau datang," tanya Sarang ketika melihat sahabatnya tiba di kantor hari ini. Gadis itu kemudian berbisik, "Bagaimana keadaan Jihye?"

"Hm, dia baik-baik saja. Tapi ia perlu istirahat jadi ia tidak datang hari ini," jawab Minseok sembari mendudukkan dirinya di kursi. Terlihat sekali wajah pria itu lesu dan pucat.

"Yaa... kenapa wajahmu pucat?"

"Semalam aku mandi air dingin."

"Hm? Kenapa mandi air dingin? Bukankah harusnya kau mandi air hangat-U-oh..." gumam Sarang kemudian menutup mulutnya dan membelalakan matanya sedikit, "Sepertinya aku tahu apa maksudmu, Kim Minseok."

Kening pria itu mengerut sedikit, "Apa?"

"Ya, apalagi? Kau tidak melakukannya bersama Jihye, huh?"

Minseok tersedak air liurnya sendiri. Ia terkejut bahkan Sarang pun bisa berpikiran demikian.

"Yaa, jaga bicaramu!" bisik Minseok tertahan dengan mata melotot.

"Ya, maaf, maaf. Tapi benar, bukan?" tanya Sarang. Gadis itu kemudian menahan tawanya saat melihat wajah Minseok yang memerah, dan pria itu mengalihkan wajahnya ke arah lain. Yah, Sarang bukanlah gadis berumur belasan tahun yang masih polos, sedikit banyak ia sudah tahu soal hal seperti itu dari novel yang ia baca.

"Hei, tidak apa. Kau tidak perlu malu. Ah... kapanlah aku sepertimu," gumam Sarang sembari berpangku dagu, menatap kosong ke langit-langit kantor.

Minseok mendengus kecil kemudian, "Makanya, cari suami sana. Bukankah banyak yang mengantri untukmu?"

Sarang menggelengkan kepalanya, "Aku belum menemukan yang aku inginkan."

"Kalau seperti itu kapan kau mau dapat pasangan hidup, eoh?" tanya Minseok lagi, "Berhentilah menentukan kriteria. Buka hatimu untuk orang yang menyukaimu."

"Hm... ya, ya. Aku akan berusaha. Oh, ya Minseok," ujar Sarang, "Hari ini Emma berangkat ke Jepang?"

"Aku tidak tahu," jawab Minseok datar.

"Aku membaca artikel pagi ini, katanya ia pergi ke sana pagi ini. Wah... ketua agensinya kejam sekali menyuruhnya kerja di saat kakinya sakit seperti itu," kata Sarang sembari menghela nafas.

"Kau ada berbincang dengannya?" tanya pria itu.

"Ya, sedikit. Aku mengiriminya pesan pagi ini," ujar Sarang, "Ia bilang keadaannya sudah lebih baik. Aku heran, kenapa ia mau pergi padahal ia sendiri merasa kesusahan untuk berjalan."

Minseok terdiam sejenak. Ada rasa khawatir dalam dirinya terhadap keadaan Emma. Ya, bagaimana pun juga gadis itu kini adalah temannya.

"Hubunganmu dan Emma berjalan dengan baik, huh?" tanya Minseok.

Gadis itu tersenyum tipis, "Tidak juga. Aku sempat memiliki relasi yang tidak baik dengannya. Tapi tetap saja, aku tidak bisa mengabaikannya, Minseok. Sama seperti dirimu."

"Ya, kau benar," ujar Minseok menyandarkan tubuhnya ke kursi.

Keduanya tenggelam dalam keheningan sejenak, kemudian Sarang kembali berbicara.

"Sepertinya Sehun suka pada Jihye," ujar Sarang. Terdengar seperti gumaman, tapi Minseok mendengarnya dengan jelas.

"Ya. Aku tahu," ujar Minseok, "Jihye juga mengidolakan pria itu."

Married The Producer ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang