“Acara ini dimulai seminggu lagi. Jadi aku harap semuanya sudah mempersiapkan kegiatan kita nanti. Hari ini beberapa orang akan berangkat ke Busan untuk mempersiapkan segalanya,” ujar Jongdae dalam rapat hari ini. Pria itu melanjutkan, “Tim dari Music Show bisa datang ke Busan sehari sebelum acara karena mereka hanya membantu koordinasi tata panggung dan konsep musik di sana.”
“Baiklah,” jawab Minseok menganggukkan kepalanya, diikuti Jaehyun, Jihye dan juga Kyungsoo.
“Rapat selesai hari ini. Jika ada yang harus dibicarakan bisa sampaikan padaku atau Minseok. Selamat siang.” Jongdae mengakhiri rapatnya hari ini.
“Wah… rasanya melelahkan sekali,” gumam Jaehyun merenggangkan tangannya, “Aku tidak bisa membayangkan bagaimana jika kemarin aku ikut bersama kalian ke Busan untuk survei.”
Jihye tersenyum, “Oh, ya, Sonbae. Bagaimana keadaan istrimu?”
Jaehyun menghela nafas, “Ia baik-baik saja. Sekarang memang sudah di rumah sakit mengingat keadaan perutnya semakin besar dan aku yang semakin sibuk.”
“Kau harus pulang jika kau ingin menemani istrimu,” jawab Minseok, “Atau mau kugantikan saja dirimu dari kerjaan ini?”
Jaehyun berpikir sebentar, kemudian ia menghela nafas, “Aku merasa tidak enak.”
Minseok tersenyum tipis, “Tidak masalah. Harusnya kau bilang padaku jika kau keberatan. Utamakan keluargamu daripada pekerjaanmu. Aku akan bilang Sarang untuk menggantikanmu, dan kuharap kau bisa menggantikan pekerjaan Sarang di sini.”
Jihye tersenyum tipis. Ia senang Minseok bersikap demikian pada Jaehyun. Paling tidak pria itu sudah bisa tersenyum lebih sering sekarang.
“Terima kasih, Minseok-ah. Maaf aku tidak membantu banyak,” ujar Jaehyun.
“Ei, tidak masalah, Sonbae,” jawab Jihye, “Benar kata Minseok PD, istrimu lebih penting sekarang.”
“Ayo temui Sarang dan bicarakan hal ini,” ujar Minseok pada Jaehyun.
“Eoh, baiklah.”
Minseok dan Jaehyun pun keluar dari ruang rapat, begitu juga Jihye dan Kyungsoo yang menyusul di belakang mereka.
“Wah, minggu-minggu ini aku merasakan aura berbeda dari Minseok PD,” gumam Kyungsoo sembari mengusap dagunya.
“Kenapa?” tanya Jihye.
“Akhir-akhir ini Minseok PD lebih sering tersenyum dan sangat ramah. Ia jarang marah-marah walau masih saja terkadang,” ujar Kyungsoo.
Jihye tersenyum tipis. Yah, memang Minseok sudah banyak berubah. Pria itu jadi jarang marah, walau tetap saja ia memarahi Jihye jika ada kesalahan yang dilakukan gadis itu. Tidak berbeda, tetap menyeramkan seperti biasa walaupun ia istrinya. Sampai di rumah, Minseok tidak meminta maaf karena telah memarahinya atau bagaimana. Seperti biasa, Minseok hanya mengajaknya berbincang, minta dibuatkan teh, dan lain-lain.
Kemajuannya adalah, mereka kini mulai tidur bersama. Hanya berbincang, lalu ketiduran usai mendengarkan cerita masing-masing.
“Hei, Jihye. Kau tahu permasalahan Minseok PD?” tanya Kyungsoo, “Katanya mereka menuntut Minseok PD. Namun tuntutan itu segera ditarik kemudian oleh Kim Jongin. Aish, pasti malu sekali rasanya.”“Yah, baguslah. Masalah ini tidak berlarut-larut lama,” jawab Jihye tersenyum tipis.
Kyungsoo menganggukkan kepalanya lalu mengubah topik pembicaraan, “Bagaimana kau dengan Sehun? Kudengar kalian sering jalan bersama!”
Jihye membelalakan matanya, “B-bagaimana kau tahu?”
“Beberapa kali aku melihatmu masuk ke dalam mobil Sehun, atau bertemu dengannya di kafe?” jawab Kyungsoo.
“Wah, kenapa kau bisa melihatnya? Kau mengikutiku, huh?!” seru Jihye.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married The Producer ✔️
Romantiek["MARRIED" SERIES #1] Apa yang akan kalian nilai dari sosok Kim Minseok ketika pertama kali bertemu? Dia tampan? Pasti. Dia mapan? Tentu saja. Berpendidikan, mandiri, calon menantu dan suami idaman? Semua predikat itu ada padanya. Dia baik hati dan...