CHAPTER 10 : [WHO?]

578 84 17
                                    

Minseok terbangun dari tidurnya pagi hari karena dering handphone miliknya. Pria itu kemudian meraih benda tersebut yang terletak di meja nakas dengan malas.

"Halo?" jawab Minseok dengan suara serak.

"Minseok!!"

Seketika Minseok menjauhkan handphone itu dari telinganya.

"Ibu, tidak perlu berteriak! Ini masih pagi..."

"Bagaimana Ibu tidak berteriak, eoh?! Aku mendengar berita dan di tempat kerjamu terjadi masalah!" jawab Jisoo di seberang panggilan, "Apakah Jihye baik-baik saja?"

Minseok menghela nafas, "Iya, Bu. Jihye baik-baik saja."

"Kau harus menjaga Jihye! Kau tahu betapa paniknya aku saat tahu Jihye nyaris jadi korban?!"

"Iya, Bu. Aku mengerti. Sudah dulu, aku mau pergi kerja," ujar Minseok kemudian pria itu dengan cepat mematikan telepon sepihak.

Katakanlah Minseok tidak bersikap baik pada ibunya. Tapi apa mau dikata. Wanita itu tidak akan berhenti mengoceh jika Minseok tidak menghentikannya. Sebuah panggilan sekali lagi masuk, dan Minseok dengan malas sekali lagi mengangkatnya.

"Halo?"

"Minseok, ketua Jang ingin bertemu denganmu. Kau harus ke sini secepatnya," ucap Sarang di seberang sana.

"Hm, baiklah. Aku ke sana sebentar lagi," jawab Minseok. Pria itu kemudian keluar dari kamarnya, dan tidak mendapati siapa-siapa di rumahnya. Ia menatap pintu kamar Jihye yang tertutup.

Mungkin ia masih tidur, gumam Minseok. Namun perkiraannya salah karena ia melihat sebuah omelet berada di atas meja makan dengan note di sana.

Aku pergi lebih dulu, Minseok PD. Ada sesuatu yang harus aku kerjakan.

PS: Jangan lupa sarapannya di makan.

Jihye.

Minseok menatap omelet itu di atas meja. Perlahan pria itu mulai mencicipi omelet buatan Jihye. Tidak banyak reaksi yang ditunjukkan Minseok. Pria itu hanya menyantapnya sampai habis, kemudian bersiap-siap pergi ke kantor DBS.

***

Jihye duduk di kursi tunggu rumah sakit sudah tiga puluh menit yang lalu. Tujuan utamanya adalah untuk bertemu manajer Sehun lebih dulu. Ruang pria itu masih tertutup karena ini masih pukul tujuh pagi. Tidak lama kemudian, seorang pria yang Jihye yakini adalah manajer Sehun datang, Han Kikyung.

"Manajer Han," sapa Jihye sembari menganggukkan kepalanya sopan dan berdiri dari duduknya.

"Oh, Jihye PD," balas Kikyung sopan, "Ada apa ke sini pagi-pagi sekali?"

Jihye meringis kecil, "Saya ingin meminta maaf secara pribadi kepada Anda."

Pria awal empat puluh itu tersenyum, "Semua sudah berlalu, PD-nim. Lagipula, Sehun juga sudah baik-baik saja."

"Ini, saya membawakan sarapan pagi untuk dirimu, dan juga untuk Sehun. Kuharap kalian menyukainya." Jihye kemudian menyodorkan dua kotak makan kepada Kikyung.

"Aigoo, Jihye PD, tidak usah repot-repot!" seru Kikyung terkejut sekaligus merasa tak enak.

"Tidak, Manajer Han. Tolong terima ini dariku, agar aku merasa lebih baik," ujar Jihye.

Kikyung menghela nafas dan tersenyum lagi, "Baiklah. Terima kasih banyak, Jihye PD."

Jihye menganggukkan kepalanya, "Baiklah kalau begitu saya permisi lebih dulu."

Married The Producer ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang