Sanga.

3.1K 505 11
                                    

Gue lagi santai-santai ngemil eskrim di ruang tamu sambil baca majalah, tiba-tiba ada tangan yang melingkari pundak gue.

Gue menoleh mendapati Daddy lagi senyum lebar.

"Kenapa Dad?"

"Nonton yu!"

"Lah tumben? Biasanya upin-ipin?" Tanya gue lalu kembali fokus ke majalah.

"Mau aja, udah lama juga kan kita nggak nonton bareng?"

Gue menerawang mengingat lalu akhirnya mengangguk, gue pun menyimpan majalah di rak khusus, "Yaudah ayo,"

Gue mengiyakan ajakan Daddy lalu bangkit dari sofa berjalan ke kamar untuk mengganti pakaian, karena ada film juga yang mau gue tonton, lumayan lah uang jajan gue nggak terkuras dengan nonton sendirian.

Gue bisa lihat Daddy tersenyum puas, "Nggak usah dandan cantik, kamu udah cantik,"

Sa ae ni bapak-bapak.

******


Setelah selesai nonton gue menyadari satu hal, gue sangat amat menyesal nonton bareng Daddy.

Selain banyak yang memperhatikan kita berdua, apalagi dengan tampang Daddy yang masih kelihatan muda padahal sudah berumur, banyak banget yang bisik-bisik tetangga, ada yang memuji Daddy ada juga yang menghina gue.

Hadeh, ini nih yang bikin gue males kalau jalan sama Daddy.

Selain itu yang paling bikin males kalau nonton sama Daddy itu, Daddy sering banget sok jagoan, contohnya hari ini dengan nonton film boneka chucky terbaru, gue nggak ingat kalau Daddy itu penakut, gue iyain aja, taunya di dalem teater teriak-teriak ketakutan.

"Dad, lain kali kita nonton aja dirumah, movie marathon," ajak gue.

Daddy menoleh dengan tatapan polos.

"Aku gamau telinga ku pecah dan kita jadi pusat perhatian gini,"

Daddy tiba-tiba senyum terus colek pipi gue, "Cemburu ya?~"

Bisa sehari nggak over pede?

Gue cuma memutar bola mata malas, "Buk---,"

Baru aja gue mau ngomong, ucapan gue terhenti karena Daddy tiba-tiba menyodorkan smartphone nya ke gue, gue cuma ngernyit bingung.

"Hah?"

"Fotoin daddy ya?"

"Hm?"

"Cepetan sayang!"

Gue cuma bisa lagi-lagi pasrah dengan tingkah beliau.

Cekrek!


"Udah Dad," gue menyodorkan smartphone ke arah Daddy, dan diterima dengan riang oleh beliau.

"Daddy masih keliatan kaya anak muda ya," suara nya terdengar super pede, gue cuma iya iya aja.

Lagi tenang nungguin Daddy, suara bariton memanggil nama gue.

"[Name]?"

Gue menoleh terkejut dengan penampakan seseorang.

"Elo?"

*****

Siap-siap ya;)

Daddy! | Oikawa Tooru.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang