Sepuluh.

3.1K 560 133
                                    

Gue sedang berada dalam suasana mencekam, jujur aja ini gue merasa lagi duduk di kursi panas.

Tapi bukan kursi DPR ya.

Samping gue terisi oleh Daddy yang menatap lurus tegas ke arah seorang cowok di hadapannya. Iya, cowok yang tadi memanggil gue.

"Jadi ada hubungan apa kamu sama anak saya?" Tanya Daddy to the point.

Gue melotot mendengarnya, apa-apaan banget dengan pertanyaan yang satu ini. Berasa lagi di interogasi.

Cowok di hadapan gue cuma diem aja kalem, gue tahu cowok ini nggak bakalan jawab yang aneh-aneh pasti.

"Kami hanya sebatas orang yang saling menguntungkan,"








HAH?!

GOSH!







"Maksud kamu apa?!" Daddy jelas terkejut dengan jawaban cowok yang dengan santainya menyeruput milkshake cokelat dan sesekali menyomot red velvet di hadapannya.

Daddy menoleh ke arah gue lalu balik ke cowok itu, ke gue lagi ke cowok itu lagi, berulang.

Gue menghela nafas kasar, memang ini nggak ada orang yang sedikit normal di sekeliling gue?!

"Lu kalo ngomong yang jelas dong! Bikin orang lain salah paham aja!" Kesal gue sambil mendelik ke arah dia.

Cowok itu menatap gue dengan polos, "Bukannya iya? Kita saling menguntungkan kan?"

"Sayang! Jelasin apa maksudnya!"

Gue menarik nafas-buang lagi, tarik lagi-buang lagi, menahan emosi takutnya nanti malah DUAR!!

"Jadi Dad, dia itu salah satu atlet voli di sekolah, nah dia minta bantuan aku untuk jadi manajer ekskul voli," jelas gue lalu mendelik kearah cowok tadi.

"..dan gue nggak merasa diuntungkan ya! Gua terpaksa!"

Cowok itu hanya mengangguk-anggukan kepalanya dengan wajah polos, jujur ya wajahnya tuh kalem-kalem serius gitu, tipe cool tapi kenyataanya kek anak bloon ga pekaan.

Sorot mata Daddy agak berubah, lebih bersinar apalagi ketika mendengar kata "voli" disebut.


Dengan santai Daddy berpindah duduk di samping cowok itu, terus dengan sok kenalnya merangkul dan sesekali menepuk pundak nya.

"Oh atlet voli toh? Om juga dulu sama atlet, posisi Om setter, setter terbaik se-kota eh nggak, se-provinsi, gini-gini juga Om mantan atlet nasional di Argentina," dengan bangga Daddy membicarakan dirinya sambil sesekali tertawa.

Cowok yang di sampingnya hanya memanggut-manggutkan kepalanya, gue merasa kasihan juga sih.

"Posisi kamu apa?"

"Wing spiker Om,"

"Wih, ace dong ya,"

"Ah- nggak juga kok Om, saya masih amatir,"

"Jangan gitu, gausah merendah kamu, badan kamu tinggi gini, badan kekar..," komentar Daddy sembari menilik dari ujung rambut hingga kaki, lalu akhirnya mengangguk percaya diri, "Hm, meski lebih kekar dan fit Om ya, dan ya wajah juga lebih ganteng Om, hehe,"

Gue memutar bola mata malas.

"Oh iya, karena anak Om jadi manajer ekskul, Om titip ya, nama kamu siapa?"

"Oh iya Om, siap. Hm? Nama saya..





































































...Ushijima Eichi, Om,"

"Eh?"

*****


Daddy! | Oikawa Tooru.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang