Sewelas.

3.3K 546 193
                                    

Sudah hampir tiga hari Daddy antar-jemput gue pergi ke sekolah, dan tiga hari pula gue merasa terkekang banget. Bukan apa-apa, Daddy udah datang bahkan 1 jam sebelum bel pulang, biasanya sama sekali nggak begitu.

Kalau pun tepat waktu, itu juga tepat banget sama bel atau kadang lebih, dan membuat gue harus menunggu. Atau kadang Daddy menyuruh supir pribadinya di kantor untuk menjemput gue.

Namun tiga hari ini Daddy dengan rajin antar-jemput gue, dan pasti aja udah stand by.

Bermula dari ketemu teman gue di bioskop berakhir dengan seperti ini.

Iya, yang waktu itu. Ushijima Eichi, cowok yang memaksa-maksa gue jadi manajer ekskul voli.

Gue menjabat jadi manajer sejak kelas 10 sebetulnya, hanya saja gue keseringan bolos karena di rumah juga gue nggak santai-santai amat. Lagipula bisa dibilang gue orangnya no life, males kalau bersosialisasi sama orang lain, apalagi ini kebanyakan anggota ekskulnya laki-laki dan emang gue jadi manajer tim laki-laki. Jadi bikin males.

Udah ribet mengurus Daddy, gue harus ribet juga mengurus anak laki yang selusin lebih.

Pertemuan yang nggak sengaja berakhir dengan kekangan Daddy yang luar biasa.

Yang gue tahu, ada satu cowok, dulunya seangkatan sama Daddy waktu SMA cuma beda sekolah, dan memang katanya memaksa-maksa Daddy untuk pindah sekolah ke sekolahnya, karena bakat Daddy sebagai setter tidak bisa diragukan, namun Daddy nggak pernah mau, dan pasti tim voli Daddy selalu kalah oleh tim cowok tersebut.

Namanya, Om Ushijima Wakatoshi.

Gue kira nama marga Ushijima itu banyak, makanya waktu Eichi atau yang lebih dikenal Ushei maksa gue jadi manajer, gue nggak berpikir sampai sana.

Dan takdirnya mungkin tiga hari lalu, gue tahu kalau Ushei anaknya Om Ushijima.

Kalau harus gue ceritakan, ketika Ushei bilang nama lengkapnya, Daddy kaget gitu blank kaya shock sampai teriak dan narik gue keluar ninggalin Ushei dengan tampang bingung blo'onnya gitu.

Ya kalau bill udah dibayar sama Daddy.

Di rumah juga Daddy langsung marah-marah dan nyuruh gue keluar dari ekskul voli, terus interogasi gue, katanya kalau gue merasa nggak nyaman bilang biar Ushei di tuntut.

Hadeh.

Kalau gue sih nggak masalah sejujurnya, dan ya tahun depan juga gue sudah pensiun karena mau fokus masuk PTN, jadi ya dinikmati aja.

Tapi kebalikan sama Daddy yang pokoknya gue harus menjauh dari Ushei, bahkan teman-teman Daddy yang lain pun menyetujui, seperti Om Takahiro, Om Issei, Om Hajime dengan semangat 45 menyuruh gue menjauh dari Ushei.

Tentunya Daddy yang cerita ke mereka tepat setelah kejadian itu.

Sekarang gue lagi kebingungan, pasalnya disini gue terjebak, bukan terjebak nostalgia y.

Terjebak dengan dua orang yang lagi saling menatap satu sama lain tajam, awas ah jatuh cinta. H3h3.

"Ngapain kamu disini?" Suara yang biasanya riang terdengar lebih serius dan tajam.

"Mau ngajak [Name] ke gymnasium, Om," balas Ushei datar, wajahnya sedatar triplek.

"Sudah saya bilang, kalau anak saya udah berhenti jadi manajer,"

"Nggak bisa gitu Om, [Name] baru boleh berhenti kalau masa jabatannya habis,"

"Saya nggak perduli, mau abis atau nggak, [Name] berhenti," wajah Daddy semakin nggak bersahabat.

Daddy! | Oikawa Tooru.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang