Telulas.

3.1K 512 15
                                    

Bulan sekarang memang bulan yang paling panas di tahun ini.

Keringat udah banjir aja, padahal tadi pagi udah keramas cantik tapi tetep aja masih panas.

Mau nyalain AC tapi rusak.

Hadeh nasib emang.

Akhirnya gue memutuskan untuk pergi ke gazebo di belakang rumah, lumayan kan adem ya banyak pohonnya juga terus di bawahnya ada kolam ikan, jadi adem.




Gue yang lagi enak kipas-kipas pakai kertas yang dilipat-lipat gitu karena nggak ada kipas, tau pusing gue udah mutar cari kipas tangan tapi nggak nemu, pasti kerjaan Daddy sih, biasanya yang suka nyimpen barang sembarangan.

"Aduh panas ya, sayang,"

Gue menoleh sebentar, lalu membuang muka. Udah pasti ini ada maunya.

Daddy datang dengan setelan celana pendek dan kaos oblong tanpa lengan terus duduk samping gue di atas gazebo, gue yang memang posisi lagi enak banget, rebahan, dengan amat terpaksa geser badan.

"Panas banget ya, hehe,"

Gue pura-pura aja tuli, udah yakin ini udah yakin.


"Dek panas banget ya, hehe,"

Masih pura-pura budek gue.


"Aduh gakuat! Panas banget dek,"

Masih sama, pura-pura budek.




"Enak ya kalau dikipasin,"
"Enak banget ya,"
"Pasti adem,"
"Aduh mana panas lagi,"
"Pasti seger, aduh panas,"

Dan gue masih bertahan pura-pura budek.














"Dek kipasin dong,"

Tuhkan.

"Nggak mau, males,"

Enak aja minta dikipasin, gue aja bikin kipas ini dengan seluruh jiwa raga gue, pakai tangan sambil kibas-kibas. Dikira nggak capek apa?

Gue tetap dalam pendirian mengipasi diri sendiri. Mengabaikan Daddy yang sedari tadi memberi kode.





















"Enak banget, adem~,"

Otomatis gue menoleh ke arah samping dan nampak Daddy ikut merebahkan diri lalu merapat di samping gue.

*****

Daddy! | Oikawa Tooru.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang