Baekhyun mendarat di sofa terdekat dengan lompatan yang melemparkan bantalnya ke lantai. Nyaris saja mengenai gelas kopi Sehun di atas meja, yang membuat pemuda itu langsung memeluk gelas kopinya penuh kasih sayang.
"Aaah, akhirnya! Punggung gue~" Baekhyun merentangkan tangannya, menggeliat di atas sofa dengan nyaman.
"Alah, baru sekolah sampe sore doang lo udah kayak kakek-kakek aja." Chanyeol melepaskan seragamnya, menyisakan kaos abu-abu di dalamnya. Seragam putih itu pun mendarat sukses di wajah Baekhyun.
"Hih, najis!" Baekhyun langsung melemparkan baju itu ke sembarang arah. Ini studio Chanyeol juga, terserah isinya mau seberantakan apa, emangnya gue pikirin, celetuk Baekhyun dalam hati.
"Dah, gue mau ke ruang latihan aja." Jongin melepaskan tasnya di kaki sofa, menaruh ponselnya di atas meja, mengeluarkan tabletnya dari dalam tas. "Gue dapet demo baru. Pengen banget gue coba. Chanyeol, ga pengen ke ruangan?"
"Nggak ah, gue mau santai dulu." Chanyeol menghilang sebentar ke pantry kecil di balik tembok. Sekembalinya dari sana, dia membawa beberapa kaleng minuman dan beberapa bungkus besar keripik kentang. "Bang Junmyeon jadi ikut ke sini, 'kan? Mana nih si doi?"
Begitu Chanyeol meletakkan makanan-makanan itu ke meja, Junmyeon muncul di pintu, menyusul mereka bersama Kyungsoo, dengan membawa beberapa kotak donat dan sepaket piza. Baekhyun langsung duduk, bersorak, "Kita makan enak sore ini! Jongin, kalo lo kelamaan di sana, gue embat jatah lo!"
Tidak ada jawaban dari Jongin, mungkin karena ia memakai headset, juga karena grasak-grusuk geng kelaparan yang memenuhi ruang tengah. Baekhyun melihat Sehun berdiri dan membawa tiga donat, sekaleng minuman ke arah ruang latihan. Mengantarkan jatah Jongin. Baekhyun tertawa kecil, menyadari bahwa yang paling tidak tega berbuat jahil di geng ini cuma Sehun. Dan Junmyeon, barangkali, karena dia jaga imej sebagai ketua geng yang (seharusnya) berwibawa.
Kemudian, Baekhyun menyadari benda lain di atas meja, di antara limpahan makanan yang menyilaukan itu. Ponsel Jongin berada di antara kotak donat dan kumpulan kaleng minuman. Dengan iseng, dia menyalakannya.
"Wew, dikunci." Kemudian Baekhyun mengerjap cepat. "Wait. Dikunci ... gengs! Tumben banget nih anak HP-nya dikunci!"
Cuma sebagian yang menoleh, Chanyeol, Kyungsoo, Yixing, tapi yang benar-benar peduli cuma Chanyeol. "Lah iya ya. Tuh anak nggak pernah ngunci HP. Udah berapa kali lolos kena bajak sama gue gara-gara gitu. Udah bisa caranya ngunci, tuh?"
"Udah punya pacar," Minseok nimbrung sembari membubuhkan saus di atas potongan pizanya, "makanya HP doi dikunci sekarang tuh. Yakin gue."
Baekhyun berpandangan dengan Chanyeol. Chanyeol tersenyum miring, senyuman Baekhyun lebih licik lagi. "Berarti ada apa-apanya nih, di dalem, makanya dikunci!"
"Nah itu maksud gue!" tembak Minseok. "Uhuy!"
"Maksud kalian ada apanya? Bukannya kalo dikunci, artinya dia nggak mau Seulgi sembarangan buka-buka HP dia, ya?" Sehun nimbrung tiba-tiba. "Dia nggak mau kegep ngerayu cewek lain kali nih."
"Duh, Sehun, lo polos-polos imut, deh," Baekhyun memandangi Sehun sambil nyengir-nyengir. "Itu bisa jadi, sih. Tapi maksud kami bukan itu."
Sehun mengernyit.
"Ada apa-apa itu maksudnya anu."
"Anu apaan?" Sehun masih polos.
Minseok ikutan gemas. "Bisa apa aja. Yang bakalan gawat kalo misalnya diliat bokap atau nyokapnya. Atau kita-kita."
Sehun langsung konek. "Oh. Oke, gue paham." Dia mengakhirinya sampai di situ, kupingnya agak merah.
"Emang otak lo betiga ya," Junmyeon berdecak. "Gue aja nggak kepikiran apa-apa. Lo-lo pada sampai sejauh itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
blooming days
FanfictionMasa SMA katanya masa yang paling keren, paling rame, paling seru, masa saat banyak hal bersemi. Gimana sih dua geng ini menghadapinya? {exo x red velvet daily school life!au, each chapter can be read separately}