Wendy baru keluar dari ruang kelas ketika Chanyeol meneleponnya.
"Wen, pulang bareng gue yuk. Lo lagi nggak bareng Seulgi atau Sooyoung kan?"
"Tumben nih ngajakin. Lo naik sepeda?" Wendy melirik pada Seulgi, yang langsung mengangkat alisnya. Mereka langsung saling mengerti untuk tidak membicarakan soal girls day out mereka berdua setelah ini, yang rencananya bertujuan ke salon kuku yang tak jauh dari area sekolah mereka.
"Nggak. Lo liat aja nanti. Gue tunggu di gerbang depan ye."
"Ya udah. Bentar, gue masih di koridor."
"Iya, Sayang, selow. Mau sampai kapan pun, lo tetep gue tunggu kok. Selamanya pun bakal gue tunggu."
Wendy membayangkan muka Chanyeol yang sedang cengar-cengir mengatakan hal tersebut, dan ia pun langsung pura-pura muntah.
Mereka berdua berpisah di ujung koridor. Seulgi berbelok ke area parkir sepeda, karena Jongin pasti sudah menunggunya di sana, dan Wendy terus berjalan menuju gerbang utama. Chanyeol sudah terlihat di antara aliran siswa yang berduyun-duyun pulang, badannya yang tinggi itu menjulang seperti menara di antara orang-orang yang berdesakan. Wendy berlari kecil.
"Ada apa nih?"
Chanyeol mengedikkan dagunya ke arah kanan, agak jauh dari gerbang, sebuah mobil terparkir.
"Lo nggak becanda ... kan? Lo belum punya SIM!" Wendy menotol-notol lengan Chanyeol dengan kukunya yang tajam.
"Ya enggaklah. Itu mobilnya Kak Yoora, masa lo lupa."
"Oh ... kita dijemput Kak Yoora, nih?" Wendy terbelalak, terdiam sebentar. "Gue nggak bakal disidang kan? Ampun, gue cuma pake seragam! Sayang, bentar, aku pake liptint dulu!"
Chanyeol tergelak, teringat akan hari (setengah) sialnya di acara makan malam keluarga Wendy. "Elah, nggak salah kostum kok. Tenang, lo tetep cantik. Sama cantiknya kayak Kak Yoora."
Wendy, yang selalu sigap membawa liptint di dalam tasnya untuk jaga-jaga, sedang menotol-notol warna pink itu di bagian tengah bibirnya. Chanyeol bengong sesaat karena Wendy bisa melakukan semuanya tanpa menggunakan cermin.
Chanyeol membukakan pintu belakang untuk Wendy, dan ia pun melompat ke kursi depan. Yoora sedang menonton drama dari ponselnya, langsung mengakhirinya begitu Wendy menutup pintu.
"Hello, Kak. Apa kabar?"
"Hello, Sayang!" Yoora menoleh dan tersenyum lebar. "Baik banget. Hari yang cerah, ya? Gimana sekolahnya?"
"Lancar," Wendy mengacungkan jempolnya. "Kita mau ke mana, nih?"
"Ke tempat yang cozy," ucap Yoora sambil menyalakan mesin mobil, "kita ngobrol-ngobrol sambil makan. Ada yang mau gue omongin sama elo, Wen."
Seketika, suasana isi kepala Wendy jadi tegang.
. . .
Yoora dan Wendy sudah saling mengenal sejak lama, bahkan sebelum ia dan Chanyeol jadian. Yoora pernah beberapa kali berkunjung ke studio dan pernah pula turut hadir menonton penampilan mereka di beberapa event. Kakaknya sudah menikah sebelum ia dan Chanyeol dekat, tapi yang Wendy tahu sekarang suaminya masih berada di luar negeri untuk melanjutkan studinya, sehingga beberapa kali mereka juga bertemu di apartemen Chanyeol karena sang kakak menginap di sana.
Sekarang, adalah kesempatan pertama mereka makan bertiga. Wendy jadi agak was-was, dan perhatiannya berkali-kali tertuju pada tas kertas yang berada di kursi di samping Yoora, logo sebuah butik terkenal terpampang besar di tengah atas tas tersebut, tetapi firasat Wendy berkata bahwa isinya tidak berkaitan dengan itu. Barangkali Yoora hanya menggunakannya secara berulang-ulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
blooming days
FanfictionMasa SMA katanya masa yang paling keren, paling rame, paling seru, masa saat banyak hal bersemi. Gimana sih dua geng ini menghadapinya? {exo x red velvet daily school life!au, each chapter can be read separately}