Junmyeon mengamati layar ponselnya, sembari sesekali menggulirkannya dengan bosan, sambil menguap. Di seberangnya, Jongdae sedang sibuk mengutak-atik kamera. Minseok bernyanyi dengan gitar di sisi lain sofa yang didudukinya. Kyungsoo sedang mengamati apa yang Jongdae kerjakan.
Sekali lagi, Junmyeon menguap. "Jongin lama bener, sih. Cuman beli piza juga."
"Jangan-jangan kartu kredit lo ditilep lagi," komentar Minseok santai.
Junmyeon mendengkus lalu tertawa. "Tilep aja kalo berani. Tuh kartu atas nama bokap. Bisa kena tuntut dia sama bokap gue."
"Sekalian belok dikit ngapelin Seulgi kali." Minseok lantas beralih pada Jongdae, "Eh, Jongdae, lo masih di sini aja. Katanya mau ke rumah temen lo, ngerjain presentasi. Besok udah tanggal lima, presentasi kelompok lo yang kata lo nentuin banget itu. Gue udah ngingetin lo ya ini."
"Udah, ntaran aja. Nanggung nih. Abis jam tujuhan juga nggak papa."
Junmyeon tertegun. Ia mengangkat kepalanya dari ponselnya, mengamati temannya satu per satu dengan cepat. "Besok tanggal lima? Lusa tanggal enam dong—"
"Yaelah Jun, ponakan gue yang belum TK aja tau abis lima tuh enam."
Mata Junmyeon membeliak, tidak peduli pada guyonan Minseok. "Tanggal enam! Gila, hari jadi gue sama Juhyun! Beliin apa gue? Gue lagi gaada ide pula ...." Junmyeon melongo sebentar. "Guys, bagusnya apaan? Gawat kalo nggak ngasih kado nih, dia udah bikin surprise gede-gedean pas gue ulang tahun kemaren!"
Tidak seperti kepanikannya, teman-temannya cuma memandangnya datar. Tak berapa lama kemudian, mereka kembali asyik dengan pekerjaan masing-masing. Minseok cuma tertawa.
"Lo banyak duit, nggak usah bingung. Sekalian beliin cincin pertunangan juga nggak masalah kan buat lo?" ucap Minseok masih hendak tertawa.
"Ya masa cincin. Kaget bokap gue ntar baca tagihan kartu dari toko perhiasan. Anaknya belum ujian kelulusan udah niat kawin."
Minseok mencebik. "Apa kek. Bunga, kue, mobil?"
"Jangan becanda lo ah."
"Ya abis gimana? Lo minta saran ke jomblo, sih."
Junmyeon memandangi seisi ruang tamunya itu lagi. Benar juga, semua orang di sini tidak ada yang punya pacar.
Pening, Bos.
. . .
Junmyeon sudah menjelajah ke belasan situs saran-saran tentang hubungan dan tips-tipsnya. Ia masih belum menemukan hal yang cukup menggugah dan mungkin cocok untuk Juhyun. Bunga? Sudah terlalu biasa. Juhyun bahkan punya toko bunga. Bunga apa yang tidak dikenal Juhyun? Dia bahkan hafal sampai ke arti-arti bunga. Kue? Juhyun ahlinya. Kue buatan Juhyun sendiri bahkan lebih enak daripada kue dari kafe langganan mereka.
Ia bertopang dagu sambil membaca artikel dari situs kesekian yang masih sama membosankannya.
"Wah, ruang OSIS kedatangan pensiunan, nih."
Junmyeon cuma melirik. Yixing tersenyum geli sampai memperlihatkan lesung pipinya. Lelaki itu menaruh dokumen ke rak terbuka di samping meja komputer tempat Junmyeon berada. Junmyeon memilih tempat yang sepi ini daripada berkumpul bersama teman-temannya lalu diejek habis-habisan gara-gara bingung masalah kado di H-1.
"Kenapa, lo?" Yixing bertanya sambil menyortir dokumen yang dia ambil dari rak. "Kelihatannya pusing banget."
"Gue lagi nyari kado," curhat Junmyeon tanpa ragu-ragu. Yixing adalah orang baik-baik yang tidak terlalu menomorsatukan ejekan pada teman yang sedang teraniaya. "Besok hari jadi gue sama Juhyun."
KAMU SEDANG MEMBACA
blooming days
ФанфикMasa SMA katanya masa yang paling keren, paling rame, paling seru, masa saat banyak hal bersemi. Gimana sih dua geng ini menghadapinya? {exo x red velvet daily school life!au, each chapter can be read separately}