Sehun bisa berada di mana saja. Sehun mudah beradaptasi. Sehun senang nongkrong di berbagai tempat, walaupun kerjanya pasif, ia senang mengamati kegiatan-kegiatan klub lain. Seperti hari ini, giliran klub fotografi yang sedang ditongkronginya. Klub itu sedang cukup ramai hari ini, karena anggota-anggotanya sedang mencoba teknik potret bunga, mempelajari cara pencahayaan yang baik dan tata letak barang-barang komplementer yang tepat.
Lebih tepatnya, hari ini Sehun mengekori Junmyeon, salah satu senior favoritnya, yang kerap jadi bintang tamu klub fotografi tapi tak pernah menjadi anggota resminya. Salah satunya adalah karena selera foto laki-laki ini bagus, dan selalu tahu momen foto yang terbaik untuk dirinya.
Ada pula pacar Junmyeon, Juhyun, yang menyediakan semua bunga-bunga ini. Keluarganya punya toko bunga segar yang cukup dikenal di kota, dan Sehun sering melihat Juhyun wara-wiri jadi endorser bunga-bunga itu di momen-momen tertentu.
Jongdae juga berada di sana, sebagai anggota klub fotografi paling loyal dan 'fotografer pribadi' Junmyeon. Ia sibuk mengatur bunga-bunga dan menggeser-geser meja di sekitar jendela, lalu memberi arahan pada beberapa junior yang memperhatikannya dengan penuh konsentrasi. Sehun sesekali ingin tertawa, Jongdae terlihat kerepotan sekali. Bersama Minseok, yang tadinya cuma ingin melihat-lihat tetapi malah ikut membantu-bantu, hanya suara mereka yang mendominasi ruangan.
"Eh, eh, jar yang itu, tolong ambilkan. Taruh di sini. Coba foto bunganya dengan itu."
"Bungannya dimasukkan ke dalamnya, Kak?"
"Nggak, nggak." Jongdae mendekat. "Direbahin. Coba dulu, bagus nggak. Nih, kelopak-kelopak bunganya. Pastiin cahayanya nggak mantul dari bodi jar. Cari angle yang bagus."
Di luar Jongdae yang sibuk mengatur-atur, Junmyeon yang berduaan dengan Juhyun merangkai bunga-bunga bak memiliki seluruh dunia dan isinya hanya untuk mereka berdua.
Ada satu orang junior yang juga sibuk dengan bunga, tapi sama sekali tidak mengganggu yang lain. Ia tidak termasuk dalam klub, tetapi Minseok adalah sepupunya, mereka cuma jalan bersama tadi. Ia tampaknya senang sekali dan bermain dengan bunga-bunga, baik rangkaian yang telah difoto atau masih menunggu giliran. Sesekali ia berswafoto dengan bunga-bunga itu.
Dia Kim Yerim, si social butterfly sekolah yang kenalannya mulai dari anak paling cupu di tingkat pertama sampai senior mantan ketua OSIS yang paling terkenal di sekolah.
Sehun berkali-kali meliriknya. Sesekali pula tersenyum tanpa dirinya sendiri sadari.
Yerim menyadari salah satu dinding klub yang dicat berbeda dari yang lain, berwarna pink pastel, yang memang khusus dibuat untuk latar foto. Ia menuju tempat itu, sembari memegang beberapa tangkai tulip merah jambu, dan mencoba untuk berswafoto.
Sehun segera beranjak. Tempat itu terlalu bagus untuk dilewatkan jika hanya untuk selfie.
"Sini gue fotoin."
"Eh—wah, Kak Sehun, thanks lho." Wajah Yerim semakin cerah. Ia menyerahkan HP-nya. "Tolong, ya."
Sehun agak menjauh sedikit, mengambil posisi yang pas agar bisa memotret Yerim full body, yang berpose dengan manisnya, Ia mengambil foto beberapa kali, lalu memandangi hasilnya sendiri. "Bagus." Dikembalikannya HP tersebut. "Pasti abis ini langsung masuk IG."
"Tau aja Kak." Yerim melonjak gembira mendapati fotonya. "Makasih yah."
Sehun mengangguk, lalu mundur lagi. Yerim juga menepi, masih sibuk dengan HP. Di tempat duduknya sebelumnya, Sehun juga diam-diam membuka HP, langsung menuju Instagram.
Yerim langsung memposting foto tersebut. Dasar anak hits IG, celetuk Sehun dalam hati sambil tersenyum kecil. Dengan bantuan aplikasi lain, ia pun menyimpan foto tersebut. Masih memandanginya kemudian, Ia merasa perlu bangga karena itu foto yang ia ambil sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
blooming days
FanfictionMasa SMA katanya masa yang paling keren, paling rame, paling seru, masa saat banyak hal bersemi. Gimana sih dua geng ini menghadapinya? {exo x red velvet daily school life!au, each chapter can be read separately}