Chapter 1

1.2K 117 11
                                    

PLAK!

Tamparan keras mendarat dipipi kanan Sohyun yang sedang bertekuk lutut dihadapan 3 gadis lainnya. Ia hanya diam pun tak membalas perbuatan ketiga manusia didepannya.

Ahh, gadis itu sudah tidak menganggap mereka manusia melainkan iblis yang sudah berkeliaran dari neraka. Dengan pongah gadis yang menampar Sohyun kali ini menjambak rambutnya dengan keras membuat sang empu memekik kesakitan. Kini ia tak lagi dapat menahan air mata yang sedari tadi ia tahan agar tidak jatuh membasahi pipinya.

"Bajingan kau Shin Sohyun!" Ujar salah satu gadis yang tampak begitu mendominasi dari yang lain.

Sohyun hanya diam. Menjawab sama saja gadis itu mencari mati. Pilihannya hanya diam setiap kali kerap menjadi bahan pembullyan. Dirinya sudah menjadi korban dari pertengahan semester tahun pertama masuk hingga sekarang ia memasuki pertengahan tahun ketiga disekolah. Begitu lama gadis itu menahan penderitaan, membuatnya menjadi semakin kebal terhadap semua tindak kekerasan yang ia terima. Kehidupan sekolah di negeri ginseng tak seindah yang ditampilkan didrama-drama stasiun televisi.

3 gadis yang kerap membully Sohyun tak lain adalah Nam Sooji, Cha Eunbi dan Lim Chaeyoung. Ketiganya gemar menyiksa dan mengganggu Sohyun lantaran gadis itu penakut dan lemah. Bahkan gadis itu tidak pernah melawan dengan apa yang mereka lakukan padanya.

Perilaku tersebut membuat Sooji dengan mudah menemukan mainan baru disekolah. Pun Sohyun menuruti semua permintaan Sooji dan kedua temannya. Ia kerap dijadikan budak atau hanya sekedar pelampiasan kekesalan. Serendah itu dirinya dianggap.

"Berani sekali dirimu?! Kau pikir kau hebat begitu? Kau berani sekarang padaku hah?!" tanya Sooji dengan maniknya yang menatap tajam Sohyun seakan tatapan dapat menembus jantung gadis itu.

Dengan tubuh gemetar, Sohyun hanya bisa menggeleng sembari menahan tangisnya agar tidak semakin pecah. Ketakutannya pada seorang Sooji membuatnya sedikit merasa trauma acap kali Sooji hanya menatapnya. Menangis yang hanya bisa ia lakukan setiap kali disiksa guna menumpahkan rasa kesal pada dirinya yang tidak bisa berbuat apa-apa. Tak seorang pun berniat membantunya walau hampir seluruh siswa dan siswi disekolah ini mengetahui dirinya adalah korban pembullyan. Lantaran Sooji merupakan anak dari kepala sekolah hingga tidak ada yang mau menjadi korban kedua.

Sohyun menatap lantai yang terlihat basah akibat tetesan air matanya. Tubuhnya gemetar sembari menangis terisak, ia berusaha menjawab. "Bu-bukan begitu.. Ak-aku-... hanya diminta tolong oleh Seokjin ssaem untuk membantunya menginput nilai, tidak ada niatan lain."

Sooji hanya berdecak kesal. Ia memutar bola mata jengah lalu berjongkok didepan Sohyun guna mensejajarkan posisinya dengan gadis itu. Sooji meraih dagu Sohyun dengan kasar, ia paksa Sohyun mendongak agar maniknya bertemu dengan manik Sooji. Sooji menatapnya dingin lalu ia bersuara untuk memperingatkan Sohyun yang kesekian kali agar gadis itu tidak berlaku macam-macam.

"Dengar, aku tahu kau sudah bosan dengan kataku tapi biar kuulang agar kau lebih mematuhiku. Jangan sekali-kali kau berani membahas perbuatanku dengan siapa pun atau dengan Seokjin ssaem maupun guru yang lain, kalau sampai kau berani melakukan itu... lihat apa yang akan terjadi padamu. Aku akan membuat kau menyesal hidup."

Sooji membuang kasar wajah Sohyun hingga tubuhnya ikut limbung jatuh kelantai. Sooji mengajak kedua temannya pergi dari tempat setelah ia merasa cukup aman sesudah mengancam Sohyun. Masih dirundung rasa takut, Sohyun mencoba menenangkan diri dengan membenarkan posisinya menjadi duduk lalu merangkum tubuh sendiri dengan memeluk kedua kaki dan membenamkan kepalanya diantara kedua lutut. Cukup merasa mendingan, Sohyun bangkit dengan perlahan. Ia usap air matanya yang sudah membasahi pipi. Ia percaya penampilannya saat ini sangatlah berantakan. Tak ingin berlarut-larut, ia segera menuju ke toilet untuk membereskan dirinya yang terlihat kacau.

Expect The Unexpected (⚠️ONHOLD⚠️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang