Chapter 4

635 88 5
                                    

Sohyun berbaring dikasur sembari menatap layar ponsel. Jarinya lincah menari-nari diatas layar hendak mengirim pesan kepada nenek untuk tidak lupa makan dan jangan terlalu larut dalam bekerja. Kesehatan yang utama. Itu yang selalu Sohyun ingatkan kepada nenek apabila neneknya pulang larut malam. Sohyun mengecek pesan-pesan yang masuk di grup kelas melalui aplikasi chat. Memastikan tidak ada tugas yang terlewat atau informasi dadakan yang biasanya disampaikan oleh ketua kelas.

Beberapa teman kelasnya terlihat bercanda saling membalas di grup. Gadis itu terkekeh akan tingkah laku beberapa teman laki-laki yang saling melempar candaan. Menyenangkan pikirnya. Hanya saja kalau ia menimbrung tentu Sooji akan langsung muncul dan mempermalukan dirinya. Untuk melakukan hal kecil saja membuat Sohyun harus berpikir berulang kali dan berhati-hati. Tidak seperti yang lain, tidak ada beban untuk berekspresi.

Terkadang Sohyun menyesali akan sifatnya yang pemalu dan lemah. Tapi tak ada yang bisa dilakukan gadis ini untuk mengubahnya. Butuh keberanian dan kemauan yang besar untuk menjadi lebih berani dan ekspresif. Merasa tak ada yang penting, ia meletakkan ponsel di atas nakas yang berada disebelah tempat tidur. Tak lupa menyalakan alarm untuk membangunkan agar ia tidak terlambat sekolah.

***

Pelajaran seni sering kali dapat menghibur Sohyun. Ia memang butuh konsentrasi tinggi untuk melukis. Kali ini guru memberikan murid kebebasan untuk mengekspresikan karya. Tidak ada objek atau pun ketentuan dalam pelajaran seni hari ini. Suasana kelas cukup tenang dan kondusif. Beberapa murid terlihat saling berbisik hanya untuk sekedar bertanya apa yang sedang mereka lukis. Dan diantaranya terlihat sangat berkonsentrasi dan tentu sisanya terlihat kebosanan hingga rasanya mereka ingin tidur ditempat.

Tempat Sohyun dan Jungkook tidak begitu jauh hanya saja mereka duduk berhadapan hingga Sohyun terlihat beberapa kali mencuri pandang ke arah Jungkook. Tetapi Sohyun berusaha untuk tidak melakukannya dan fokus kepada lukisan hanya saja, ia tidak tahu mengapa presensi seorang Jungkook begitu kuat hingga matanya tak kuasa melirik pemuda tersebut. Entah kenapa memandang Jungkook yang sedang melukis mampu menarik perhatiannya.

Manik jelaga milik Jungkook yang fokus ke kanvas, lengan baju yang digulung hingga siku membuat urat menonjol begitu kentara dan sikap Jungkook yang terlihat begitu tenang dan menikmati apa yang dilakukan pemuda itu membuat atensi Sohyun teralihkan dari kanvasnya sendiri. Ada rasa yang sedikit menggelitik perutnya tatkala ia memandang Jungkook yang sedang menorehkan senyum terlihat pemuda itu bangga dengan karyanya sendiri. Memang karya Jungkook dalam bidang seni sangat diakui dan diapresiasi oleh guru dan murid lainnya. Karyanya tidak pernah gagal membuat orang kagum.

Jungkook berdiri dan menutup lukisannya dengan kain putih agar tidak dilihat orang lain terlebih dahulu. Ia menghampiri guru yang sedang memperhatikan salah satu siswa dan mengatakan bahwa dia sudah selesai melukis. Pak guru kemudian mengangguk dan membolehkan Jungkook bebas melakukan apapun. Sohyun kembali fokus kepada kanvasnya. Karya lukisnya hampir selesai dan hanya butuh penyelesaian dengan mempertajam beberapa warna dibagian tertentu.

Merasa sudah selesai akan karyanya, Sohyun menutup lukisannya juga dengan kain putih. Lalu beranjak memberitahu guru bahwa ia juga sudah selesai. Merasa tidak ada yang bisa dilakukan karena sisa waktu jam pelajaran masih banyak, Sohyun memutuskan untuk membeli minuman bersoda.

Gadis itu berjalan menyusuri koridor melewati beberapa kelas dan melihat vending machine di ujung koridor dekat laboratorium kimia. Dengan cepat ia masukkan uang kedalam mesin. Matanya menatap beberapa minuman didalam, pikirannya menimang-nimang bingung karena varian rasa begitu banyak. Tak ingin semakin bingung dan bimbang maka dia memencet tombol secara asal tanpa melihat apa yang menjadi pilihannya.

"Kau menyukai rasa itu?" tanya seorang pemuda yang tiba-tiba saja muncul entah darimana dibelakangnya. Sohyun terlonjak dan segera memutar balik tubuhnya setelah mengambil minuman dari mesin tersebut. Ia tatap sebentar kaleng minuman yang berada ditangannya lalu kembali menatap pemuda itu lagi.

Expect The Unexpected (⚠️ONHOLD⚠️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang