Chapter 11

392 50 9
                                    

"Dasar gila! Jadi selama ini kau sudah merencanakannya? Kau bisa-bisa dibenci olehnya seumur hidup apa kau tau itu?"

Jungkook meneguk air didalam botol dengan tenang. Ucapan Jimin tidak direspon seakan pemuda itu memang tau resiko apa yang akan ia hadapi kedepannya. Jimin menghela napas. Nyatanya memang tak banyak yang bisa ia perbuat.

"Jadi kau mengorbankan perasaanmu hanya untuk itu? Kuharap sebaiknya kau memikirkan tentang hal ini kembali. Tidak ada yang bisa menjamin rencanamu benar-benar berhasil Jung." Ucap Jimin yang semakin serius.

"Hyung, aku sudah mengorbankan perasaanku dari awal. Tidak ada gunanya untuk saat ini aku menunjukkannya secara terang-terangan. Kau tahu bagaimana reputasiku disekolah hyung." Jungkook menatap Taehyung yang sedang bermain diquarter ke-empat menggantikan dirinya dimenit-menit terakhir.

Suasana menjadi riuh saat Taehyung beralih membawa bola kembali ke posisi offense didaerah lawan. Para tim senior yang menonton maupun yang sedang berada dibangku cadangan semakin riuh berharap Taehyung bisa menembak bola masuk ke ring dimenit terakhir agar score mereka bisa menjadi unggul daripada tim junior. Score saat ini dari kedua tim imbang karena permainan intens mereka yang merupakan sparing perpisahan dengan para pemain senior.

Teriakan para perempuan yang sedang menonton dipinggir lapangan semakin ramai juga melambung tinggi. Pemandangan mereka saat ini seakan tidak bisa dilewatkan begitu saja mengingat hari ini hari terakhir Taehyung, Jungkook dan Jimin bermain di dalam tim basket. Penampilan Taehyung yang dibalut dengan baju basket tim sekolah dengan tulisan 'SEIRIN' tercetak besar dibagian tengah tak lupa dihiasi headband dan juga wristband di pergelangan tangan semakin menyempurnakan suguhan penampilan untuk kudapan 'lapar mata' para perempuan yang sedang menonton.

Kesempatan Taehyung untuk menembak bola ke dalam ring datang saat lawan defensenya tertipu dengan gerakan 'break ankle' yang ia lakukan. Three point shot pun Taehyung lakukan saat detik terakhir quarter 4 berakhir. Bola masuk ke dalam ring basket bersamaan dengan suara peluit wasit berbunyi menandakan permainan berakhir dan score diungguli oleh tim senior tingkat akhir. Tak pelak, Taehyung pun tak sia-sia menebar pesonanya kepada para kaum hawa yang sedang saling berlomba mengeluarkan kemampuan suara mereka memuja lelaki tampan tersebut.

"Apa Taehyung juga tahu soal ini?" tanya Jimin setelah konversasi mereka sempat terjeda karena fokus melihat permainan Taehyung.

"Tentu." Jawab Jungkook cepat sembari mengeringkan dirinya dengan handuk.

"Lalu?"

"Dia mendukungku."

"Brengsek!"

Jungkook tersenyum miring akan respon Jimin. Jungkook memang sedari awal tahu akan semua resiko yang ia hadapi kedepannya, tapi ia tertantang dan terbilang nekat untuk melakukan semua ini bahkan dengan mengorbankan perasaannya sendiri. Perasaannya untuk gadis itu sudah pasti dan tidak ada keraguan didalamnya bahkan dari awal perasaan itu tumbuh. Jimin dan Taehyung pun tidak dapat meragukan perasaan Jungkook terhadap gadis yang ternyata selama ini diam-diam ia perhatikan. Tetapi Jimin hanya tidak ingin dampak dari rencana Jungkook beralih menghancurkan diri pemuda itu sendiri. Jimin hanya bisa berharap kebaikan untuk Jungkook maupun gadis malang tersebut.

***

Sohyun pulang kerumah dengan pikiran kalut nan cemas. Pikirannya kembali dipenuhi dengan perkataan Sooji saat dikantin. Perasaan takut itu sendiri memang tidak bisa hilang begitu saja walaupun Jungkook, Jimin dan Taehyung menawarkan perlindungan. Tidak setiap saat mereka bisa melindungi dirinya dari Sooji atau perempuan pengancam lainnya di sekolah.

Sohyun tidak tahu apakah Jungkook sendiri sudah tahu siapa yang suka membullynya dengan siksaan sampai babak belur dan ia pun tidak berniat untuk memberitahu. Sampai digerbang rumah, Sohyun melihat dua mobil sedan hitam Mercedes terparkir dihalaman depan. Gadis itu tak dapat menahan senyum dan rasa rindu yang menguak lantas ia langsung berlari menyusuri halaman dan segera masuk ke dalam rumah.

Expect The Unexpected (⚠️ONHOLD⚠️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang