Chapter 8

514 66 4
                                    

Sohyun POV

Hari ini sudah genap satu bulan lamanya, akhirnya aku berhasil. Entah bagaimana caranya tapi aku sukses menghindari mereka. Kau tahu siapa yang kumaksud. Ya, mereka yang kumaksud adalah ketiga pemuda itu.

Disaat itu pula, Sooji benar-benar merasa puas dengan apa yang sudah kulakukan. Pun dia berkurang menyiksaku. Benar-benar memberiku sedikit ruang walau dia masih menjadikanku budak. Aku tidak masalah dengan itu. Tapi benar-benar aku sedikit merasa senang. Beban pikiran maupun mentalku setidaknya berkurang membuatku bisa kembali fokus untuk belajar menghadapi ujian nasional maupun ujian masuk ke universitas yang akan diadakan dalam kurun waktu satu setengah bulan kedepan.

Aku sering mendapati ketiga pemuda tersebut menatapku diam-diam saat aku membeli makanan dikantin. Kurasa ketiganya menyadari bahwa aku menghindari mereka. Terlebih menghindari seorang pemuda yang benar-benar sukses mengganggu pikiran maupun perasaanku sejak terakhir aku berbincang dengannya.

Kim Jungkook.

Bahkan menyebut namanya didalam kepalaku saja membuat bayang-bayang dirinya semakin nyata dalam benakku. Aku mengakui bahwa aku mengagumi juga menyukainya. Tapi aku tidak mau untuk terlibat perasaan dengannya lebih jauh. Aku tahu itu akan semakin menyakitiku karena tentu saja seorang Shin Sohyun tidak akan bisa bersanding dengan pemuda tampan dan populer seperti dirinya. Lagipula, sainganku banyak kalau kuputuskan untuk meneruskan ini kedepannya. Dan tidak mungkin seorang Jungkook akan menyukai seseorang sepertiku. Dia hanya ingin bersikap baik melihat diriku yang memang jarang berinteraksi bahkan tak memiliki teman satu pun.

Toh, semua orang memang dekat dengannya mengingat dia pribadi yang ramah dan baik kepada semua orang. Terlebih orang sepertinya pasti sudah memiliki kekasih. Aku yakin untuk yang satu itu.

Memang banyak rumor tentang dia yang menolak semua ajakan para gadis untuk berpacaran dengannya. Berarti dia memiliki seseorang untuk dijaga perasaannya bukan? Aku masih tidak mengerti kenapa para gadis itu masih memikirkan bahwa dia tidak memiliki kekasih. Oh tunggu! Kenapa aku jadi memikirkannya lagi? Sungguh bodoh!

Aku mengigit kasar roti isi yang kugenggam. Merasa kesal lagi-lagi pikiranku beralih ke seorang Jungkook padahal memang tidak ada gunanya. Dan disini aku sendiri. Duduk sembari menikmati roti isi disetiap jam istirahat. Tempat ini menjadi tempat favoritku dimana tidak ada siapapun yang dapat menemukanku bahkan Sooji.

Teras balkon jembatan penyebrangan kedua yang menjadi penghubung dari gedung sekolah ke gedung lapangan indoor merupakan tempat nyaman bagiku sekarang. Jembatan ini jarang dilewati lantaran banyak yang memilih untuk lewat jembatan utama karena banyak desas-desus bahwa tempat ini berhantu. Bagiku ini adalah tempat ternyaman karena selain sepi, pemandangan dari sisi jembatan ini ternyata jauh lebih indah.

Angin semilir bertiup pelan membawa beberapa daun pohon yang tak jauh dari tempatku duduk. Aku menutup mata seraya menghirup oksigen lebih banyak menikmati angin musim panas yang sedang beralih ke musim gugur. Entah kenapa aku memang bisa membedakan bau musim hanya dengan tiupan angin.

Jikalau aku sedang menikmati anginnya, aku dapat menebak peralihan musim. Kebanyakan orang menganggap itu bukan sesuatu yang penting tapi bagiku melakukan hal kecil seperti itu dapat menghibur suasana hatiku.

Mataku terbuka perlahan dan netraku disuguhkan oleh pemandangan langit biru cerah diatas sana. Langit hari ini sangat bersahabat membuatku tersenyum sendiri kendati sinar matahari sedikit menyengat permukaan kulitku.

"Ternyata kau disini." Ucap seseorang tiba-tiba yang merusak momen kebahagiaanku seketika saat aku beralih menatap kehadirannya. Dia berdiri dibingkai jendela jembatan penyebrang. Tangan kanannya menopang dagu dengan siku yang bertumpu pada bingkai jendela sementara tangan kirinya bergelantung malas dari bingkai jendela besar disana.

Expect The Unexpected (⚠️ONHOLD⚠️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang