Chapter 9

484 61 3
                                    

Jungkook tidak tahu mengapa tungkainya bergerak begitu cepat tanpa otaknya menyuruh untuk bergerak mendekati gadis itu. Ia tak sampai hati melihat gadis itu menunduk, tergugu dalam tangis dan menyembunyikan wajah cantik itu darinya maupun Jimin dan Taehyung.

Ia merendahkan tubuh didepan gadis itu. Pemuda itu berlutut dengan satu kaki didepan Sohyun. Tangan kekarnya itu bergerak menuju wajah gadis didepannya. Ibu jarinya mengusap pipi itu dengan lembut menghapus jejak air mata yang mengalir dipipi gadis itu.

Gadis itu hanya menatapnya sendu. Jungkook tahu Sohyun menangis lantaran ia menyalahkan diri sendiri karena merasa begitu bodoh. Jungkook tersenyum menatap gadis itu lembut.

"Menangislah sebanyak yang kau mau. Tidak perlu malu ataupun takut. Aku tahu apa yang kau lalui selama ini begitu berat. Jadi, biarkan aku melakukan satu hal sedari sekarang.. biarkan aku melindungimu." Ucap pemuda itu menenangkan.

Taehyung dan Jimin hanya mengamati keduanya. Taehyung yang berbicara telak kepada gadis itu merasa bersalah telah mengatakan sesuatu yang menyinggung perasaan gadis itu. Tetapi Taehyung memang terbiasa seperti itu. Menyatakan apa yang memang benar-benar ada didalam pikiran tanpa memikirkan perasaan orang lain yang mendengar perkataannya. Dirundung dengan perasaan bersalah, Taehyung mengusap tengkuknya canggung mencoba menenangkan gadis itu juga.

"Maaf, aku tidak bermaksud begitu. Maksudku, kami akhirnya tahu apa yang menjadi masalahmu. Karena kami penyebabnya, jadi kau harus tersiksa dan menyimpan semuanya sendiri untuk dirimu. Seharusnya kau mengatakannya kepada kami agar kami bisa melakukan sesuatu untuk melindungimu." Jelas Taehyung.

Sohyun langsung menanggapi dengan gelengan. Tangannya bergerak mengusap tangisan yang membanjiri pipi dengan ujung sweater miliknya. Jungkook yang melihatnya tertawa kecil lantaran sapu tangan miliknya yang sudah dipegang oleh Sohyun tidak digunakan malah hanya menjadi pajangan untuk digenggam.

"Bukan. Masalahku tidak ada yang bersangkutan dengan kalian. Hanya saja aku memang bukan orang yang berani untuk melawan ataupun pandai membela diriku sendiri maka itu mereka suka mempermainkanku." Cicit Sohyun.

Jimin menyilangkan kedua tangannya didepan perut lalu memandang gadis itu dengan sedikit menyisipkan senyum diwajahnya. Pemuda itu tak habis pikir dengan Sohyun yang masih membela mereka tidak terlibat, sementara dirinya dan kedua temannya itu tahu keberadaan mereka memperburuk masalah gadis itu lantaran hanya karena kecemburuan gadis itu bisa dekat dengan ketiganya.

"Biar kukoreksi.. lebih tepatnya ditindas, disiksa dan dipermainkan. Bukan begitu?" Ucap Jimin santai. Sohyun beralih menatap Jimin. Gadis itu ingin membenarkan tapi mulutnya betah untuk membisu.

"Kalau kau tidak bisa melindungi dirimu sendiri biarkan kami yang melindungimu. Walau sudah terlambat untuk melakukannya, tapi kuharap sisa waktu sebelum kelulusan kau bisa menikmati masa sekolah dengan tenang. Setidaknya ada kenangan indah yang tertinggal untuk kau kenang di masa depan nanti. Hitung-hitung saat kau punya anak nanti, kau bisa menceritakan pada anakmu kalau kau punya teman super populer di masa sekolah." Sambung Jimin lagi sembari mencairkan suasana.

Sohyun tersenyum sedikit terhibur atas perkataan Jimin. Tetapi hatinya bimbang untuk membuka tangan dengan lebar menerima perlindungan dari mereka. Sohyun akan merasa dirinya malah diperlakukan istimewa oleh ketiga pemuda itu lantaran hanya karena dirinya sering menyendiri dan menimbulkan banyak persepsi bahwa ia bisa saja terlihat sengaja begitu agar menarik perhatian bagi Jungkook, Jimin dan juga Taehyung untuk mendekat padanya.

"Bisakah kau hanya menerimanya saja tanpa perlu sungkan? Aku dan mereka bukan ingin melindungimu hanya karena mengasihanimu, jadi singkirkan pikiran yang selalu mengganggumu itu. Tidak ada gunanya pula kalaupun kau masih berusaha menghindar, aku akan tetap mengejarmu karena kau sudah cukup menganggu pikiranku." Sahut Jungkook seakan membaca pikiran yang mengganggu Sohyun. Sohyun mengelap sisa air matanya. Tubuhnya ia bawa tegap menatap pemuda didepannya sedikit tak mengerti kenapa dirinya bisa menganggu pikiran pemuda itu.

Expect The Unexpected (⚠️ONHOLD⚠️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang