Chapter 15

426 55 9
                                    

Sohyun POV

"Baiklah, kita mulai darimana bersenang-senangnya?"

Oh Tuhan lindungilah aku!

Aku tahu aku tidak akan selamat hari ini dari perempuan yang sedang berdiri congkak dihadapanku ini. Dengan lihai dan malas dia hanya menatap kuku-kuku cantiknya yang menghias jari. Aku tak dapat lari maupun menghindar. Kali ini aku tidak tahu akan sejauh mana dia kembali menyiksaku setelah belakangan ini dia benar-benar tidak menyentuhku sekalipun.

Apakah tubuhku hanya akan dipenuhi memar? Atau beberapa sobekan di kulit? Atau dia benar-benar akan menghancurkan organ dalam tubuhku bahkan sampai ke tulangku? Atau sampai napasku habis hingga nyawaku merenggang pergi dari tubuh ini? Aku begitu takut menghadapinya sekarang. Bahkan hanya untuk menatap matanya yang kelewat gelap itu aku tidak berani.

Badanku bergetar hebat saat ini tapi aku berusaha untuk menyembunyikannya. Berusaha tenang walau saat ini kakiku sangat ingin lari entah kemana asalkan aku bisa keluar dari genggamannya hari ini. Tapi pikiran itu semakin sirna dari dalam kepalaku saat melihat kedua temannya itu datang dari ujung koridor sana.

Aku semakin tidak tahu harus berbuat apa. Aku hanya ingin lari. Sialnya aku bahkan hanya diam. Air mataku dengan beraninya menggenang dan aku berusaha untuk menahannya untuk tidak jatuh.

"Omg, my sweetheart.. apa kau menangis? Kenapa kau menangis? Bukannya kita akan senang-senang malam ini? Ini pesta kelulusan untuk merayakan tiga tahun kita bersama, jadi aku membawa beberapa teman kesini" Sooji menghampiriku kemudian menangkup kedua pipiku. Wajahnya dihiasi dengan senyuman mengerikan bagaikan malaikat maut yang akan menjemput seseorang yang sedang berada diambang ajalnya. Kemudian dengan kuat dia mendorongku hingga aku terjatuh dengan keras ke lantai.

Kaki jenjangnya mendarat keras diatas perutku sedangkan alas sepatunya yang kotor membuat noda-noda semakin menempel di atas putihnya seragam yang kupakai. Aku mengerang sakit tatkala aku bahkan belum menarik napas sehabis terjatuh. Rasanya udara seakan tercekat ditenggorokan membuat aku kesulitan bernapas. Sooji kemudian menyingkirkan kakinya dari tubuhku. Membiarkanku menggeliat memiringkan tubuh untuk bangkit duduk.

Sooji merendahkan tubuhnya. Menatapku sebentar kemudian tangannya bergerak bebas menarik rambutku sekuat tenaga hingga aku berdiri dan mencengkram tangannya karena membuat kepalaku mendadak dihantam pening yang luar biasa.

"Baiklah, karena kau sudah melanggar apa yang telah kuperingatkan jadi kau pantas mendapat hukuman!" Sooji mengulas senyum penuh arti menatap kedua temannya yang sekarang memegangi kedua tanganku dari kedua sisi tubuhku.

"Kau memiliki tubuh yang bagus, wajah yang memumpuni dan senang menggoda mereka. iya kan? Hingga mereka bisa menjadi dekat denganmu bukan begitu Sohyun-ah?" Aku semakin dibuat tersiksa dengan rambutku yang kembali ditarik menguat setelah Sooji sempat melonggarkannya.

"Atau haruskah kupanggil jalang?" sambungnya lagi.

Air mata yang sedari tadi kutahan akhirnya terjatuh dengan bebas mengalir dipipiku. Lagi-lagi aku lemah bahkan hanya sekedar untuk membalas perbuatannya pun aku tidak bisa. Aku tidak bisa menyakiti orang lain walaupun aku tahu aku sedang berhadapan dengan manusia dengan tingkah dan sifat menyerupai iblis penghuni neraka.

Sooji mencengkram daguku keras. Bisa kurasakan kuku-kuku panjang nan cantik miliknya menancap di permukaan kulitku. Kemudian Sooji merogoh saku roknya. Mengambil sebuah benda persegi panjang yang kutahu itu adalah ponsel miliknya.

"Soo-sooji.. apa yang ingin kau lakukan?" Tanyaku terbata takut akan sesuatu yang hendak ia lakukan. Sooji tersenyum remeh, gadis itu memberikan 'kode' kepada kedua temannya untuk melakukan sesuatu terhadapku.

Expect The Unexpected (⚠️ONHOLD⚠️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang