Chapter 6

583 65 33
                                    

Sohyun POV

Aku gelagapan membereskan barang dan buku yang ada dimeja dengan mataku yang terpaku pada sosok Sooji disana. Senyumnya seolah mengartikan 'aku akan membunuhmu hari ini juga'.

Ketiga pemuda itu hanya menatapku bingung sedikit khawatir tersirat di sorot mata mereka yang melihatku langsung beranjak pergi dalam ketakutan.

Kalian bisa saja berpikir 'kenapa kau harus menuruti perempuan itu untuk menemuinya di belakang sekolah sedangkan kau bisa kabur sekarang juga?' tidak semudah itu.

Percayalah, aku sudah pernah melakukannya tapi yang kudapat? Siksaan yang dua kali lipat dari biasa yang Sooji berikan keesokan harinya. Aku sudah mengatakan diawal bahwa ini neraka, bukan sekolah bagiku.

Mataku berair kala aku sedang berjalan melewati koridor menuju halaman belakang sekolah. Bel pulang sudah berdering dua puluh menit yang lalu. Sengaja aku melambatkan aktivitasku membereskan buku ke dalam tas hingga melihat Sooji sudah melenggang pergi terlebih dahulu.

Tentu tidak ada insan yang mau mengunjungi ajalnya terlebih dahulu bukan?

Semakin dekat dengan tujuan, kakiku semakin melambat. Tubuhku bergetar seakan menyuruhku untuk segera berbalik dan pergi dari tempat terkutuk itu. Aku mendongakkan kepala dan mengedipkan mata beberapa kali agar cairan yang sudah membanjir disana tidak jatuh membasahi pipi. Setelahnya, aku menarik napas dalam sebelum berbelok ke halaman belakang. Menyiapkan mental untuk raga ini kembali diinjak.

Kupaksa tungkaiku membawa raga ini menghadapi ketiga gadis beringas yang sekarang sedang bersandar ditembok menunggu kehadiranku.

Sooji mengalihkan atensinya menatapku. Tidak ada sama sekali ekpresi yang terpaut diwajahnya. Dia berjalan cepat kearahku bahkan sebelum aku berhenti ditempat, gadis itu melayangkan satu kakinya dengan tinggi tepat kearah wajahku. Kakinya yang dibalut sepatu dengan sol setebal 5 sentimeter mendarat keras dibagian kiri wajahku. Aku yang belum siap dengan perlakuan itu lantas langsung terjerembap ke atas lantai.

Belum puas dengan tendangannya, kini kakinya menendang perutku dengan teramat keras layaknya menendang bola dengan ringan. Aku memekik kesakitan. Rasanya untuk bernapas sulit saat ini.

Sooji hanya memandangku menggeliat dilantai sembari memegangi perut dengan sakit yang begitu pilu. Kakinya menginjak keras tanganku dan memutar-mutar solnya diatas kelima jariku seakan sedang mematikan bara rokok.

Aku berteriak seketika, tak sanggup menahan rasa sakit yang datang bertubi-tubi. Masih dengan posisi menginjak tanganku, kini tangannya menarik rambutku agar maniknya dengan bebas melihat wajahku.

"Sakit?" tanyanya sarkastik. "Aku bertanya apa itu sakit?" tanyanya lagi karena tidak kunjung dapat respon dariku.

Aku hanya memejam menahan rasa sakit karena injakannya pada tanganku, belum lagi rasa sakit dibagian wajah dan perutku semua membaur jadi satu. Aku hanya mengangguk pelan saat ia masih menunggu respon dariku. Aku bahkan tidak sanggup membuka mulut seakan otot diwajahku mati rasa.

"Bagus. Itu yang kurasakan saat melihatmu berdekatan dengan Jungkook, Jimin dan bahkan Taehyung! Aku tidak tahu sekarang kau menjadi wanita penggoda disekolah. Cih! Dasar murahan! Apa yang kau lakukan pada mereka hingga ketiganya langsung menjadi dekat denganmu?" Sooji bertanya seraya menghempaskan wajahku dengan kasar.

"Sungguh aku tidak melakukan apapun" Jawabku lemah menahan pilu dibagian jemariku yang diinjak kuat. Tak lagi kuat menangis tangis membuatku sesenggukan sembari memohon agar mendapat pengampunan. Sooji beranjak mundur dua langkah dari tempatku terjerembap dan menatapku tak suka. Aku langsung menarik tanganku dan mengelusnya. Terasa begitu perih dan sakit tapi aku bersyukur setidaknya sarafku masih berfungsi dengan baik. Kalau tanganku mati rasa, aku tahu itu pertanda buruk pastinya.

Expect The Unexpected (⚠️ONHOLD⚠️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang