6. Star Club & Kiss

5.2K 288 5
                                    

Disinilah Illya berada, Star Club.  Setelah beberapa pertimbangan dia, akhirnya dirinya memutuskan untuk dateang ke tempat terkutuk itu. Tempat dimana orang-orang melampiaskan nafsunya serta mencari kesenangan diri. Suara bising menyambut dirinya, ketika dilihatnya banyak yang melenggak lenggokan badannya menari kesana kemari, terutama para wanita penghibur yang beraksi menggoda para pria berdompet tebal. Bitch! Umpatnya dalam hati.

Illya merasa terendahkan sebagai kaum wanita. Bisa-bisanya mereka merendahkan diri mereka hanya demi uang. Tapi ya bagaimana lagi, sekarang semuanya serba uang, mereka rela menjual tubuhnya demi mendapat uang. Tapi, tak jarang pula yang menginginkan hasrat mereka agar terpuaskan.

Seperti para pria hidung belang itu. Illya banyak melihat pria dan wanita yang dengan tidak malunya bercumbu panas di setiap sudut tempat. Bahkan ada yang bercumbu dengan panas sambil berdiri. Illya yang melihatnya bergidik ngeri dan serasa pingin mual. Dia pun berusaha untuk menerobos orang-orang yang sedang asik berjoget, dia ingat tujuan awalnya datang kesini, Aliano, siapa lagi.

Bar, sudah terlihat olehnya. Sampai disana dia melihat sosok pria yang ia cari.

"Lo yang gue hubungi tadi?" Tanya bartender yang menghubungi Illya. Dan Illya hanya membalas dengan anggukkan pelan.

"Please bawa dia pulang, gue sibuk disini!" Pintanya memohon.

"Tapi bawa kemana? Gak mungkin gue bawa dia pulang ke rumahnya! Apalagi rumah gue!" Ujar Illya, sedikit kesal karena merasa direpotkan.

"Bawa ke apartemen dia, lagian dia sekarang udah gak serumah sama orangtuanya." Balas bartender tadi dengan santai.

"Maksudnya?"

"Pokoknya gue minta tolong sama elo, gue yakin elo orang spesialnya Aliano. Makanya gue hubungin elo, karena gue percaya sama elo." Ujar bartender tadi yang semakin sibuk dengan pelanggan.

"Oke." Ujar Illya akhirnya. Dia pun memandang Aliano yang sudah setengah sadar.

"Gue sayang sama elo Lya!" Racaunya pelan. Illya memapah tubuh besar Aliano dengan kesusahan.

"Merepotkan!" Desis Illya. Tapi terbesit rasa kasihan terhadap pria itu. Aliano mungkin begini karenanya, diingat racauannya tadi yang memanggil namanya dengan menggumamkan kata cinta.

"Lo bodoh Li!" Umpatnya memandang Aliano. "Dan gue lebih bodoh karena masih cinta sama cowok yang jelas-jelas sudah nyakitin gue!" Gumamnya sambil memapah tubuh besar Aliano.
Sampai di mobil, Illya mendorong tubuh Aliano ke kursi penumpang sebelahnya dengan sedikit kasar.

"Berat banget sih Lo! Untung gue peduli, kalo kagak udah gue lempar lo ke jalanan!" Omel Illya yang langsung naik ke kursi kemudi.

"Huft, gue mana tau dimana apartemennya. Gue juga kenapa bego banget lupa nanya apartemen si Ali ini sama bartender tadi sih?!" Ucapnya frustasi sambil mengacak rambutnya.

"Aaarrgghh, sekarang harus gue bawa kemana dia?" Gumamnya bertanya pada diri sendiri. Sambil menjalankan mobilnya dengan santai, Illya memikirkan perkataan bartender tadi, yang mengatakan bahwa Aliano udah jarang pulang ke rumah dan lebih memilih tinggal di apartemen. Namun segera ia tepis rasa penasarannya itu. Bukan urusan dia juga.

"Apa peduli gue juga!"

****

Sesampainya Illya di apartemen, dia segera meminta bantuan sama penjaga disana untuk mengangkat tubuh Aliano sampai ke unitnya. Illya memang membawa Aliano ke apartemennya, tidak ada pilihan lain.

Terbesit dipikirannya untuk mengantarkan Aliano pulang ke rumah laki-laki itu, tapi itu tidak mungkin lagi, apa nanti yang akan dipikirkan oleh keluarga pria ini padanya, meskipun dulu ia pernah memiliki hubungan dengan Aliano, Dia kurang mengenal keluarga laki-laki itu, dia baru ingat, Aliano memang sedikit tidak akur terhadap ayahnya sendiri. Masalah apa, itu privasi Aliano, Dia tidak berhak untuk menceritakannya.

REPEAT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang