D. Gelap namun Bercahaya

17 5 0
                                    

𝙺𝚊𝚛𝚎𝚗𝚊 𝚍𝚒𝚊 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚎𝚛𝚒 𝚌𝚊𝚑𝚊𝚢𝚊 𝚍𝚒 𝚐𝚞𝚊 𝚐𝚎𝚕𝚊𝚙 𝚒𝚗𝚒
•••

Saya pernah bilang saya ini lemah

Oke saya tarik kembali kata-kata itu. Saya tidak lemah!

Namun kehampaan ini, kesedihan ini, dan kesengsaraan ini yang membuat saya merasa lemah

Saya tau itu

Namun...

Sekali lagi, saya sendiri. Sekuat apapun saya, ujung-ujungnya hanya helaan nafas yang keluar dari bibir ini

"Rhea, nama kamu bagus"

Grey menyadarkan saya dari lamunan singkat

"Hm.. makasih"

Lalu Grey mengubah posisinya dari jongkok menjadi duduk. Tatapannya tertuju pada saya yang masih memeluk kaki

Kulitnya pucat, pandangannya tegas dan tajam, rambut kecoklatannya mengintip dari topi kupluk hitam yang ia pakai, sepatunya kusam, ia juga mengenakan kaos lengan panjang berwarna biru gelap dipadukan dengan celana berwarna hitam. Ia juga mengenakan kalung dengan bandul berbentuk seperti lambang infinite berwarna kebiruan

Seperti itulah penamlilannya. Gelap

Namun kehadirannya didekat saya, membuat gua ini terlihat lebih terang

"Kenapa kamu gak coba cari jalan keluar dari sini?"

Saya diam. Entah kenapa, tatapan tajamnya menghipnotis saya. Tatapan itu mengingatkan saya pada ayah yang sudah lama tiada

"Rhea?"

"Y..ya?"

Oke saya pasti terlihat seperti seorang gadis aneh yang tidak mengerti bahasa manusia dan raut muka saya pasti terlihat aneh

Tangannya terangkat. Menyentuh permukaan pipi saya

Saya membeku

Bukan karena tangannya dingin. Melainkan karena sentuhannya hangat, seperti bunda

"Kamu selalu diem gini kalo ditanya?"

"Maaf"

Saya menunduk, menurunkan kaki saya dan mengusap muka saya sambil menghela nafas

"Saya cuma kaget. Saya kira saya sendirian disini"

Meski menunduk, saya bisa melihat senyum tipis dari Grey. Lalu saya merasakan dagu saya terangkat

Tangan dinginnya mengangkat dagu saya agar menatap matanya yang mirip seperti ayah

"Kamu selalu menganggap kamu itu sendirian. Nyatanya kamu salah"

RiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang