𝙺𝚊𝚖𝚞 𝚙𝚎𝚕𝚎𝚗𝚐𝚔𝚊𝚙, 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚙𝚎𝚗𝚐𝚐𝚊𝚗𝚍𝚊. 𝙺𝚊𝚕𝚘 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚙𝚎𝚛𝚐𝚒, 𝚜𝚎𝚖𝚞𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚑𝚊𝚗𝚌𝚞𝚛
•••Bahagia, ya?
Sudut bibir saya semakin terangkat. Saya menatap Grey dengan senyuman yang tidak terbit sekali pun
"Iya! Saya bahagia!" Seru saya
Grey ikut tersenyum. Dia membenarkan kalung infinite yang dia pakai dan menatap kearah langit-langit gua
"Makanya kamu harus bahagia terus"
Tatapannya menerawang. Entah apa yang Grey lihat dilangit-langit gua ini, namun saya ikut memerhatikannya
Gelap. Tidak ada apa-apa
Hanya ada bebatuan diatas sana namun bebatuan runcing yang biasanya ada di berbagai film
Entahlah. Sulit untuk mendeskripsikan gua ini
"Janji sama aku, Rhea"
Saya menoleh. Memerhatikan Grey yang masih menatap langit-langit. Sebelah tangannya digunakan untuk menumpu tubuhnya, dan tangan satunya menggenggam bandul kalungnya
Seperti di film-film. Grey menoleh pada saya dengan gerakan slow motion. Tersenyum manis hingga matanya menyipit
"Janji kamu harus terus bahagia, oke?"
Saya berdeham. Kali ini menunduk dan memainkan jari telunjuk saya pada lutut
"Saya gak bisa janji"
Saya menghela nafas
"Tapi. Sama kamu saya ngerasa bahagia. Kamu yang buat saya bahagia"
Grey tertawa entah apa yang lucu disini hingga membuatnya tertawa
Dia menarik dagu saya, dan menangkup kedua pipi saya
"Selalu begini. Kamu selalu menempatkan kebahagiaan kamu pada seseorang. Dulu Rigel, sekarang aku?"
Grey mengaitkan rambut saya kebelakang telinga, dan saya biarkan dia menatap retina saya
"Jadi ketika orang itu pergi, kamu langsung ngerasa terpuruk. Rhea, aku disini harus bantu kamu keluar dari gua ini"
Saya memegang tangannya. Hm... lagi-lagi genggaman bunda
"Terus kalo kita sudah keluar dari sini, selanjutnya gimana?"
Grey kembali tersenyum "kamu yang akan keluar dari sini. Bukan kita"
Sontak, saya melepaskan tangannya dari pipi saya. Saya menatapnya kesal
"Maksud kamu apa? Saya harus cari jalan keluar dari sini sendrian?!"
Marah
Baru saja saya merasa bahagia. Kenapa saya haris marah lagi?
Maaf, saya hanya takut kehilangan. Saya takut untuk melepas genggaman ini.
Orang-orang di kehidupan saya adalah jembatan kebahagiaan. Jika secara perlahan mereka semua pergi bergantian. Maka selamanya jembatan itu tidak dapat saya sebrangi
"Bukan gitu. Aku bakal tetep bantu kamu cari jalan keluar dari sini, bakal temenin kamu selama perjalanan"
Grey diam sejenak
"Tapi ketika kita udah sampai di ujung gua. Hanya kamu yang bisa keluar"
Saya mengerutkan kening. Tidak mengerti dengan semua kata-kata yang terlontar dari mulutnya
"Maksudnya apa? Kenapa kamu gak bisa keluar juga?"
Grey diam. Dia menunduk dalam, tiada senyuman hangatnya saat ini
"Ketika kamu keluar. Berarti tempat ini gak ada penghuni lagi, jadi gua ini akan runtuh"
Saya memilih diam, mendengarkan ucapannya dengan raut wajah bingung
"Tapi aku bagian dari gua ini. Jika gua ini hancur, sama artinya aku"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rise
RandomCover by @SeorangSenjaa Ini bukanlah cerita romansa anak remaja Juga bukan cerita persahabatan, keluarga, mistis, horror, fantasy atau apapun itu Tapi ini mengenai saya, yang berusaha mencari jalan keluar dari sini Saya yang sendirian, terpuruk...