H. Cahaya

17 6 0
                                    

𝚖𝚊𝚜𝚒𝚑 𝚜𝚊𝚖𝚙𝚊𝚒𝚔𝚊𝚑 𝚜𝚒𝚗𝚊𝚛𝚔𝚞 𝚙𝚊𝚍𝚊𝚖𝚞?
•••

"Saya sayang sama ayah, bunda, sama Rigel juga. Tapi kenapa mereka justru ninggalin saya satu per satu?"

Grey, sedari tadi dia hanya diam sambil mendengarkan semua cerita saya

Aneh

Sangat aneh..

Cowok misterius yang pernah saya temui di mimpi, menjadi tempat saya berkeluh kesah

Padahal sangat sulit bagi saya untuk percaya orang lain. Khususnya orang yang tidak saya kenal

"Daripada kamu mikirin hal yang berkemungkinan besar membuat kamu sedih. Mendingan kamu berdiri dan kita cari cara keluar dari sini"

Perlahan ia berdiri, menepuk-nepuk debu yang bergelayut di kakinya. Lalu Grey mengulurkan tangannya, membantu saya berdiri

Saya menyambut uluran tangannya dan ikut berdiri, saya menatapnya bingung

"Grey. Disini gelap, banyak persimpangan bak labirin. Kita gak akan tau apa yang ada di depan kita. Gimana cara kita keluar?"

Sudut bibirnya terangkat, ia menggenggam tanganku dan menarikku untuk berjalan

"Kita gak akan tau apa yang ada di depan.
Makanya kita cari tau!"

Saya mendengar gurat semangat dalam nada bicaranya

"Gimana kalo itu yang menanti kita ini suatu yang buruk?" Tanya saya sedikit panik

Namun lagi-lagi ia memberi saya seulas senyuman andalannya "kalau itu suatu yang baik gimana?"

Saya bungkam. Grey selalu berpikir positif. Cara keluar dari sini, fearless, pantang menyerah

Saya makin merasa saya tidak berguna. Karena yang saya lakukan hanya memeluk kaki sambil menengelamkan muka, berbeda dengan Grey

Sejak awal saya sudah menyerah. Seperti kata Grey, saya mungkin tidak melihat ke sekeliling

"Pasti ada jalan sepercik cahaya diantara kegelapan, Rhea"

"Dan aku akan bantu kamu, sampai kamu menemukan sepercik cahaya itu"

Hati saya menghangat mendengarnya. Kata-kata dari Grey bisa membuat saya tenang, setidaknya saya tidak begitu takut

"Kalau saya gak menemukannya, gimana?"

"Aku akan bantu kamu menemukan cahaya hatimu sendiri"

RiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang