O. Nada Melankonis

30 5 0
                                    

𝙺𝚊𝚖𝚞... 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚎𝚛𝚒 𝚗𝚊𝚍𝚊 𝚙𝚊𝚍𝚊 𝚔𝚎𝚜𝚞𝚗𝚢𝚒𝚊𝚗
•••

I love you..
You love me...
We're a happy family
With a great big hug and a kiss from me to you
Won't you say you love me to

Tanpa awalan

Tanpa pembuka atau kata pengantar

Tiba-tiba saya bernyanyi. Menyanyikan lagu yang sering dinyanyikan bunda sewaktu saya kecil

"Kamu nyanyi itu seakan-akan kamu masih kecil padahal kamu sudah sembilan belas tahun" kata Grey sambil terkekeh

"Itu lagu yang sering dinyanyiin bunda" ungkap saya

Bunda yang suaranya selembut kapas, sering menyanyikan alunan-alunan penenang sewaktu saya kecil

Dan saat ini, diumur yang ke sembilan belas.

Saya ingin bunda menyanyikannya lagi

Haha..

Lucu

Kekanakan, Lebay

Terserah.. saya hanya ingin orang tua saya satu-satunya ini kembali seperti dulu

Saya ingin malaikat pelindung ini tetap menjadi pelindung meski telah kehilangan satu sayapnya

"Suara bunda bagus banget. Tapi saya gak bisa nyanyi, gak ketularan bakatnya bunda" kata saya sambil tersenyum berandai jika saya memiliki suara indah seperti bunda

"Kamu memang lebih mirip ayah kamu sih"

Mirip ayah?

Tau apa Grey tentang ayah? Kenapa ia berbicara seolah-olah ia mengenalnya?

Aneh.., namun saya berusaha untuk tidak terlalu memikirkannya

"Grey, kamu bisa nyanyi untuk saya?" Tanya saya tiba-tiba

"Aku gak begitu bisa nyanyi. Tapi mungkin bisa kalau sebait"

Bola mata saya membesar ketika mendengarnya "coba nyanyi dong!" Seru saya

Grey tertawa

Hm.. gaya tawa mirip bunda

"Oke aku nyanyi. Pastiin kamu berkedip ya!"

"I love you, you love me
We're best friends like friends should be
With a great big hig, and a kiss from me to you
Won't you say you love me to"

Saya diam

Indah!!

Bagus!!

Keren!!

Dan..

Saya melihat kemiripannya dengan bunda kala bernyanyi. Sangat khas

Kenapa cowok berkulit pucat ini selalu begini?

"Hey, kamu nangis?"

Sontak, saya meraba pipi saya yang ternyata sudah basah "maaf" ucap saya sambil menghapus semua jejak kesedihan ini

"Aku gak nyangka suara aku sebagus itu, Rhea" canda Grey

Saya menepuk bahunya pelan "bukan soal itu!"

"Tapi gaya kamu nyanyi itu ngingetin saya ke bunda. Apalagi suara kamu keren!" Puji saya

Entah hanya pemikiran saya saja, tapi apakah benar raut wajah Grey berubah sendu?

Ia mengajak saya untuk kembali berjalan.

Selama berjalan. Kesunyian menyelimuti, saya tidak akan lupa dengan nyanyian Grey

Seandainya ada ponsel atau apapun yang dapat digunakan untuk merekam. Sudah pasti saya akan merekam semuanya secara detail

"Grey, kalo saya minta kamu nyanyi lagi. Kamu mau gak?"

Ia nampak berpikir sejenak

"Bukannya aku gak mau. Tapi aku gak bisa nyanyi setiap saat yang kamu minta"

Dahi saya berkerut tidak setuju

"Kenapa? Saya banyak maunya ya?"

Grey tertawa sembari menepuk puncak kepala saya

"Enggak. Tapi aku udah pernah bilang kan, cuma kamu yang bisa keluar dari sini. Bukan kita"

Raut muka saya berubah tidak suka

Lagi-lagi ia berkata begitu

Selalu

RiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang