J. Telaga biru

14 5 0
                                    

𝙸𝚖𝚙𝚘𝚜𝚜𝚒𝚋𝚕𝚎 𝚋𝚎𝚌𝚘𝚖𝚎 𝙿𝚘𝚜𝚜𝚒𝚋𝚕𝚎
•••

"Rhea, kamu suka gak berenang?"

Saya menggeleng

Bisa dibilang saya tidak suka hal-hal yang melelahkan. Apalagi berenang mengingatkan saya pada ayah

Dulu, setiap dua minggu sekali. Ayah mengajak saya berenang di kolam renang dekat kompleks rumah

Disana sunyi, dan tidak ramai

Cocok untuk saya yang membenci keramaian

Dan saya tidak pernah berenang lagi sejak ayah pergi

"Mau ikut?"

Saya menoleh pada Grey. Senyuman tipis terlukis diwajahnya, menampilkan kesan misterius

"Kemana?"

Namun dia malah meraih tangan saya "ikut aja"

Setelah itu kami mulai berjalan. Dengan Grey yang masih menggandeng tangan saya, namun berjalan lebih dahulu daripada saya

Saya memerhatikan tangan kami

Kulitnya pucat, tangannya dingin

Namun genggamannya tetap hangat seperti bunda

Entahlah, saya rasa ini hanya perasaan saya saja, terlebih lagi saya merindukan bunda yang dulu

Kami terus berjalan menyusuri gua ini, setiap dindingnya terlihat sama, namun dari kejauhan saya melihat cahaya kebiruan

Lama kelamaan kami sampai disana, saya menganga

Terdapat telaga luas disini, dengan air yang jernih juga cahaya kebiruan di langit-langit gua, entah dari mana asalnya

Perlahan ujung bibir saya terangkat. Tenang

Melihat telaga ini saya jadi ingin berenang

Byurrr..

Sepercik air mengenai permukaan wajah saya. Tanpa saya sadari, Grey sudah melompat masuk ke sana

Dia tertawa bahagia dan tawanya menular ke saya

"Grey! Memangnya ini aman?"

"Aman kok! Kamu pikir disini ada siapa lagi selain kita berdua?"

Dia kembali tertawa sambil berenang dengan riang. Saya hanya memerhatikannya, gaya berenangnya persis mirip ayah. Mulai dari cara Grey menggerakkan tangannya hingga mengepakkan kakinya

"Ayo, Rhea!" ajaknya

Saya menggeleng "kalo baju saya basah gimana?"

Grey berenang kearah saya dan mengulurkan tangannya "tinggal dikeringin"

Setelah kalimat tersebut keluar dari mulutnya. Saya merasakan tubuh saya tertarik ke depan. Sedetik kemudian, saya bisa merasakan air mengguyur sekujur tubuh saya dan ia menarik saya agar tidak tenggelam

"Grey!" bentak saya kesal sedangkan cowok ini malah tertawa lagi

"Lomba ya. Yang sampe ke batu itu duluan dia yang menang!" seru Grey sembari berenang kesana dengan cepat

"Ih curang!"

Saya pun ikut mengejarnya

Begini rasanya. Tertawa lepas seakan semua masalah hanya angin lalu

Seakan-akan terjebak di gua ini adalah suatu yang bagus

Seakan-akan, ayah masih di sini

Apakah ini rasanya bahagia?

Tertawa dan tersenyum tanpa ragu, bukan senyum palsu maupun tawa paksa. Senyuman dan tawa ini murni akibat rasa di hati

Disini, saya kembali mengenang masa lalu bersama ayah

Disini, saya bisa kembali berenang dengan bebas

Disini, saya bisa tertawa dan tersenyum tanpa beban

Disini,

saya menemukan kebahagiaan

RiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang