PUTRI ANDRIANA'S POV
Aku sangat menyukai bahasa Inggris, entah karena dari kecil ayah yang selalu menyuguhiku lagu-lagu atau film-film berbahasa Inggris. Tak hanya bahasanya, bahkan negaranya. Walau lebih menyukai kota-kota di Eropa, namun aku lebih handal berbahasa Inggris Amerika dibandingkan bahasa Inggris British.
Dan cita-citaku sekarang untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya yaitu kuliah. Fakultas yang ingin aku ambil adalah HI(Hubungan Internasional). Aku lebih suka berbahasa daripada harus menghitung-hitung rumus, batinku.
Hari Jumat, 1 hari yang paling padat dari 6 hari yang lainnya dalam seminggu. Sebagai anak kelas 12 IPA, bahkan tak harus IPA. Menurutku semua anak kelas 12 pasti butuh bimbingan belajar. Jadi, orangtuaku menyuruhku untuk mengambil bimbingan belajar untuk pelajaran UN diluar sekolah. Sebelumnya aku juga sudah mengambil bimbingan bahasa Inggris yang cukup terkenal hasil didikannya.
"Put, les kan hari ini?" Patricia bertanya padaku seakan aku tak pernah hadir dalam bimbingan belajar itu.
"Pasti!" Kataku lugas.
Muka Patricia mengecut. "Ah, biasanya kau selalu menjawab seperti itu. Nyatanya? Kau membolos bimbingan belajar lagi."
"He-he kau tau hari ini adalah hari ter-padat bagiku. Aku bingung bagaimana membagi waktuku ini, apalagi nanti disaat kita sibuk-sibuknya untuk ujian." Semua buku pelajaran hari Jumat yang tidak terlalu banyak, sudah rapih tersusun di tasku. Dan siap untuk pulang.
Patricia menahan tanganku. "Ingat! Harus les!"
Aku mengangguk.
-----------------------------
"Assalamualaikum, Ma!" Aku memarkirkan motorku yang berwarna biru, menutup pagar rumahku. Dan, ah! Mama pasti tidak dirumah.
Rutinitas ibuku yang setiap siang harus mengantar jemput adikku di sekolah. Bahkan, beberapa waktu ia harus menunggu adikku di sekolah. Sangat manja, sudah duduk di kelas 4 SD namun kelakuannya masih seperti anak TK.
Aku mengambil kunci rumah yang terdapat di sela-sela rak sepatu. Untungnya mama tak lupa meninggalkan kunci rumah, sebenarnya salahku juga yang selalu lupa membawa kunci rumah yang aku miliki sendiri.
Bersiap-siap untuk mandi. Namun sebelumnya aku menyiapkan buku untuk bimbingan belajar, dan bimbingan bahasa Inggris. Sangat malas aku rasakan jika mengingat hari ini sangat padat.
'Titip bangku ya nanti! Mungkin aku akan terlambat datang, Put.' BBM(BlackBerry Messenger) dari Tammy temanku di bimbingan bahasa Inggris. Anak murid kelas 11 di SMA swasta yang cukup terkenal di kotaku.
Kita memang sudah sangat akrab, jadi aku menganggap biasa bila ia tidak menyebut namaku tanpa ada 'kak' didepannya. 'Okay! Tapi mungkin aku juga akan terlambat..' Aku membalas BBM-nya.
Setelah mandi dan tentunya keramas, karena rambutku ini sudah sangat lepek terkena panasnya sinar matahari di siang hari. Pukul 2.30! Buru-buru aku bergegas pergi menuju bimbingan belajar dan, huh harus melanjutkan ke bimbingan bahasa Inggris sampai jam 9 malam nanti.
---------------------------
Setelah selesai belajar di bimbingan belajar pukul 4.30, pukul 4.50 sore aku sudah sampai di parkiran bimbingan bahasa Inggris. Gedung bertingkat 3 yang cukup luas untuk menampun anak-anak bahkan pekerja-pekerja yang ingin memperdalam bahasa Inggris.
KAMU SEDANG MEMBACA
Andai Dia Tahu
Teen FictionMungkinkah dia jatuh hati Seperti apa yang ku rasa Mungkin kah dia jatuh cinta Seperti apa yang ku damba Tuhan yakinkan dia Tuk jatuh cinta Hanya untukku Andai dia tahu? Kalian pasti tahu lirik Kahitna itu. Yap! Judul lagunya 'Andai Dia Tahu'. Seper...