{zeven}

50.1K 11.5K 4.7K
                                    

Jujur, aku ngerasa judul sama alur ceritanya gak nyambung, tapi aku bingung mau ganti judulnya apa :(










"Mayat? Emang ada mayat?"

Sanha melongo, tangannya menunjuk seseorang yang terbaring di lantai.

"I-itu kan Haechan!"

"Emang iya," balas Jaemin santai. "Dia lagi tidur, jangan berisik."

"Lah anjir, kok tidurnya di lantai?! Gue kira ada mayat!" Kata Sanha dengan suaranya yang luar biasa keras, membuat Haechan terlonjak kaget dari tidurnya.

"Berisik banget lo, San. Gue lagi fokus belajar buat ulangan!" Seru Jeno marah.

"Ampun bang, gue gak bakal teriak kalo Haechan gak tiduran di lantai."

Haechan yang disalahkan mendengus sebal. "Padahal gue gak ngapa-ngapain tetep aja disalahin."

"Lagian sih, lo ngapain tiduran di lantai hah?"

"Gue kegerahan, di lantai kan dingin, enak."

"Udah heh, berantem terus kayak anak paud, mending kita ke kantin, terus makan, Sanha yang bayar," sahut Jaemin dengan cengiran lebarnya.

"Kok gue yang bayar?!"

"Lo ngutang ke gue sama Haechan waktu itu, jangan pura-pura lupa deh."

Sanha cengo, dia memang ngutang sih, tapi ngutang seribu masa lunasinnya harus bayarin makanan di kantin. Apa banget coba.

"Lo mau morotin gue ya?" Sinis Sanha. "Dari kemaren minta bayarin mulu, lo pikir gue bank yang banyak duitnya?"

"Hehe, dompet gue ketinggal di rumah, San. Boleh ya?" Jaemin memelas sambil mengerjap-ngerjapkan matanya.

Sanha melotot. "Heh, duit gue mau habis gara-gara bayarin lo cat rambut ya," omelnya.

"Tau nih Jaem, kasian si Sanha. Hari ini gue yang traktir dah," kata Haechan sambil membusungkan dadanya bangga.

Jaemin mengusak rambut pirangnya sambil merengut. "Gue kan mau ngerjain Sanha."

"Ngerjain pala lo peyang, gue mau ke Jinyoung dulu. Bye kawan-kawanku!"

Sepeninggal Sanha, Jaemin berdecak kesal lalu duduk di bangkunya. Haechan yang heran ikut duduk di sampingnya.

"Lo kenapa dah? Belakangan ini gue liat lo gak pecicilan kayak biasanya. Lo lagi ada masalah?"

"Banyak banget, Chan. Banyak banget, rasanya gue pengen pergi sejauh-jauhnya."

Mendengar itu, Haechan langsung menjitak kepala Jaemin sembari berdecak. "Ck, punya duit aja kagak, sok-sokan pengen pergi jauh. Emang mau kemana, sih?"

"Ke surga, Chan," jawab Jaemin sambil tersenyum.

Jeno yang awalnya acuh langsung mendongak dengan kaget. "Woi, omongan bisa dijaga gak, sih? Lo udah dikasih kesempatan hidup malah pengen mati!"

"Cieee gak mau gue mati, padahal kan gue cuma bercanda."

Muka Haechan langsung datar, sedatar-datarnya.

"Jaem."

"Ya?"

"Lo pengen gue tonjok, ya?"

"Gimana ya, Chan? Lo kalo mau nonjok gue jangan lupa bayarin biaya pemakaman gue nanti, ya?"

"NA JAEMIN!"

"KABURRR!"


































"Hoon, nomor 8 jawabannya apa?" Tanya Junkyu sambil berbisik. Jihoon melihat jawabannya sebentar lalu menoleh ke Junkyu.

"A."

"Serius?"

"Iya, gue A-sal."

"Heh, gue serius, Park Jihoon."

Jihoon langsung melotot dan buru-buru berpura-pura mengerjakan soal karena suara Junkyu yang keras tersebut mengundang perhatian seisi kelas.

"Jihoon, Junkyu, kalian ngapain?"

Junkyu menggeleng kaku. "Eng-enggak, pak. Saya cuma pinjam penghapus aja, maaf ya pak."

Gurunya tersebut mengangguk lalu lanjut mengetik sesuatu di laptopnya. Setelah itu, dia menatap semua muridnya.

"Mohon perhatiannya sebentar, saya ingin mengumumkan kalau salah satu murid di kelas ini akan pindah kelas, ke kelas 10 ips 3, Kim Yonghee."

"Loh, emangnya kenapa, pak?" Tanya Jihoon bingung.

"Dia akan bertukar kelas dengan Yoonbin."

"Wihh, asik nih, Hoon. Bisa kumpul bareng lagi," kata Junkyu dengan mata berbinar senang.

"Tapi pak, kan Yonghee baru masuk besok, dia udah bapak kasih tau, kan?" Tanya Jihoon dan gurunya mengangguk.

"Bahkan dia gak sabar pingin masuk ke kelas barunya."

Jihoon dan Junkyu saling bertatapan. Entah ada sinyal apa, mereka saling mengerti isi pikiran masing-masing.

"Kayaknya, si Yonghee bisa kita ajak kerjasama, nih," kata Junkyu yang dibalas anggukan senang oleh Jihoon.

"Tapi, jangan sampe yang lain tau, ya."

Setelah itu keduanya terkekeh penuh arti.

Dead or Kill | 00 Line ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang