{ vijfentwintig }

41.2K 10K 4.1K
                                    

Yoonbin melolong keras, rasanya sakit sekali ketika peluru perak tersebut menembus kulitnya. Badannya langsung lemas tak bertenaga, inilah salah satu kelemahan werewolf, yaitu benda perak.

Renjun tertawa keras, dia menurunkan pistolnya dengan raut wajah tak berdosa.

"Sorry gue terlambat. Gara-gara dia gue harus rela teriak-teriak supaya ditolongin tetangga," kata Renjun sambil menunjuk Jisung yang dengan santainya memungut tongkat sihirnya yang sudah parah menjadi dua.

"Bagus deh lo dateng, lo urus penyihir yang satu ini deh. Gue bakal urus yang vampire," suruh Sunwoo gembira.

Jinyoung membasahi bibirnya sambil membuang muka. Darah Yoonbin yang keluar terus-menerus membuat hasrat laparnya keluar. Tidak, tidak boleh! Masa iya dia makan teman sendiri.

Sunwoo tertawa meremehkan. "Kenapa? Laper? Minum aja darahnya, bentar lagi gue juga bakal minum darah dia, kok," katanya.

Jinyoung membulatkan kedua matanya, mendadak api amarah menjalar di seluruh tubuhnya.

Dagunya diangkat dengan angkuh, tak takut dengan Sunwoo, walaupun kondisi tubuhnya sedang tidak baik akibat benda aneh yang membuatnya tidak sadarkan diri selama dua hari.

"Tau sampah, gak? Itu lo."

"Apa lo bilang?!" Teriak Sunwoo marah. "Lo mau mati, ya?! Dasar manusia sok berani!"

Jisung langsung tertawa. "Bodoh banget sih, Jinyoung kan vampire. Haha!"

Sunwoo menggeram marah. Namun, dia malah tak sengaja melihat tangan Jisung terarah pada luka tembak pada tubuh Yoonbin. Perlahan tapi pasti, erangan kesakitan mulai berkurang.

Sunwoo yang sadar akan hal itu langsung berseru pada Renjun. "Bunuh Jisung dan Yoonbin sekarang!"

Yoonbin menyeringai. "Terlambat."



BUAGH!



Badan Renjun terpental beberapa meter dan jatuh dalam posisi telentang di aspal. Yoonbin tiba-tiba melesat ke arahnya dan memukulnya, sungguh kuat!

Renjun dapat merasakan beberapa tulang rusuknya patah. Dia mengerang kesakitan, tapi Yoonbin malah mengejek dirinya.

"Mana nih pemburu yang sok jadi pahlawan Sunwoo tadi? Kok jadi lemah begini? Waduh, kasian banget sih, gak sekalian gue patahin semua tulangnya?"

Renjun memegangi dadanya yang terasa sakit, pukulan Yoonbin tidak main-main. Sial, seharusnya dia membunuh penyihir itu terlebih dahulu.



BUAGH!



"ARGH!"

Jinyoung terpental tepat ke belakang Yoonbin. Gumpalan darah berwarna hitam keluar dari mulutnya, erangan kesakitan terdengar memilukan.

Jisung terbelalak. Sontak saja dia berlari ke arah temannya itu untuk menolong.

Tapi sayang, peluru yang ditembakkan ke arah jantungnya membuat dirinya terdiam. Rasa sakit menjalar ke seluruh tubuhnya, membuatnya jatuh bersimpuh sambil memegangi dada kirinya yang penuh darah.

Renjun tertawa keras disela rasa sakitnya. Sasarannya tidak meleset.

"Re-Renjun sialan, l-lo..."

Tak mampu menopang berat badannya lagi, Jisung jatuh menghadap aspal. Darah dimana-mana, membuat kedua vampire yang ada disana menatapnya lapar.

"HAN JISUNG!"

Senyuman Sunwoo langsung sirna. Oh tidak, ini yang tidak ia harapkan, rivalnya datang disaat yang tidak tepat.

Hwang Hyunjin berdiri di kejauhan, dia terlihat tak percaya melihat Han Jisung tidak bergerak lagi dengan mata terpejam.

Lalu, dia menatap yang lainnya, sebelum dirinya melesat cepat ke arah Sunwoo dan melayangkan pukulan dan tendangan kuat saking marahnya.

"APA YANG LO PERBUAT KE SAHABAT GUE, HAH?!" Teriaknya murka, sebelum memukul Sunwoo hingga terpental menghantam pohon.

"Lo gak tau balas budi, KITA SEMUA BANTU LO DISAAT LO SUSAH, TAPI KENAPA LO TEGA NGELAKUIN INI!"

Sunwoo diam tak berkutik ketika Hyunjin menarik kerah bajunya dan menginjak dadanya.

"Bahkan Hyunjoon, sahabat lo sendiri, lo bunuh demi kepuasan diri lo. Dan Jeno! Lo doktorin otaknya buat bunuh kita! Kenapa lo-"

"Persetan dengan semua itu, nyatanya kalian cuma manusia munafik yang nusuk temen dari belakang. Kenapa kaget?! Kaget karena gue tau? JAWAB GUE BANGSAT!"

Hyunjin terdiam. Cengkraman di kerah baju Sunwoo perlahan melonggar. Bibirnya terkatup rapat, terlalu frustasi untuk mengatakan pendapat.

"'Sunwoo, gak salah lo jadi temen gue.' 'Sunwoo, lo emang temen yang berharga buat gue.' Cih, bahkan gue gak tau apa arti temen yang sebenarnya. Karena disaat gue percaya, gak semuanya stay bareng gue."

"Sun, lo salah paham."

"Gue gak bakal terima penjelasan apapun lagi dari lo. Yang gue mau sekarang cuma satu." Sunwoo menyeringai. "Kalian semua mati di tangan gue."




CRASH!




Badan Jinyoung melemas, membuatnya jatuh terduduk ke aspal. Renjun yang diambang batas kesadarannya tak mampu mengeluarkan kata-kata.

Begitu juga dengan Yoonbin, yang terdiam karena terlalu terkejut melihat apa yang baru saja terjadi.

Kepala Sunwoo ditebas dengan pedang di depan matanya, sebelum akhirnya berubah menjadi abu.

Semua sudah selesai.

Tidak ada lagi permainan yang membuat pertemanan terpecah belah. Tidak ada lagi permainan bunuh-bunuhan.

Karena dapat diyakini, Sunwoo tidak akan kembali, setelah kepalanya ditebas oleh laki-laki yang tiba-tiba datang untuk melindungi Hyunjin.

Lee Haechan.

Dead or Kill | 00 Line ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang