"Argh!"
Jisung jatuh telentang ke aspal akibat pukulan Sunwoo yang cukup keras. Tentu saja, walaupun Sunwoo manusia setengah vampire, kekuatannya bisa dibilang kuat.
"Percuma, tongkat sihir lo udah patah," kata Sunwoo santai sambil menginjak tangan Jisung yang berusaha menggapai tongkat sihirnya yang patah menjadi dua.
Sunwoo tertawa keras. Namun badannya tiba-tiba terdorong ke samping. Dia menggeram marah, dengan bengis dia menatap Yoonbin yang sedang membantu Jisung berdiri.
Sunwoo yang marah menerjang Yoonbin dan membuat Jisung kembali jatuh.
Di sisi lain, Jinyoung panik karena Yonghee tak kunjung sadar akibat racun vampire yang disuntikkan Sunwoo.
Akhirnya, sebuah ide muncul di benaknya. Dia berjongkok membelakangi Yonghee, lalu menaikkannya ke punggung, dan menggendongnya.
"Semoga ayah gue punya penawarnya," gumam Jinyoung sembari bersiap melesat pergi.
Tapi Sunwoo tidak membiarkan itu terjadi, dia memukul Jinyoung hingga Yonghee yang ada di gendongannya terjatuh.
Jinyoung sendiri tersungkur menghadap aspal. Dia mendecih, andai saja kekuatannya baik-baik saja, dia pasti sudah menghabisi Sunwoo sekarang juga.
"Temen lo udah mati. Ma-ti, tau mati gak?" Tanya Sunwoo dengan dagu terangkat. Lalu dengan santainya dia menendang Jinyoung.
Yoonbin yang melihat itu tak terima. Sontak dia melolong keras dengan wajah memerah. Tak lama kemudian, telinganya berubah menjadi runcing, bulu berwarna hitam keputihan mulai timbul di wajah, leher, dan tangannya. Kukunya berubah menjadi panjang dan tajam, siap mengoyak apapun yang membuatnya marah.
Jisung yang baru pertama kali melihat sosok werewolf secara langsung menganga karena takjub.
"Keren banget gils. Kira-kira Yoonbin aplha atau beta ya?"
Bobroknya kambuh gengs.
"Ayo maju!" Teriak Yoonbin lantang.
Bukannya takut, Sunwoo malah tertawa. Entah apa yang lucu, begitu pikir Jisung.
"Aduh, yakin maju maju? Nanti mati jangan salahin gue, dong."
Yoonbin melolong lagi, lalu berlari cepat ke arah Sunwoo dengan kedua tangan berada di saku celana.
Tiba-tiba, sebuah peluru melesat cepat, menembak Yoonbin yang hampir menyerang Sunwoo. Seketika ia tumbang sambil merintih kesakitan.
Sosok serigalanya digantikan dengan Yoonbin yang seperti biasa. Dia meringis dan mengerang hebat sambil menahan darah yang mengalir dari perutnya.
Tak jauh dari sana, Renjun berdiri tegak dengan sebuah pistol yang diangkat sebatas pundak sambil menyeringai puas.
"Haha, tepat waktu. Peluru perak bisa melemahkan Werewolf, bukan?"
"Jeno, jangan!"
Di dalam ruangan bawah tanah rumah Soobin, situasi menjadi gaduh karena Jeno tiba-tiba menyerang Soobin dan membuat luka yang cukup panjang di lengannya.
Soobin dan Haechan tidak tahu kenapa Jeno bisa bersikap seperti itu. Apalagi dia menyerang Soobin secara tiba-tiba.
Yang pasti, tatapan matanya bukanlah tatapan mata seorang Jeno.
"Jen, sadar Jen. Kerasukan apa sih lo? Kuyang?" Haechan panik sendiri sambil menjaga Soobin.
"Minggir!"
Tangan Soobin meraba-raba meja di belakangnya. Setelah mendapatkan apa yang dia cari, dia menyuruh Haechan untuk minggir dan menempelkan benda itu ke lengan Jeno.
Ternyata alat penyetrum (eh apa sih namanya)
"Heh, jahat banget sama temen sendiri!" Omel Haechan tambah panik karena Jeno pingsan.
Soobin tak peduli akan apa yang Haechan katakan. Dia mendekat ke Jeno sambil melihat sesuatu yang melekat di tengkuk leher Jeno.
Lebih tepatnya, benda berukuran sebesar dan setebal ring dasi pramuka berwarna hitam dengan cahaya merah yang menyala.
Ketika Soobin memegang benda itu, dia sedikit tersetrum dan meringis. Oleh karena itu dia cepat-cepat melepas benda itu dan menaruhnya di atas meja.
"Itu apaan, Bin?" Tanya Haechan yang sejak tadi penasaran.
"Semacam alat pengendali orang lain. Orang yang dipasang benda itu bakal dikendaliin seperti apa yang pelaku mau, tapi bisa secara otomatis sesuai yang udah terprogram disana. Dan gue yakin, Jeno begini karena dia dikendaliin program dari alat itu," jelas Soobin panjang lebar.
"Terus dia gak kenapa-napa, kan?"
"Biasanya orang yang dipasang alat itu bakal gak sadarkan diri selama beberapa jam, paling lama satu hari. Itupun kalo Jeno gak kenapa-napa."
"Maksud lo apa?!"
"Untuk ngendaliin orang, butuh DNA target dan beberapa helai rambut. Gak cuma itu, ketika dipasang alat itu, memori target akan diacak-acak dan bikin memori atau hal yang orang itu lakuin kosong."
Haechan terkesiap, terbelalak tak percaya. "Jadi Jeno..."
"Iya, Jeno bisa kehilangan ingatannya dari dia lahir sampai sebelum dia pingsan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dead or Kill | 00 Line ✓
Fantasía❝Gue cuma kasih dua pilihan, mati atau bunuh?❞