CHAPTER 1 : FIRST TIME

12.5K 651 34
                                    

Dentuman alat musik yang mengaransemen lagu yang dibawakan sang penyanyi mengalun indah disetiap penjuru ruangan . Alunan musik biola dari sang pemain biola yang sengaja didatangkan jauh-jauh dari Prancis begitu indah didengar . Tidak cukup dengan hiburannya , hidangannya juga tidak kalah mewah . Kokinya juga langsung didatangkan dari Kanada , dan pastinya kalangan kelas atas . Sang pemilik acara sengaja mempersiapkan pesta yang tanggung-tanggung menguras hartanya . Oh ayolah , perayaan seminggu setelah menikah sekaligus merayakan ulang tahun perusahaan haruslah bertabur dengan kemewahan . Ini adalah gaya mengadakan pesta dari pengusaha muda terpandang kita  , Park Jimin .

"Hubby ,masih lamakah ? " Tanya sang istri yang terkesan mengeluh kepadanya .

Capek . Tentu saja , memberi sambutan para tamu undangan , menyalami tamu undangan , membalas sapaannya , dan yeah jangan lupa untuk terus tersenyum .

"Are you tired? Okay we rest first. Mr. John can handle it."  Ucap Jimin seraya merengkuh pinggang istrinya dan menghujani kecupan dipucuk kepala istrinya . Memamerkan kemesraannya pada semua orang , dasar pengantin baru .

Ini yang disuka seorang Roseanne Park , kepekaan dan kepedulian suaminya , Park Jimin .

Indra Mata Rose menangkap presensi sahabatnya yang akhir-akhir ini terlalu sibuk dan sulit diajak untuk bertemu , bahkan pernikahannya seminggu yang lalu , sahabatnya yang satu ini tidak menampilkan batang hidungnya . Kecewa . Tentu saja Rose kecewa , tapi dia mengerti alasan sahabatnya tidak menghadiri acara sakralnya .

"Heii , J ! " panggilnya , yang dipanggil pun menoleh dan memamerkan gummy smile miliknya lantas menghampiri Rose merentangkan tangannya , menyambut pelukan sang sahabatnya .

"How are you , J?  Lama tidak bertemu ,kemana saja kau selama ini . Menghilang dari bumi , eoh ?"
Ucap Jimin , menyapa sahabat istrinya .

"Yeah beginilah aku , Kau tahu sendiri pekerjaanku bagaimana? Harus berpose sana sini didepan kamera , aku saja berusaha mati-matian untuk kembali ketanah air ." Ucap wanita berparas cantik yang dibaluti gaun maroon glamournya.

"Tentu saja aku paham kesibukanmu, J. Well , model go international." Ujar Jimin dengan nada menggodanya, membuat Jennie sedikit mendelik.

"Kau ini bisa saja , Jim . Oh yaa ... congratulation on your company and on your marriage. Sorry, I did not come. This week my schedule is full in LA." Ucap wanita cantik yang memperlihatkan mimik merasa bersalah diakhir kata .

"No Problem , J . Aku saja sudah senang kau datang lengkap dengan pipi chubby mu yang masih kau bawa ke Korea . " Ucap Rose seraya mencubit pipi sahabatnya yang seperti bakpao .

"Yeahh , aku cukup senang acaraku didatangi seorang Jennie Kim si Modelling ternama yang melejit namanya dibelahan dunia ." Ucap Jimin

Wanita berparas ayu yang mendapat julukan Miss Korea itu bernama , Jennie Kim . Diusianya yang menginjak  23 tahun , berkarier adalah hal yang disukainya . Berpostur ideal , paras wajah bak dewi , sikap ramahnya terhadap penggemar mampu membuat banyak orang menyukainya. Maka tidak heran lagi, banyak para lelaki yang berebutan ingin menjadi pasangannya. Berkantong tebal dan berparas bak pangeran tak sekalipun membuat seorang Jennie Kim luluh. Jennie sebenarnya  ingin fokus untuk berkarier , bukan karena dia yang gila harta, asal kalian tahu dia juga merupakan anak konglomerat Korea yang terpandang. Motto Jennie simple hanya ingin menjadikan bakatnya sebagai hobby untuk mengisi kesehariannya, walau cukup melelahkan.

"Kau kesini datang dengan siapa?" tanya Jimin  sambil menyesap vodkanya .

Mereka memutuskan untuk duduk diteras samping gedung tempat diadakan pesta .

"Tadi aku datang kesini dengan Lisa , tapi mungkin dia sedang menikmati pesta . Kami berpencar setelah aku pergi ke toilet untuk berganti baju." Jelas Jennie seraya memasukkan buah strowberry kedalam mulutnya , salah satu favoritnya.

"Kau sungguh datang langsung kesini setelah melakukan penerbangan dari LA ?" Tanya Rose .

"Tentu saja . Inikan pesta sahabatku,aku harus datangkan? Kalau tidak nanti dia kecewa ." Ucap Jennie seraya mengulas senyum tulusnya.

"Kau ini , tidak harus begitu juga. Jen, sebaiknya kau istirahat saja di salah satu kamar hotel disini. How?"

Jennie nampak berpikir , dia ingin pulang kerumah pasti orangtuanya rindu anak semata wayangnya kan . Tapi tubuhnya serasa remuk setelah dilempar dari LA ke Korea.

"Tenang saja, tidak dipungut biaya. Hotel ini kan milikku, apalagi yang kau pikirkan?" Ujar Jimin setuju dengan ide dari sang istri.

"Kau inii ! Memangnya aku tidak sanggup menyewa kamar apa?! Bahkan aku bisa membeli hotelmu sekalian." Ujar Jennie berapi-api dan berlanjut bercekcok dengan rivalnya dari dulu.

"Kalian ini , jika bertemu pasti adu mulut. Jadi, bagaimana Jen?" Ucap Rose memastikan.

"Tidak ada pilihan lain , tubuhku tidak bisa diajak kompromi untuk pulang kerumah. " Ucap Jennie sedikit merenggangkan ototnya , lelah.

"Ya sudah, nanti kalau mau kekamar minta saja kuncinya ke pegawaiku . Aku dan Rose harus menyambut tamu undangan ." Ucap Jimin seraya bangkit dari duduknya.

"Iya,  thanks." ucap Jennie.

"Lagii? " keluh Rosse sambil menatap lesu kearah suaminya .

"BIG NO!" ucap Rose sambil meletakkan tangannya didepan dada.

Jimin jadi gemas sendiri melihat Istrinya ,mengecup pelipis istrinya singkat seraya mengangkat tubuh Rose dalam gendongannya . Sementara Rose yang terkejut hanya meronta-ronta dan mengeluarkan makiannya terhadap Jimin .

"Byee , Jennn . Have fun yaa ." Ucap Jimin sebelum menghilang dari pandangan Jennie .

Jennie menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum, menatap pasangan suami istri itu . Jennie jadi ingin segera menikah , hidup dengan seorang suaminya penuh cinta dan kasih sayang , menyiapkan makanan untuk sang suami , menyambutnya setelah pulang kerja pasti menyenangkan, bukan?Jennie kembali menggeleng-gelengkan kepala berusaha menghilangkan pemikirannya yang terlihat mulai merubah prinsipnya .

Memutuskan hubungannya dengan sang mantan kekasih 1 bulan lalu , yang sempat terciduk menduakannya . Jennie sebenarnya masih pada fase melupakan kenangan manis dihubungannya yang maya , tidak nyata . Hubungannya selama 1 tahun lebih 2 bulan hanyalah semata-mata untuk menggemparkan penggemar , mantan kekasihnya begitu licik memanfaatkan ketenaran seorang Jennie Kim . Jennie juga nampak begitu bodoh , dengan rayuan manis dari sang mantan kekasihnya . Jennie jadi ingin muntah mengingatnya . Fuck you , KIM JONGIN . Umpatnya dalam hati , ahh sudahlah...dia tidak mau mengingatnya lagi.

Jennie mengirimkan pesan singkat untuk Lisa yang merupakan asistennya sekaligus kerabat jauhnya . Gadis Thailand yang usianya lebih muda 1 tahun darinya itu tergolong ramah kepada semua orang , tidak heran jika sekarang tengah menghilang dipesta dan mungkin sudah menemukan teman baru , gadis itu tidak akan diam saja . Jennie memberitahukan kalau dirinya malam ini menginap dikamar hotel , agar dia tidak mencarinya . Setelah Jennie menghabiskan vodkanya sekaligus , yang membuatnya seperti tengah melayang diangkasa dan terhuyung saat melangkahkan kaki jenjangnya. Jennie meminta kunci kamar hotel kepada salah satu pegawai, sesuai dengan arahan yang Jimin berikan. Rupanya Jimin menyediakan banyak kamar untuk tamunya malam ini, dan bisa Jennie lihat dari kuncinya , kamarnya merupakan fasilitas V V I P .
Jennie tersenyum melihatnya , Jimin itu sangat peka dan berbaik hati kepadanya . Tidak salah ambil keputusan untuk menyerahkan dan mempercayakan sahabatnya kepadanya .

Tbc...

__
papay..see u next chapter 👋



True Love |✓| Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang