Taehyung membatalkan semua jadwal yang mengharuskan ia mendatangi suatu pertemuan kalangan pebisnis . Waktunya terbuang sia-sia karena menunggu modellnya . Duduk mengamati layar monitor didepannya sesekali membuka lembar -lembar dokumen.
"Minumlah ini dulu , J ! Aku mau bertanya ." Ujar Lalisa seraya menyodorkan Jus Alpukat untuk Jennie , ruangan direktur memang jangan ditanyakan lagi fasilitasnya. Lihatlah Jennie yang duduk disofa ruangan Taehyung dengan santainya .
"What is ? Jangan bilang kau mau tanya alasanku terlambat , soal itu lupakan saja. Lagian sudah terjadi ya mau apa lagi. " ucap Jennie .
"Kau ini sok tahu sekali ? Aku mau bertanya tentang bunga mawar . " ucap Lalisa .
"Ooo bunga mawar. Kenapa ? Aku membelinya dari teman baruku . Kemudian aku membagikannya pada para karyawan . Apa aku tidak boleh melakukannya ?" Ujar Jennie .
"Bukannya tidak boleh , tapi teman yang mana yang kau maksud ? Kau jangan terlalu percaya dengan orang asing , bagaimana kalau dia melukaimu. " ucap Lalisa .
"Yang benar saja! Aku sudah menyukainya dari awal dia sangat manis , mana mungkin melukaiku. Kau ini terlalu berlebb-AAAAHGGR" ucap Jennie terpotong kakinya mendadak keram , Lalisa langsung berjongkok didepan Jennie.
Taehyung yang sedari tadi fokus dengan layar monitornya sontak dibuat terkejut akan teriakan Jennie . Terlepas dari itu , dia juga mendengarkan semua yang dibicarakan modellnya beserta sang manager . Kalimat Jennie yang terakhir , entah kenapa membuatnya sedikit marah membuat rahangnya mendadak mengeras. Kenapa dia harus marah , kalaupun Jennie menyukai seseorang kan tidak ada hubungannya dengan Taehyung . Kim Taehyung ini sangat labil ya...
"Lalisa , panggil Jungkook suruh dia memanggil Dokter Song , Cepatt ! " perintah Taehyung , khawatir tentu saja . Dengan cepat Lalisa melangkahkan kakinya.
"Tahan sebentar , Jane ." Ujar Taehyung lembut.
"Bagaimana bisa ditahan Taehyung ! Ini sangat sakit , kau mana tahu rasanya . DASARR BIBIR MERAH KAPARAT , AKU AKAN MEMBALASNYA !!! TAHUNYA HANYA MEMAKAI BIKINI DIKANTOR . MENGUMBAR KEPEMILIKANNYA ! TUNGGU PEMBALASANKU !" Jerit Jennie didepan Taehyung .
Taehyung mengernyit , suara Jennie memang tidak ada tandingannya untung saja ruangannya kedap suara , sedikit geli mendengar rengekkan Jennie .
"Aigoo , Jane . Kau itu seperti anak kecil saja. Telingaku sakit mendengar suaramu. " ucap Taehyung menggeleng-gelengkan kepalanya , heran . Duduk disamping Jennie lantas mengangkat kaki Jennie perlahan diatas pahanya , kemudian menatap Jennie lekat .
"A-apa y-yangg k-kau lakukan?" Sial. Kenapa Jennie jadi gagap , ahrgggg jauhkan Kim Taehyung darinya , dia tidak baik untuk kesehatan jantungnya .
"Hei , kenapa kau gugup sekali , Madam ." Goda Taehyung , sepertinya hobbynya mulai sekarang adalah menggoda Jennie . Membuat pipi chubby itu merona , terlihat lucu membuat Taehyung gemas . Lalu Taehyung melepas high heels milik Jennie satu per satu , layaknya Sang pangeran yang melepaskan sepatu kaca milik Cinderrela .
Jennie terdiam sejenak , mengamati apa yang dilakukan Taehyung kepadanya. Orang ini mau apa sih ?! Berniat mencabuliku , whatt thee hell , No No No ! Tidak mungkinkan?? Pikir Jennie .
"Jangan memikirkan yang aneh-aneh. Aku tidak akan melakukannya. Dimana yang sakit ?" Ujar Taehyung . Apa dia cenayang ? Gumam Jennie.
"Melakukan apa?" Jawab Jennie pura-pura tidak mengerti .
"Jangan pura-pura bodoh , kau tentu tahu apa yang ku maksud , Madam ." Ujar Jennie .
"Ahhh Molla , Aku tidak peduli itu. Kakiku sakit , kau malah mempermainkanku. Kau itu tidak peka sekali , Kau menyeball-emmmphhht" Keluh kesah Jennie terpotong saat tangan Taehyung mendarat dibibirnya dengan lembutnya . Jennie terkejut , matanya membola , kharisma Taehyung membuat kesadarannya hilang .
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love |✓|
FanfictionPertemuan mereka hanyalah sebuah insiden, dimana hanya sebuah kebetulan belaka dari alur takdir masing-masing. Nama mereka sudah dituliskan dalam daun surga sebelum mereka dilahirkan di dunia. Mereka adalah pasangan yang berbeda tuju. Saling tunduk...