EPILOG

6.8K 475 42
                                    

Kalau memang sudah ditakdirkan untuk selalu bersama sampai akhir menutup mata , maka yang harus kau lakukan hanyalah mengikuti alur yang diberikan Tuhan untuk menikmati hidup ini.

Dan itulah yang selalu dilakukan Taehyung maupun Jennie. Ya , mereka adalah pasangan yang dipertemukan hanya dari sebuah insiden bernuansa perkelahian.

Perkelahian yang berujung tumbuhnya rasa dalam gejolak debaran hati yang tak kunjung berhenti. Mereka jatuh cinta satu sama lain , hidup menikmati hubungan tanpa mengumbar ke orang-orang. Bertindak seolah tak ada apa-apa di depan dunia. Mereka menjalani hubungan layaknya pencuri yang mengendap-endap masuk ke dalam rumah.

Sampai mereka dihadapkan sebuah perpisahan pahit diujung hubungan mereka yang memuncak tinggi sampai ke langit. Memutuskan hubungan dan menikmati kepedihan atas cinta yang Tuhan berikan.

Mereka terus diputar dalam globe permainan takdir yang rumit , percaya bahwa mereka ditakdirkan bersama karena adanya perjodohan yang kembali mempertemukan mereka.

Hingga ditengah api yang tersulut dalam rumah dipenuhi dengan air kepedihan yang siap membanjiri seiisi rumah. Tiba waktunya untuk sang ular masuk dalam kehidupan mereka , mengacau segalanya baik kepercayaan maupun sang cinta.

Terlepas dari itu , mereka telah melewatinya--bersama.

Dan sekarang hanya ada mereka dan cinta mereka pada orang yang mereka kasihi dan sayangi. Tidak ada lagi Ular yang bisa memasuki kehidupan mereka , karena mereka sudah menabur garam  disekeliling kehidupan mereka.

"Sayang , jangan lupa jemput Theo ya? Hari ini aku ingin ke rumah Mom." Ujar Jennie pada sambungan telepon di seberang sana.

"Jadi?"

"Ayolah , aku ingin sekali makan pancake buatannya." Ujar Jennie sembari membuat nada memelas.

"Apa? Baiklah , baiklah . Itu permintaan little  princess-ku. Jadi aku harus mengabulkannya , aku tidak mau little princess-ku terus menganga nantinya."

Jennie terkikik geli sembari mengelus perutnya yang mulai membuncit.

"Good Husband! Oh ya , ini pukul 11 sudah waktunya Theo keluar dari gerbang sekolah.  Jemput dia sekarang, jangan bermesraan terus dengan sekretarismu!" Nada ketus , Jennie terlontar.

"Hahaha , ayolah sayang Joy begitu menarik perhatianku sekarang."

"Apa?! Jadi kau benar-benar tengah bersamanya?!" Teriak Jennie , mungkin setelah ini telinga Taehyung tidak bisa berfungsi seperti biasanya.

Dan setelahnya Jennie menutup sambungan telepon sepihak dengan tanduk amarah yang menghiasi ujung kepalanya , lantaran juga mendengar klakson mobil di pekarangan dan suara mesin mobil yang menyala.

Jennie membuka pintu karena penasaran, setelah membuka pintu rumahnya ia tersenyum simpul melihat Theo turun dari mobil dan berlari menuju pelukannya.

"Momm , Ssaem tadi memujiku karena pekerjaan rumah ku benar semua! Oh my god , itu sangat melegakan. Mommy tahu , aku satu-satunya anak yang mendapat nilai A+ di kelas!" Seru Theo penuh binar menatap Jennie.

"Oh really ? Jadi , kau mau minta hadiah apa sayang?" Ujar Jennie menunduk menatap Theo yang tingginya hanya sampai ke perutnya.

"Came on, Momm..jangan panggil aku seperti itu aku sudah 10 tahun." Dengusan kecil dari Theo muncul begitu saja.

Kim Vante Heomerland , putra sulung dari gabungan visualisasi Taehyung dan Jennie. Anak 10 tahun yang tampan , pintar , menggemaskan , dan juga sedikit menyebalkan mungkin. Orang-orang memanggilnya Vi , terkecuali orang-orang terdekatnya yang kerap memanggilnya Theo. Dari kecil anak itu sudah dilatih oleh Daddy-nya untuk selalu bersikap jantan dan manis. Maka dari itu , Theo yang seharusnya menjadi anak menggemasakan dalam gendongan Jennie malah bersikap seorang pria dewasa sungguhan. Kalau tanya siapa yang salah dalam hal ini , maka Taehyung lah jawabannya. Tapi sebenarnya , Theo hanya mau menunjukkan sifat manja nya pada Jennie itu pun secara diam-diam sampai Daddy-nya tidak boleh mengetahuinya.

True Love |✓| Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang