"Mending, kalau lo emang nggak bisa profesional kerja-gue saranin ketik surat pengunduran diri gih." Ucap Randy tak berperasaan.Ya Tuhan, aku tidak menyangka mendengar kata-kata itu dari Randy. Orang yang selama ini paling ku kagumi dan cintai. Memintaku untuk melakukan pengunduran diri.
Menyakitkan memang. Tapi mungkin inilah karma yang harus ku dapatkan setelah diam-diam masuk ke kehidupan orang lain dan mengacaukan kebahagiaan orang lain. Di usir oleh pria itu sendiri.
Aku mengangguk menahan getir pahit ini. Mengusap air mata pedihku, dan menarik nafasku dalam dan berat.
"Oke, kak Ran." Ucapku lirih. "Kalau memang menurut kakak aku nggak bisa lagi di ajak kerja sama, aku bakalan berhenti."
Ya, mungkin sudah jalanku seperti ini. Aku menatap cahaya orange yang ada di lautan. Mungkin setelah ini, senja tak akan pernah lagi indah di mataku.
Ku tarik nafasku dalam-dalam dan ku hapus air mataku. Namun, saat aku berbalik hendak meninggalkan Randy yang tetap bergeming di tempatnya, aku tersentak kaget karena seluruh kru dan host tepat berada di belakang kami.
"Happy birthday too you.. Happy birthday too you.."
Mereka menyanyikan lagu selamat ulang tahun itu dengan begitu riang. Ada kue juga di tangannya Marchel. Jujur aku tidak mengerti. Aku hanya bergeming menatap mereka. Sementara mereka menyelesaikan lagu sambil tertawa cekikikan.
Disini hanya ada aku dan Randy. Aku tidak ulang tahun, ulang tahunku masih masih 3 bulan lagi. Randy pun tidak. Ulang tahunnya sudah lewat 5 bulan lalu.
"Siapa ulang tahun?" Tanyaku bingung. Aku mengusap pipi ku yang basah.
Mereka semua menertawakanku. Membuat keningku mengkerut. Namun aku tersentak saat tiba-tiba Randy memelukku dari belakang.
"Selamat ulang tahun ke-4.. traveller asik." Bisiknya padaku.
Seketika aku terisak. Aku menutup wajahku. Tak tahan, aku bahkan duduk di atas tanah, menangis sepeti anak kecil. Aku baru sadar, mereka semua mengerjaiku.
"Traveller asik yang ulang tahun kenapa aku yang di kerjai!" Rengekku menangis haru.
Mereka semua menertawaiku.
"Dari kemaren, semua marah-marahin dia-strong aja bawaannya. Eh ternyata abangnya juga yang berhasil bikin dia nangis." Celetuk mbak Suri.
Aku baru sadar. Sejak kemarin, semua orang tampak ilfil kepadaku. Aku terus berbuat salah dan terus saja ditegur. Sempat terlintas dalam benakku bahwa si kampret Robin telah membocorkan rahasiaku.
Bang Parna menarik tanganku agar berdiri. "Maaf ya Cil ya. Gue bentak-bentak lo tadi." Ucap bang Parna tertawa tanpa dosa.
"Aiih, kenapa aku sih yang di kerjain?" Rengekku.
"Kan lo yang paling kecil. Seumuran sama traveller asik." Celetuk Marchel mengejekku.
Aku memeluk Marchel sambil menangis. Aku tidak mau memeluk Randy si suami orang yang menyebalkan itu. "Ah, kalian semua jahat." Keluhku.
Marchel pun mengusap kepalaku. Entah sudah berpindah kemana kue yang tadi Marchel bawa. "Ngejekin lo seru sih. Nggak masuk ke hati." Ucap Marchel.
Tapi, aku baru sadar bahwa sedari tadi si kampret Robin mendelikku sambil tersenyum menggantung di bibirnya. Tentu saja aku langsung melepas Marchel. Bisa-bisa si Robin berpikir buruk lagi pikirku.
"Weis," mbak Suri menepuk-nepuk bahu Randy. "Udah bisa ambil job main film, Ran. Cuma lo yang bikin tuh bocah nangis bombay." Anjurnya pada Randy.
Aku mengusap pipiku. "Ya iyalah. Gimana nggak nangis, akunya disuruh ngundurin diri dari traveller asik." Rengekku.
![](https://img.wattpad.com/cover/198412059-288-k7666.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rembang Si Reba (Celebrity Mistress)
RomantizmAkulah si reba, yang rembang memberimu kehangatan. Bersabar itu, menyakitkan. menunggu yang tak pasti itu, hampa. Dia seorang artis papan atas. seorang bintang yang tak akan pernah sanggup untuk ku gapai. aku, hanya orang biasa. yang mungkin, tidak...