ENAM

16.9K 950 38
                                    

Happy reading guys😆

30-08-2019-20:27

Jessy mendengus keras melihat tatapan dalam, dan intens Hans yang di lempar oleh laki-laki itu sedari tadi padanya, membuat kedua orang tuanya bahkan menatap tanya kearah Jessy, ada apa dengan anak gadis mereka. Selalu mendengus, dan tak terlihat bergairah untuk memakan habis makanannya yang masih utuh di dalam piringnya.

"Jangan tatap aku kayak gitu, brengsek!"Desis Jessy tak tahan akhirnya. Mengumpati Hans di depan kedua orang tua mereka membuat Hans menatap tak percaya kearah adiknya.

Demi Tuhan, tatapan Hans sedari tadi yang di lemparinya untuk Jessy, seakan ingin menelanjangi Jessy di tempatnya,  dalam, dan tajam. Jessy tidak suka, dan merasa jijik!

"Jessy! Kamu kenapa?"Suara berat papanya, membuat Jessy yang menatap kearah Hans penuh benci, menatap kaget kearah suara papanya.

Demi Tuhan, saking bencinya Jessy terhadap kakaknya itu, membuat Jessy bahkan lupa bahwa ada mama, dan papa mereka saat ini di meja makan.

Rasa bencinya untuk Hans semakin mendalam, dan menggunung, laki-laki sialan itu berkata dengan sungguh-sungguh akan pergi ke neraka untuk menebus kesalahan besarnya, tapi apa? Laki-laki itu berbohong, dan berdusta! Ia sampai saat ini masih bernapas di udara yang sama dengannya, tidak menyakiti dirinya sama sekali. Jessy benci, sangat benci. Laki-laki, dan kakak seperti Hans harus lenyap di muka bumi ini, apapun yang terjadi.

"Tidak apa-apa, Pa. Jessy mungkin kebawa perasaan sama film yang di nontonnya tadi malam."Bukan Jessy yang menjawab pertanyaan papa mereka melainkan Hans.

Azhar menatap kearah Hans, menuntut kejujuran, dan mencari kebenaran dari kedua sinar  mata anaknya. Jujur saja, setelah kedua anaknya itu pulang dari rumah sakit karena begal, tingkah kedua anaknya agak sedikit berdeba, dan ganjal, ah, tapi mereka terlihat baik-baik saja. Yakin Azhar dalam hati. Hans dengan pandai, di dukung oleh Jessy yang tidak ingin ada orang lain yang tau tentang hal pahit yang menimpanya,  membantu meyakinkan sang mama, dan papa, bahwa mereka kena begal di jalan dulu. Sepertinya Azhar, dan Manda, dan Raja percaya dengan Jessy di dukung dengan kesaksian palsu yang di sewa oleh hans untuk meyakinkan para keluarga, akhirnya semua percaya, dan masalah yang menimpa mereka di anggap, clear.

Padahal masalah yang sesungguhnya sangat besar, dan rumit untuk kaka beradik angkat untuk itu.

"Benarkah?"Tanya Azhar lagi, manik hitam kelamnya membidik tajam kearah Hans.

Hans cengengesan, Hans merasa ngilu melihat tatapan yang begitu tajam yang di lempar oleh papanya di pagi hari ini.

Hans mengangguk kaku, dan melempar senyum khasnya, "Benar, Pa. Tadi malam kita nonton film. Jessy kebawa---"

"Stop, makan. Jangan bacot lagi, aku percaya."Ucap Azhar datar, lalu laki-laki itu melanjutkan sarapannya yang tertunda.

Manda yang diam sedari tadi, di samping kanan Azhar, mengelus  lembut punggung tangan Jessy yang duduk di samping kirinya.

"Makan yang banyak, kamu keliatan kurus, nak."Ucap Manda lembut.

Jessy mengangguk dengan senyum tipisnya.

Hans menatap  dalam kearah Jessy di saat mama, dan papanya terlihat khidmat melanjutkan acara makannya, kakinya di bawah sana dengan nakal menyenggol-nyenggol lembut kaki Jessy.

Jessy yang melamun tersentak kaget, matanya melotot lebar.

"Makan, makan sampai habis."desis Hans terlihat dari bibir laki-laki itu yang menurut Jessy sangat---menyeramkan.

Demi Tuhan, bibir tebal kecoklatan itu, bibir itu telah pernah mengecup semua bagian luar tubuhnya, bahkan dari bagian dalam tubuhnya. Jessy seketika bergidik jijik!

"Jangan sentuh aku!"Pekik Jessy lepas kontrol.

"Kamu kenapa?"Tanya suara lain yang tak kalah berat dari suara Azhar sebelumnya.

serentak mereka yang berada di meja makan, menoleh keasal suara.

Semuanya bergidik ngeri melihat senyuman Raja yang terlihat, menyeramkan, dan sinting, oh Tuhan....apakah Raja sinting! Raja menggendong Abel dari depan.

Hans membuang cepat tatapannya kearah lain, Jessy melirik sinis kearah Hans.

"Ada apa dengan Abel, Raja?"Tanya Manda cemas.

Raja tidak menjawab, hanya senyum sumringah yang laki-laki itu lempar untuk  mamanya, dan menjawab pertanyaan cemas mamanya.

Sampailah Raja di depan mereka, Raja menurunkan Abel lembut dari gendongannya, mendudukan Abel, lembut penuh kasih sayang di kursi. Wajah Abel terlihat memerah bak kepiting rebus.

Demi Tuhan, Abel ingin  tenggelam di rawa-rawa saat ini juga. Abel malu, sungguh malu.

Ah, bahkan Raja, dan Abel mampu menarik semua perhatian orang agar menatap lebih lama kearah mereka, lihat saja, Manda, dan Azhar sepertinya betah melihat wajah malu Abel, menantu kecil mereka. Sungguh geli, dan gila memang, tapi siapa yang mampu melawan seorang Rajata? Lebih gila lagi, anak bayi yang di asuh anaknya Raja yang sinting masih tidak mengetahui, bahwa papa angkatnya merupakan suaminya juga. Geli, sangat geli.

"Abel bukan anak monyet, nggak ada apa-apa kok di gendong,sih?"sembur Jessy sinis.

Senyum sumringah Raja lenyap, manik htamnya yang kelam, seketika melirik tajam kearah Jessy.

Apa tadi? Anak monyet? Raja nggak salah dengarkan? Sialan adiknya!

"Diam, Jess. Dia anak kesayanganku."Ucap Raja dengan seringai khasnya.

Sekaligus isteri mungilku, isteri mini ku apapun sebutannya itu. Little angel...hahah Bisik hati Raja gila di dalam sana.

Membuat Jessy menunduk takut, Hans dengan cepat, menenangkan Jessy dengan mengelus-ngelus kaki Jessy di bawah sana, dengan menggunakan kakinya.

Membuat Jessy merasa semakin gusar, dan  tak nyaman!

"Ada kakak yang akan melindungimu."bisik Hans lirih.

Tbc!

BASTARD BROTHER! (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang