Hans menatap dalam kearah tubuh Jessy yang telah terlelap damai di atas ranjang pesakitannya.
Manik hitamnya yang kelam, membidik tajam, dan lama kearah perut datar Jessy.
Wajah laki-laki itu terlihat kuyuh, dan frustasi, rambutnya yang sedikit panjang terlihat berantakkan karena di jambak kesal, dan marah oleh dirinya sendiri.
Kedua tangannya terlihat mengepal erat di bawah sana. Demi Tuhan, Hans marah pada dirinya sendiri. Betapa bodohnya dia dua bulan yang lalu, langsung melakukan hal hina, dan brengsek itu tanpa pikir panjang terhadap Jessy.
"Apa yang harus aku lakukan, sialan!"Umpat Hans frustasi.
Tangan besarnya bahkan menampar marah pipinya kuat sehingga menibulkan bekas kemerahan di sana, dan rasa sakit yang tak terkira yang di rasakannya.
Kakinya yang panjang melangkah lebar menuju ranjang. Dimana ada Jessy di situ.
Wanita cantik, dan mungil ini masih terlelap dengan damai, dan sangat nyenyak sekali. Padahal sudah hampir tujuh jam ia terlelap setelah mendapat perawatan cepat dari dokter.
Hans? Laki-laki itu bahkan barang sedetikpun sampai subuh ini belum terlelap sedikitpun, membuat wajahnya yang pucat, dan takut karena keadaan Jessy tadi malam, semakin pucat, dan pias setelah ia mendengar vonis laknat yang di beritahu oleh Dokter tadi malam tentang keadan Jessy padanya.
Untung bapak membawa cepat isteri bapak ke rumah sakit, janinnya yang masih muda, dan rentan bisa di selamatkan.
Jangan membuat isteri bapak stress, dan tolong, larang lah isteri anda untuk mengkonsumsi alkohol, itu sangat berbahaya untuk perkembangan janin bapak.
Rasanya Hans ingin pingsan di tempatnya, mendengar ucapan panjang penuh peringatan dokter wanita parubaya yang menanangi Jessy tadi malam.
Dokter parubaya itu berucap dengan nada berapi padanya, dokter itu terlihat marah besar padanya, karena membiarkan isterinya mengkonsumsi alkohol dalam keadaan hamil.
Dokter parubaya itu juga mengomel panjang lebar agar jangan membuat Jessy kelelahan, jangan membuat tubuh Jessy terguncang dengan keras, dan hati-hati dalam bergerak karena kandungan Jessy lemah, umur Jessy juga terbilang masih muda, yaitu 19 tahun, agar Hans dapat memberi perhatian penuh, dan menjaga dengan baik kondisi isterinya, sehingga bayi mereka dapat terlahir dengan selamat nanti.
Hans?, laki-laki itu bahkan tidak menangkap, dan mendengar lagi ucapan Dokter setelah ia menangkap kalimat pertama, dan kedua dokter itu yang mengatakan tentang keaadan Jessy yang hamil? Dan tentang janin Jessy yang hampir keguguran karena alkohol, dan guncangan keras yang ia ciptakan. Hans tidak lupa! Setelah ia membanting Jessy dengan keras di sofa tadi malam, perempuan yang tengah di pengaruhi oleh alkohol itu langsung membuka matanya nyalang, dan mengeluh dengan menyedihkan betapa sakit sekali perutnya.
"Aku belum siap untuk semua hal yang aku dengar tadi, Jessy!"racau Hans frsutasi.
Pria muda itu begitu bodoh, untuk melakukan ia teramat siap, walau ada keraguan besar yang terselip di hatinya dulu, tapi karena rasa cintanya yang telah buta, ia melakukan dengan baik dengan bantuan alkohol yang membuat ia semakin melayang terbang menikmati tubuh adik angkatnya yang...ah, lumayan enak. Bercinta akan sangat lebih enak, dan baik apabila di lakukan dengan orang yang saling mencintai. Begitulah pikir Hans.
Tapi, ia telah melakukannya dengan Jessy. Sial! Kenapa hidupnya begitu rumit hanya karena cinta?
Ia yang mengejek kakaknya Raja dulu, menyesalinya, ia mendapat getahnya, bahkan ia lebih menjijikan dari apa yang di lakukan kakaknya, mengorbankan adiknya Jessy yang bahkan telah tumbuh bersama dengan dirinya sedari mereka bayi. Karena seorang wanita yang ia cintai. Yang entah apa alasannya begitu membenci adiknya. Demi Tuhan, Hans sudah mencoba mengubur perasaannya pada Febi, tapi semakin Hans mencoba menguburnya, rasa sialan itu semakin tumbuh subur di dalam hatinya, membuat, dan mendorong hati kecil Hans akhirnya melakukan hal kejam itu pada Jessy.
"Huhhh!"Hans menghembuskan nafasnya lelah.
Laki-laki itu menjatuhkan tubuhnya dengan lemas di atas kursi yang berada di samping ranjang pesakitan Jessy. Punggungnya menyandar lemah di sandaran kursi, kedua tangannya di simpan oleh laki-laki itu di atas keningnya, menekan sedikit kuat di sana, agar rasa pening yang ia rasakan saat ini bisa sedikit berkurang, tapi sial! Malah kepalanya semakin terasa sakit karena timpaan tangan kekarnya.
"Enghhh."
Hans dengan cepat menegakkan tubuhnya, dan menatap langsung kearah jessy di disaat telinganya yang tajam mendengar erangan kecil, dan lirih yang berasal dari arah depannya.
"Jessy..."Guman Hans dengan senyum lebarnya.
Setelah sekian Jam ia menunggu, akhirnya adiknya sadar juga.
Jessy, perempuan itu masih belum sadar, tangan lentiknya yang lemah mengucek pelan kedua matanya yang terasa terasa lengket, dan berat. Tidak mendengar sedikit pun panggilan antusias kakaknya barusan akan kesadaran dirinya.
"Sayang...akhirnya kamu sadar."Ucap Hans dengan kedua mata yang menyiratkan sinar lega, dan bahagia yang dalam.
Sontak membuat Jessy menoleh kaget kearahnya.
Hans melempar senyum hangatnya untuk jessy. Tangannya yang kekar, dan sedikit kasar mengelus penuh kasih punggung tangan jessy yang hangat.
Membuat Jessy semakin bingung, kenapa ia berada di rumah sakit? Ada apa dengan kakaknya saat ini, sangat aneh! Ingin menarik tangannya yang tengah di elus lembut oleh kakaknya, Jessy tidak mampu, ia merasa amat lelah, dan lemas. Kepalanya juga terasa amat pusing saat ini.
Jessy diam, menanti ucapan yang akan terlontar dari mulut kakaknya.
"Kakak akan melupakan tentang kenakalan jessy tadi malam."Ucap Hans lembut.
Mata Jessy terlihat membulat kaget, ia ingat sekarang, ia pergi ke kelab malam karena, ah...Jessy menggeleng lemah. Intinya Jessy merasa sangat frustasi tadi malam.
"Kakak nggak akan kasih tau mama, dan papa terlebih kak Raja tentang tadi malam."
Jessy masih diam, manik hitam kelamnya menatap dalam kearah wajah Hans yang terlihat sangat berantakkan saat ini.
"Kamu, dan kakak sebentar lagi akan pergi ke negara yang berbeda kan, kita akan jadi mahasiswa baru, kita akan menjadi mahasiswa."
"Kamu sangat ingin menjadi arsitek, kakak juga sangat ingin menjadi dokter."Ucap Hans masih dengan nada lembutnya.
Bibirnya yang tebal kecoklatan masih setia menyunggingkan senyum hangat yang menawan untuk Jessy.
"Kakak sayang kamu. Cup."Ucap Hans lembut di akhiri dengan kecupan singkat basah yang laki-laki itu jatuhkan di atas rahang jessy.
Jessy dalam sesaat terpana, tetapi setelah...itu,
"Kamu mau, ya sayang, menggugurkan kandungan itu. Kita masih muda, dan nggak mungkin mampu mengurus seorang anak bayi."
Ucapan lembut yang d lontarkan dengan nada ringan oleh Hans, membuat Jessy spontan terbangun dari baringannya.
Menatap bingung kearah Hans, apa yang ia dengar barusan? Apakah ia salah dengar?
Tbc!
06-09-3019-21:18-Jumat.
Ebook Bastard borther sudah ready di playbook. Bisa beli dan donlod di sana kk
KAMU SEDANG MEMBACA
BASTARD BROTHER! (LENGKAP)
Romance28-08-2019-RABU JUDUL AWAL : FORBIDDEN BABY. AKU GANTI BASTARD BROTHER! LAPAK DEWASA 21+ AKU'LAH SI BUDAK CINTA YANG PALING HINA, DAN MENYEDIHKAN DI DUNIA INI. AKU MENURUTI SEMUA KEINGINAN SEORANG WANITA YANG SANGAT AKU PUJA, DAN CINTAI. WALAU KEING...