SEBELAS

13.5K 768 26
                                    

MAAF, AKU GANTI JUDUL CERITA INI SEKALI LAGI, JUDUL BARU BASTARD BROTHER!

Hans menatap cemas kearah Jessy, kepala Jessy telah Hans papah di atas pahanya. Tangannya yang kekar, dan kasar menepuk-nepuk lembut pipi Jessy agar Jessy mau membuka matanya.

Hans tau, Jessy tidak hilang kesadarannya (pingsan), itu terlihat dari mulut Jessy yang menggumam pelan. Adiknya sepertinya mabuk berat saat ini.

Dengan pelan, Hans menyelusuri  tubuh Jessy dari ujung kepala sampai ujung kaki Jessy.

Dalam sedetik, kedua tangan Hans terlihat mengepal erat. Amarah begitu cepat menguasai diri Hans. Sialan!

Persis pelacur, ya adiknya persis seorang pelacur cilik saat ini, melihat dari pakaian yang di kenakan oleh adiknya sangt minim, dan terbuka. Sialan, dan Hans tidak suka melihatnya.

"Jessy...apa yang kau lakukan di sini, hm?"Desis Hans tajam, kedua tangannya telah beralih kearah kedua bahu Jessy yang terbuka, menampilkan pundak mulus, dan putih Jessy di sana.

Hans memejamkan matanya erat. Dadanya juga tiba-tiba berdetak dengan cepat di dalam sana, di iringi dengan rasa sesak yang mulai membuat nafas Hans sedikit terengah-engah. Mungkin karena rasa marah yang begitu besar menyapa laki-laki berusia sembilan belas tahun itu saat ini.

"Arhhhg...sakit!"aduh Jessy sambil membuka susah payah kedua matanya yang berat.

Hans tersenyum miring, dirinya baru saja meremas dengan volume yang lumayan keras bahu terbuka adiknya.

Berhasil, adik sialan, tak tau diri, dan adik nakalnya, akhirnya membuka kedua matanya, walau terlihat  susah payah. Hans tidak peduli.

Hans ingin Jessy meliat kemarahannya saat ini, karena sudah berani datang di tempat terkutuk seperti ini. Hans benar-benar marah, gadis sialan ini juga menenggak minuman haram itu. Rasa marah tumbuh berkali-kaki lipat di dalam diri Hans di saat dirinya tak sengaja, menatap ke samping kanannya.

Sialan!

"Dasar pelacur!"Umpat Hans marah. Tangannya yang besar dengan kasar merapatkan kedua paha Jessy yang terbuka lebar, dan menampilkan celana dalam berwarna hitamnya di dalam sana.

"Tutup matamu kalau kau tidak ingin buta, Brengsek!"bentak Hans marah pada seorang laki-laki seumurannya yang terlihat hampir meneteskan liurnya, menatap dalam diam sedari tadi kearah paha bahkan bagian dalam tubuh Jessy yang untungnya di lindungi oleh celana dalam warna hitamnya.

Laki-laki yang di bentak Hans terlihat menurut, walau terlihat kesal, dan ingin membalas umpatan Hans.

Hans, tanpa kata, laki-laki itu mengangkat dengan mudah tubuh Jessy. Jessy dengan reflek melingkarkan kedua tangannya lemas di leher Hans.

Dengan wajah yang menyiratkan rasa bersalah yang besar, Hans melangkah lebar menuju Febi yang terlihat terpaku di tempatnya, di sofa tempat mereka duduk tadi.

Hans memberi tatapan yang menyiratkan  rasa sesal yang dalam, karena harus meninggalkan  Febi saat ini.

Bagaimanapun juga, Jessy adalah adiknya, Hans bisa mati kalau mamanya atau papanya, dan yang lebih menyeramkan lagi, kakaknya, tau kalau Jessy seperti ini, dirinya bisa habis.

"Maaf' kan aku, Sayang. Aku harus mengantar Jessy. Kamu tunggu, ya. Aku datang lagi kemari, secepatnya!"Ucap Hans terburu di saat Jessy terlihat ingin muntah.

Hans tidak ingin dirinya kotor karena muntahan Jessy, itu sangat menjijikkan!

Tanpa kata lagi, Hans dengan segera berjalan dengan langkah lebar untuk keluar kelab, Jessy terlihat menutup mulutnya kuat saat in. Wanita ini sepertinya akan memuntahkan isi perutnya, dan Hans berharap, adik sialannya ini tidak mengotori bajunya dengan muntahan menjijikkannya.

"HANSS! JANGAN PULANG, SIALAN!"Umpat Febi marah, wanita muda itu terpaku di tempatnya, menatap tak percaya kearah Hans yang terlihat khawatir sekaligus marah besar pada Jessy.

"Sialan kau Hans!"Umpat Febi lagi.

Febi tak mengerti, laki-laki sialan itu berkata kalau dirinya sangat mencintainya,  tapi kenapa dengan mudah laki-laki itu meninggalkan dirinya di tempat yang seperti ini? Sendirian lagi!

Sial! Hans benar-benar sialan!

"Awas kau Jessy!"desis Febi marah sambil menjambak marah rambutnya sendiri.

****

Hans menahan nafasnya sebisa mungkin. Aroma muntahan Jessy menguar begitu keras menyapa indera penciumannya saat ini.

Jessy, adik yang benar-benar sialan, dan menyebalkan. Waktu berkencannya dengan Febi terganggu, dan Jessy juga memuntahkan semua isi perutnya di dada Hans.

Membuat Hans maupun Jessy saat ini di lumuri oleh muntahan Jessy.

Hans harus menahan nafas kuat sedari laki-laki itu keluar dari kelab sampai menuju appartementnya, Jessy dengan menyebalkannya, tidak ingin melepas lingkaran tangannya di lehernya.

Sudah Hans paksa bahkan dengan cara sedikit kasar, agar Jessy  mau turun dari gendongannya, tapi tangan Jessy seperti lem yang menempel kuat melingkari lehernya.

Hans mengemudi  dengan susah payah untuk menuju appartementnya, karena ada Jessy yang ia pangku dari depan. Di tambah bau muntahan Jessy yang membuat Hans ingin pingsan di tempat, tapi di tahannya sebisa mungkin.

Saat ini, Hans melangkah lebar menuju sofa besar, dan lebarnya.  Hans kepayahan membuka pintu appartemetnya tadi, untung ada  tetangga Hans yang lewat, dan membukakan pintu Hans, dan Jessy. Tidak mungkin Hans membawa Jessy ke rumah dalam keadaan seperti ini, bukan.

Lalu...

BRUK!

dengan kasar Hans melempar tubuh jessy di atas sofa empuk yang berada di ruang tamunya. Membuat Jessy terpekik tertahan, matanya spontan terbuka lebar, wajahnya yang memang pucat semakin pucat, lalu kedua tangan lentik wanita itu terlihat memegang perutnya, sedikit meremas di sana.

"S-sa-kit...tolong, sangat sakit, Mama."Lirih Jessy semakin menekan kuat bagian pusarnya, membuat Hans menjatuhkan dirinya cepat di depan Jessy.

"Kamu kenapa?"Tanya Hans khawatir.

Nggak mungkin' kan jessy terluka karena tubuhnya yang ia lempar dengan kasar di atas sofa empuk, dan besar itu.

"Sakit, Kak. To-long, sakit sekali."

"Kayak ada yang mau keluar di diri Jessy. To-tolong."racau Jessy tersiska.

Hans terlihat gusar, matanya tak sengaja melirik kearah bawah kaki Jessy.

Seketika mata Hans melotot besar, di saat matanya menangkap ada darah segar yang mengalir di antara sela kedua paha putih, dan mulus Jessy.

Tbc?

05-09-2019-2

BASTARD BROTHER! (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang