SEPULUH

14.2K 783 21
                                    

Hans memejamkan matanya rapat, mulutnya sedikit terbuka, sesekali mulut Hans mengeluarkan suara desahan tertahan, di saat tangan lentik Febi menggoda dengan lihay bagian tertentu tubuh Hans.

Melihat Hans yang begitu mudah terjatuh karena sentuhan ringan, dan tak bermanknanya di tubuh bagian luarnya, membuat Febi melebarkan senyumnya di sela bibirnya yang mengecup sesekali rahang tegas Hans yang saat ini terlihat, ah payah.

Febi tersenyum misterius, kedua sinar matanya memancarkan sinar bahagia, dan lega. Ah, Ia bahagia mendengar segala ucapan tentang kehancuran Jessy yang terlontar dari mulut Hans tadi. Ah, Hans sepertinya tidak pantas di sebut sebagai seorang kakak. Tidak ada kakak yang menghancurkan adikknya sendiri, walau itu adik angkat, ah mungkin ada di luar sana, tapi menurut Febi, Hans sangat bodoh, dan brengsek. Malang sekali nasib Jessy, tapi Febi senang dengan segala kemalangan yang menimpa Jessy, hatinya akan mekar, dan meletup-letup bahagia di dalam sana. Perlahan tapi pasti, segala dendam yang ia tanam sejak dua tahun lalu, akan berhasil, berhasil menghancurkan Jessy sampai wanita itu tidak ada di dunia ini.

"Hans..."Panggil Febi dengan suara yang di buat semenggoda mungkin.

Hasn jelas dengan cepat membuka kedua matanya, di saat suara lembut Febi menayapa lembut pendengarannya. Senyum juga perlahan terbit di kedua bibir tebal kecoklatan laki-laki itu.

"Ya, sayang."jari-jari kekar laki-laki itu menyelusuri pelan setiap garis, dan gurat wajah Febi.

Membuat Febi mengerang pelan dengan raut wajah yang di buat semenggoda mungkin, mulutnya sedikit terbuka, membuat Hans gemas, ingin memgecup, dan memagut habis bibir yang di lapisi tebal oleh lipstik bewarna merah itu.

Ah, Hans sudah nggak tahan. Dengan penuh nafsu, Hans memagut bibir penuh Febi kasar, tapi, di saat Febi ingin membalas pagutan Hans, Hans dengan cepat menarik bibirnya dari bibir Febi. Febi terlihat kecewa, dan perempuan itu menahan rasa kesal yang besar di dalam hati untuk Hans. Laki-laki sialan di depannya ini begitu sialan, padahal ia sudah sangat terangsang, hebat... hanya sebuah pagutan singkat dari laki-laki yang di manfaatkannya ini. Febi begitu cepat terangsang, dan ingin melakukan lebih, tapi sepertinya laki-laki bodoh di depannya ini tidak ingin melakukan hal yang lebih dengannya.

"Kenapa berhenti?"Tanya Febi kesal.

Cup

Bukannya menjawab, Hans malah melayangkan kecupan singkat penuh cinta untuk Febi, membuat Febi semakin kesal saja.

"Aku tidak akan merusakmu, Sayang. Kamu spesial."bisik Hans lembut.

Wajah Febi seketika terlihat masam, walau Hans tampan, dan kaya, ia tidak merasa tertarik dengan laki-laki di depannya ini, sedikitpun, catat! Harta? Ia juga memiliki harta yang banyak, papanya kaya, bahkan sangat kaya. Febi menginginkan laki-laki liar, seliar dirinya.

Febi tidak ingin berhubungan dengan laki-laki setengah bajingan seperti Hans. Ia mendekati Hans, dan membuat laki-laki itu tergila-gila padanya hanya karena ingin menghancurkan Jessy lewat kakak angkatnya, sampai wanita sialan, dan pembawa petaka itu mati di muka bumi ini. Febi akan menghempaskan laki-laki munafik, dan bajingan seperti Hans.

"Aku sudah rusak. Kalau kamu belum tau."Febi menjauhkan diri dari Hans, tapi Hans tidak membiarkan Febi jauh darinya. Laki-laki itu dengan cepat menahan kuat pinggang Jessy dari samping agar tetap duduk merapat, dan bersandar manja di bahu, dan dadanya.

"Aku tau. Itu masa lalumu, detik ini kamu masa depanku. Aku nggak peduli sama masa lalu kamu. Aku mencintaimu tulus dari hati."Ucap Hans lembut.

Manik hitamnya yang terbiasa menampilkan sorot tajam, dan dingin terlihat sangat lembut, dan penuh kasih di setiap saat Hans berada di dekat Febi.

Ah, sungguh Hans jatuh cinta setengah mati pada Febi.

"Benarkah? Kamu nggak keberatan kalau aku udah nggak perawan lagi?
"Febi memincingkan matanya, pura-pura menatap tidak percaya akan setiap ucapan lembut yang terlontat dari mulut Hans.

Padahal dia percaya, Hans telah terjarat begitu dalam oleh pesonanya.

"Ya, aku tidak peduli kamu masih utuh atau nggak, toh, aku juga udah nggak utuh lagi ( perjaka)."Hans melempar senyum yang begitu hangat untuk Febi. Tangan kekarnya juga memanjakan punggung tangan Febi, mengelus penuh cinta di sana. Membuat Febi merasa sedikit nyaman, hanya sedikit.

Febi mendengus, mengingat Hans yang tidak perjaka lagi membuat mood Febi seketika muram, bukan, bukannya Febi sedih karena Hans sudah nggak utuh lagi sama seperti dirinya, no, tidak! Hans tidak perjaka karena menodai Jessy. Mengingat nama jessy membuat febi geram, dan menahan amarah yang besar.

"Aku mau kamu berlaku ja----"

PRANG!

Ucapa tegas Febi di potong telak oleh suara pecahan kaca yang pecah. Sontak membuat Hans maupun Febi menatap ke asal suara.

Hans maupun Febi sama-sama di buat kaget oleh seseorang pegaduh yang menjatuhkan botol minuman dan gelas di bawah kakinya.

"Jessy.."Kaget Hans dan Febi secara bersamaan.

Jessy yang berada sekitar satu meter di depan Hans, dan Febi mendengar suara kaget seseorang yang menyeru namanya, Jessy menoleh keasal suara.

Hans kaget melihat mata merah, dan wajah pucat Jessy, sangat pucat.

Apa yang Jessy lakukan di sini?

Bruk!

"Jessy!!!"pekik Hans sambil bangkit dengan kasar dari dudukannya berlari menuju Jessy secepat mungkin, karena tubuh adiknya telah tergeletak di atas beling kaca yang timbulkan olehnya sendiri.

Febi mendengus keras di tempatnya, sialan!

Hans benar-benar bajingan yang tanggung, dan Febi tidak ingin orang seperti Hans!

TBC!

04-09-2019-22:00

BASTARD BROTHER! (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang