09 :: Bad Day

2.9K 372 10
                                    

Keluar kelas Raina dan Minju menunggu Ryujin didepan kelas gadis itu. Hari ini kedua gadis itu akan berkunjung dan bermain sebentar dirumah Raina, kebetulan dirumahnya tidak ada siapa-siapa, Mamahnya sudah pergi tadi pagi keluar kota bersama Papahnya, sedangkan Doyoung, tadi laki-laki itu mengirim pesan padanya dan mengatakan kalau di pulang malam karena mengerjakan tugas.

Raina mendongakan kepala, matanya menjelejah kelas Ryujin, seperti sedang mencari sesuatu. Minju yang menyadari keanehan dari temannya itu mengernyit dan menyenggol pelan bahu gadis Kim itu.

"Nyari siapa sih? Jaemin?" tebaknya.

"Salah satunya itu," jawab Raina yang masih sibuk memandang kelas Ryujin.

"Eh eh udah keluar tuh." lanjutnya saat guru yang mengajar dikelas gadis Shin itu merapihkan bukunya.

"Hai, Nana!" sapa Raina saat Jaemin keluar kelas.

Minju hanya merotasikan bola matanya, sudah muak ia melihat temannya seperti ini, apalagi Jaemin tadi menghiraukan gadis itu dan berjalan tanpa menoleh.

"Sok ganteng!" gumam Minju.

Raina yang mendengar langsung menoleh, " emang ganteng, pacar lo Guanlin gak ada apa-apanya."

Ryujin yang baru keluar kelas langsung menoyor kepala Raina yang membuat sang empu meringis kesakitan lalu menatapnya tajam.

"Jangan terlalu bego ah, udah deh ayo." kata Ryujin.

Raina mendengus kesal, lalu menepuk jidatnya tiba-tiba. Dia baru ingat kalau Jeno tidak bisa mengantarnya pulang karena laki-laki itu ada jadwal latihan basket untuk perlombaannya minggu depan.

"JUN!!"

Renjun dan Xiaojun menoleh bersamaan, pun dengan Jaemin yang sedang berbincang dengan mereka berdua. Meringis pelan lalu melangkah menghampiri ketiga laki-laki itu, diikuti dengan Ryujin dan Minju dibelakangnya.

"Dejun maksud gue hehehe." ujarnya pada Renjun.

Laki-laki Cina itu hanya mengangguk lalu memainkan ponselnya. Sedangkan Jaemin dan Xiaojun menatapnya heran.

"Gue nebeng ya Dejun gantengg." rayunya.

"Ga,"

"Ihhh Dejun, gue gak ada tebengan. Jeno latihan basket." rengeknya seraya menggoyangkan tangan Xiaojun.

Xiaojun menghela napas pelan, "tunggu parkiran sana, gue ada urusan sebentar."

"Yeay! Ayay captain!" kemudian Raina berlari kecil yang membuat Xiaojun tertawa kecil.

"Duluan ya," pamit Ryujin dan Minju.

Ketiga laki-laki itu mengangguk lalu kembali melanjutkan perbincangan mereka yang sempat tertunda karena gadis mungil Kim Raina.

"Yaudah kalau begitu gue duluan ya," pamit Xiaojun pada kedua temannya.

Jaemin dan Renjun hanya menggangguk. Laki-laki itu melangkah cepat kearah parkiran karena takut membuat Raina menunggu lama, kalau dia terlalu lama menunggu bisa-bisa Xiaojun terkena semprotan pedas yang keluar dari mulutnya.

Dari kejauhan netranya menangkap sosok Raina yang sedang berjongkok disebelah motornya sambil menulis-nulis diatas pasir tipis menggunakan ranting pohon kecil. Menggelengkan kepala melihat kelakuan tetangganya, laki-laki itu segera melangkah dan mengklik remot alarm motornua hingga berbunyi dan membuat Raina terkejut.

"Ih Dejun! Udah lama banget, kagetin orang pula!" kesalnya.

Xiaojun hanya terkekeh, mengeluarkan motornya dari parkiran lalu menyuruh gadis mungil itu naik, kemudian melajukan motornya dengan kecepatan tinggi hingga membuat gadis yang duduk dibelakangnya terpekik kaget.

-She is Rain-

Raina turun dari motor Xiaojun dengan mengerucutkan bibirnya, membuka pagar rumahnya kemudian berjalan masuk kedalam tanpa mengucapkan terimakasih pada Xiaojun. Dia kesal dengan laki-laki itu karena membuatnya hampir saja jantungan ditambah lagi membuat rambutnya menjadi acak-acakan seperti orang gila.

Dejun sialan! geramnya dalam hati.

Raina membuka pintu rumahnya, dan hal yang pertama kali ia lihat adalah pemandangan ruang tamunya yang sudah hancur akibat kedua temannya, sampah makanan ringan dan tissue berserakan dimana-mana, keadaan bantal-bantal sofa yang sudah tidak tertata rapih dan jangan lupakan meja tamu yang tadinya berada ditengah sekarang diletakkan disamping meja televisi.

Mendengus kesal lalu melangkah begitu saja tanpa menghiraukan kedua temannya yang sedang menangis-nangis didepan televisi, biasa mereka sedang menonton drama. Menghempaskan tubuhnya ke kasur lalu memejamkan matanya, hari ini sangat melelahkan, ditambah dengan teman-temannya yang membuatnya kesal, sungguh hari ini adalah hari yang buruk baginya.

Tak ingin berlama-lama diatas kasur, Raina segera melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah tigapuluh menit selesai, gadis itu langsung turun dan menemui kedua temannya yang saat ini sudah menangis kencang sambil berpelukan satu sama lain.

"Hah?!" pekiknya terkejut saat membuka ponselnya.

Ryujin dan Minju yang sedang asik menikmati film drama mereka langsung menoleh dan menatap Raina kesal.

"Kenapa sih?" Ryujin memilih bangkit dan duduk disofa, merebut paksa ponsel milik Raina kemudian tak lama memekik sama halnya seperti Raina.

Minju yang melihat raut wajah kaget dari kedua temannya langsung ikut bangkit dan duduk disebelah Ryujin, ia menarik ponsel milik Raina lalu menghela napas saat tau apa yang membuat kedua temannya sangat terkejut. Diletakkan kembali ponsel milik Raina diatas paha gadis itu lalu berjalan ke dapur mengambilkan air mineral untuk Raina.

"Minum dulu," suruh Minju.

Raina langsung meminum seteguk air bening yang disodorkan Minju dengan pandangan kosong, dirinya masih sangat terkejut dengan apa yang ia lihat barusan.

"Jadi masih mau tetap berjuang atau menyerah?"

::::

[1] She is Rain✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang