Pagi ini Raina dibuat bingung dengan kedatangan Jeno yang tiba-tiba, dan yang membuatnya bingung lagi laki-laki itu seperti sudah kenal dekat dengan kakaknya, Doyoung.
Menghiraukan rasa ingin taunya, gadis itu memilih duduk dimeja makan, bergabung dengan keluarganya dan juga Jeno yang ada dihadapannya.
"Oh iya dek, mama sama papa mau keluar kota untuk beberapa minggu, jadi kamu disini sama kakak. Inget ya jangan nakal, dengerin apa kata kakakmu." ujar Mama Raina.
Raina hanya mengangguk, tangannya menjulur ke depan untuk mengambil selembar roti yang ada dihadapannya. Mulutnya sibuk mengunyah roti berselai coklat kesukaannya yang baru saja ia suap kedalam mulut. Matanya tak henti melirik Jeno yang juga sedang tersenyum menatapnya.
Setelah selesai menghabiskan sarapannya, Raina beranjak, meraih tas ranselnya yang ia letakkan dikursi samping, kemudian pamit dengan Mama. Pun dengan Jeno yang langsung berdiri dan ikut pamit dengan Mama Raina dan juga Doyoung.
"Raina berangkat ya, Mah. Ayo kak cepet, nanti aku telat." ujarnya kemudian melangkah keluar.
"Kim Raina!" panggil Jeno.
Raina yang sedang berdiri menunggu kakaknya menoleh dan tersenyum ramah pada Jeno.
"Ayo, nanti kita telat."
"Hah?"
Raina diam ditempat menatap Jeno bingung, sedangkan laki-laki itu tersenyum lalu memakaikan helm pada Raina.
"Naik, nanti kita telat." kata Jeno.
"Jadi lo jemput gue?" tanya Raina heran.
Jeno mengangguk lucu, "iyalah, masa iya cuma numpang sarapan aja."
Raina mengangguk paham kemudian menaiki motor Jeno, sedikit kesusahan karena motornya terlalu tinggi. Jeno yang peka langsung mengulurkan tangannya pada Raina, membantu gadis itu menaiki motornya.
"Let's go!!" seru Raina saat sudah duduk dijok belakang.
Jeno terkekeh seraya mengangguk lalu melajukan motornya dengan kecepatan standar.
-She is Rain-
Sesampainya diparkiran sekolah semua mata tertuju pada Raina yang baru saja turun dari motor Jeno dan juga pemilik motor yang kelihatannya sudah biasa dengan pemandangan ini. Lagipula ini adalah hal yang biasa bukan? Raina dan Jeno juga hanya sekedar teman sekelas, memangnya ada yang salah jika berangkat bersama?
Menghiraukan tatapan murid lain, Raina memberi helm kepada Jeno lalu berlari kecil menyusul Jaemin yang juga sedang memarkirkan motornya ditempat yang sama, hanya saja jarak parkir motor Jaemin dan Jeno lumayan berjauhan.
Tersenyum lebar seperti biasanya, kemudian menepuk bahu lebar milik laki-laki Na itu yang membuat sang empu menoleh dan menatapnya datar.
"Morning, baby!" sapa Raina ceria.
Dan seperti biasa, Jaemin menghiraukannya, berjalan meninggalkan gadis itu tanpa mau menoleh saat gadis itu berlari sambil memanggil namanya. Sunggu memalukan, padahal yang bertingkah konyol gadis itu, tetapi Jaemin juga merasa malu.
Raina yang berlari kecil menyusul Jaemin langsung berhenti saat sebuah tangan menahannya. Mendengus kesal lalu menoleh pada si pelaku yang membuatnya kehilangan jejak Jaemin-nya.
"Mau sampe kapan sih, Rain? Lo gak malu jadi bahan omongan orang? Lo cantik Raina, masih banyak yang mau sama lo!" kesal orang itu.
"Dengerin gue ya nona Shin, mau gimanapun hati gue tetep buat Na Jaemin seorang. Sekalipun lo larang atau jodoh-jodohin gue sama cowo-cowo disini gue gak bakal minat kalo bukan Jaemin. Bye!" ujarnya kemudian melangkah pergi.
Ryujin memijit pelipisnya pusing. Entah harus dengan cara apa lagi dia menjauhkan Raina dari Jaemin yang bahkan tidak menginginkan kehadirannya, apalagi setelah mendengar berita yang baru saja Minju sampaikan semalam.
Tidak mau ambil pusing dengan Raina yang sepertinya sudah kecanduan Jaemin, gadis Shin itu melangkah ke kelasnya untuk mengikuti pelajaran. Masalah membuat Raina melupakan Jaemin akan ia bicarakan nanti pada Minju.
::::
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] She is Rain✔
Hayran Kurgu[REVISION] -ft na jaemin© #Book1 Kisah Na Jaemin si kutu buku dingin yang selalu menjadi laki-laki pujaan seorang gadis ceria yang sangat menyukai hujan, namun dibalik senyum cerianya ternyata tersirat kesedihan yang mendalam. Mampukah gadis ini men...