14 :: Dijenguk Jaemin

2.7K 368 20
                                    

Raina tersenyum saat melihat Jeno yang baru saja masuk ruang rawatnya dan kali ini terdapat bingkisan buah ditangannya dan jangan lupakan kedua teman laki-laki itu yang juga ikut menjenguk Raina. Jeno membalas senyum Raina, meletakkan bingkisan buahnya dinakas lalu duduk samping ranjang pasien yang ditiduri Raina, sedangkan kedua temannya duduk disofa yang ada diruangan ini.

"Gimana keadaannya?" tanya Jeno lembut.

"Membaik, tapi gue bosen Jen, mau pulang." melas Raina.

Jeno terkekeh, mengusap lembut surai Raina, "nanti pulang kalau udah lebih baik."

Raina mendengus kesal, pandangannya beralih pada kedua teman Jeno yang sejak tadi tampak diam memandang interaksi antara dirinya dan Jeno.

"Hai temennya Jeno," sapa Raina ramah.

Hyunjin dan Felix tersenyum, beranjak dari duduknya lalu menghampiri Raina.

"Cepet sembuh ya." kata Hyunjin.

Raina mengangguk.

Ceklek

Mereka berempat kompak menoleh kearah pintu, dimana terdapat Jaemin berdiri diambang pintu dengan wajah datarnya, jangan lupakan dengan kantong plastik supermarket ditangan kirinya. Kaki jenjang laki-laki itu melangkah mendekat pada Raina yang sudah memberika senyum manis untuknya, diletakkan kantong tersebut dinakas lalu beralih menatap Raina.

Dengan senyuman yang masih mengembang Raina meraih tangan kekar Jaemin, digenggam erat seakan menahan Jaemin untuk tidak pergi meninggalkannya. Sedangkan Jeno dan kedua temannya memilih keluar, walaupun dirinya tidak rela meninggalkan Raina berdua dengan Jaemin, tapi melihat wajah Raina yang sangat bahagia mau tidak mau ia mengalah dan melangkah keluar.

"Aku kira kamu gak bakal dateng!" seru Raina senang.

Jaemin diam.

"Aku seneng deh kamu jengukin aku." katanya lagi.

Lagi-lagi Jaemin tidak menanggapinya.

Raina melepaskan genggaman tangannya pada Jaemin lalu beralih mengambil kantong plastik yang tadi dibawa Jaemin. Senyumnya makin mengembang saat tau apa yang dibawakan Jaemin untuknya. Ah, seperti ini saja ia sudah bahagia sekali.

"Kamu tau aku suka bolu coklat?" tanya Raina dengan mata berbinar.

"Minju yang nyuruh," jawab Jaemin datar.

Ada rasa kecewa dalam diri Raina, tapi itu tak jadi masalah, yang terpenting Jaemin datang menjenguknya dan membawakan makanan kesukaannya walaupun suruhan Minju.

"Tapi maaf Na, kata Dokter aku gak boleh makan coklat terlalu banyak dan kemarin Jeno udah bawain aku bolu coklat." kata Raina terlihat sedih.

"Gapapa," ujar Jaemin datar, namun ada perasaan tidak rela dalam dirinya.

Raina mengangguk cepat lalu berteriak memanggil Jeno yang ada diluar ruangan.

"Kenapa? Ada yang sakit? Mau dipanggilin Dokter?" tanya Jeno khawatir saat menghampiri Raina.

"Nggak Jeno, gue baik-baik aja kok," Raina menyodorkan kantong plastik pemberian Jaemin.

"Nih makan, kalian daritadi belum makan kan?"

Felix tersenyum, mengambil cepat kantong plastik yang Rain sodorkan lalu melangkah ke sofa bersama Hyunjin, sedangkan Jeno yang melihat kelakuan kedua temannya hanya mendengus kesal. Memalukan saja. batin Jeno.

"Makan Jeno!" titah Raina.

Jeno tersenyum mengangguk, tangannya terangkat, mengusap lembut surai Raina kemudian melangkah menghampiri kedua temannya yang sudah lahap memakan kue bolu dari Jaemin.

Entah kenapa sejak tadi Jaemin yang diam memperhatikan interaksi antara Raina dan Jeno membuat dirinya sedikit kesal dan merasa.... tidak suka jika Raina sedekat itu dengan Jeno, apalagi tadi saat Jeno mengusap kepala gadis itu, uh itu membuatnya.... cemburu? Entah, tapi rasanya Jaemin sedikit tidak rela.

"Ah iya, gimana keadaan disekolah? Pasti kamu tenang ya karena gak ada aku?"

Jaemin mengangguk, "iya"

Raina meringis namun berusaha tetap tersenyum walaupun hatinya sedikit bersedih karena jawaban Jaemin.

"Nana,"

Jaemin menaikkan sebelah alisnya.

"Belajar yang rajin ya, katanya mau jadi Dokter. Aku doain deh supaya cita-cita kamu tercapai."

Jaemin mengangguk.

"Bahagia terus ya? Tetap jadi Jaemin yang apa adanya. Tetap bersinar apapun yang terjadi."

Jaemin mulai mengernyit bingung.

"Pokoknya sama siapapun kamu nanti, kamu gak boleh kasar ya? Kamu juga gak boleh sombong sama aku, harus kunjungin aku dimanapun aku tinggal. Janji?" Raina mengacungkan jari kelinkingnya.

"Harus banget?" tanya Jaemin yang diangguki Raina.

Jaemin menghela napas kemudian menautkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Raina yang membuat gadis itu tersenyum senang.

"Ah iya," Raina melepas tautan jari kelingking mereka.

"Satu hal yang harus Nana inget juga," lanjutnya menjeda perkataannya, menatap Jaemin lekat-lekat kemudian tersenyum manis.

"Aku, Raina selalu sayang Nana!" katanya.

Jaemin diam tak menanggapi, ia bingung harus apa. Sedangkan Jeno yang memang sedang berada diruangan Raina mendengus kesal, sepertinya gadis itu lupa akan kehadiran laki-laki Lee itu.

"Gapapa Nana gak sayang aku, yang penting aku selalu sayang Nana. Dimanapun dan bagaimanapun situasinya." Raina meraih tangan Jaemin.

"Karena Nana orang yang spesial dihidup aku setelah, Mama, Papa dan kak Doyoung." lanjutnya.

Jaemin diam membeku, merasakan hatinya seperti tersambar petir, buru-buru ia melepaskan tangannya dari Raina kemudian pergi keluar, meninggalkan Raina yang sudah menatapnya sendu.

"Nana pasti gak suka ya aku ngomong kayak gitu." lirih Raina.

::::

[1] She is Rain✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang