Raina berlarian kesana kemari dibawah derasnya air hujan, ia seakan melupakan kesedihan yang ia alami saat ini. Tawanya begitu nyaring saat air hujan bertambah turun dengan derasnya. Jeno yang memang bersama gadis itu hanya menggeleng, sudah berkali-kali dirinya menyuruh gadis itu berhenti karena takut dimarahi Doyoung, namun Raina tetap saja berputar-putar dengan riang tanpa memperdulikan teriakan Jeno.
"Rain, udah sini nanti sakit!" teriak Jeno yang kesekian kalinya.
Bukannya menuruti perkataan Jeno, gadis itu malah tersenyum dan menarik Jeno untuk bermain hujan bersamanya. Ia menarik Jeno pelan, mengajak berlarian mengelilingin lapangan sekolah dengan tawanya yang tak pernah berhenti.
"Ini seru, Jeno!" serunya sambil melompat-lompat diatas genangan air hujan.
Jeno terkekeh pelan lalu ikut melompat bersama Raina. Untung saja sekolah sudah sepi, jadi mereka bebas bermain hujan sepuasnya tanpa ada yang menyinyir. Raina tiba-tiba menyipratkan genangan air hujan itu kearah Jeno lalu berlari sebelum laki-laki itu membalas perbuatannya.
Jeno lagi-lagi terkekeh dan langsung berlari mengejar Raina yang sudah sedikit menjauh darinya. Dirinya pura-pura menjadi monster yang sedang mengejar mangsanya. Melihat itu Raina tertawa lepas dan mempercepat larinya agar Jeno tidak dapat menangkapnya.
Tanpa mereka sadari, dari kejauhan seseorang sedang menatap mereka dengan tatapan.... sendu? Bahkan tanpa dirinya sadar tangannya terkepal sempurna menahan amarah, sedangkan temannya yang berada disampingnya hanya bisa menepuk bahu laki-laki itu pelan.
"Gue tau ini sakit, sabar aja." ujar temannya.
"Gak usah sotoy." jawab dingin laki-laki itu.
"Gue tau lo sebenarnya ada perasaan sama Raina, tapi lo berusaha menepis itu."
Laki-laki itu hanya diam tak menjawab perkataan temannya lagi, dalam hati ia membenarkan apa yang diucapkan temannya, namun kemudian ia berusaha menepis semuanya dan menganggap yang dikatakan temannya tidak benar sama sekali.
"Jeno!! Hahahaha, ampun hahaha udah udah hahahaha." teriak Raina saat Jeno menggelitiknya.
Jeno juga ikut tertawa lalu membantu Raina bangkit. Mereka berdua segera melangkah ke parkiran karena hari yang sudah semakin sore.
-She is Rain-
"YA AMPUN KALIAN!" pekik Doyoung saat membukakan pintu.
Jeno meringis mendengar pekikan Doyoung kemudian melangkah masuk mengikuti Raina yang sudah lebih dulu masuk kedalam rumah tanpa mendengarkan apa yang akan Doyoung katakan. Paling juga kakaknya itu akan memarahinya habis-habisan karena ia bermain hujan.
Raina masuk ke dalam kamar mandi yang ada di kamarnya untuk membersihkan diri, sedangkan Jeno, laki-laki itu meminjam kamar rumah Raina yang terletak didekat tangga yang menjadi penyambung arah kamar gadis itu. Raina masuk ke dalam bathup berisikan air hangat kemudian memilih berendam untuk beberapa menit.
Jeno telah rapih dengan kaos yang ia tinggalkan dilemari kamar milik Doyoung, dirinya melangkah ke dapur, membantu Doyoung menyiapkan makan malam untuk mereka bertiga, kebetulan juga tadi Doyoung habis belanja kebutuhan dapur jadi dia masak beberapa makanan.
Tak lama kemudian terdengar langkah seseorang menuruni anak tangga, siapa lagi kalau bukan adik kecil Doyoung yang tidak pernah mendengarkan omongannya. Raina menarik salah satu kursi lalu duduk disana, matanya tak lepas menatap beberapa makanan yang tersedia diatas meja.
"Ini semua kak Doy yang masak?" tanyanya sedikit ragu.
Doyoung melangkah dan ikut duduk dihadapan Raina.
"Yaiyalah, memangnya siapa lagi huh?" kata Doyoung sedikit kesal.
"Eumm... Jeno?"
"Kalau dia yang ada didapur ini, kakak pastikan besok dapur kita gak terbentuk lagi." ujar Doyoung santai, sedangkan Jeno mendengus kesal.
"Selamat makan!!!" seru Raina menghiraukan perkataan Doyoung.
Mereka bertiga menyantap makan malam mereka dengan hening, hanya ada suara dentingan sendok dan piring yang berasal dari gadis yang duduk disebelah Jeno dengan pandangan kosong. Doyoung yang melihat adiknya seperti sedang memikirkan sesuatu mengernyit bingung.
"Kamu kenapa?" tanya Doyoung yang membuat Jeno menoleh kearah gadis mungil itu.
Raina menggeleng pelan lalu menyendokkan makanannya kedalam mulut.
"Kalau ada masalah cerita, jangan dipendem aja." kata Doyoung.
"Aku gapapa, Kak."
Doyoung mengangguk kemudian melanjutkan makannya. Beda halnya dengan Jeno yang masih memandang lurus Raina, dia tau apa yang Raina pikirkan. Mendengus kesal lalu melanjutkan makannya.
Bagaimanapun caranya, gue harus bisa dapetin Raina dan bikin dia lupain Jaemin, lupain segalanya tentang si brengsek itu.
::::
jadi kalian team Jeno-Raina atau Jaemin-Raina???
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] She is Rain✔
Fanfiction[REVISION] -ft na jaemin© #Book1 Kisah Na Jaemin si kutu buku dingin yang selalu menjadi laki-laki pujaan seorang gadis ceria yang sangat menyukai hujan, namun dibalik senyum cerianya ternyata tersirat kesedihan yang mendalam. Mampukah gadis ini men...