20 :: Sorry, I Can't

3.8K 359 52
                                    

"Masih ada yang sakit sayang?" tanya Mama Raina.

Raina hanya menggeleng lemah, membuat keluarganya menghela napas lega.

Sejak tadi malam Raina tak henti-hentinya menangis dan mengaduh sakit membuat Doyoung dan kedua orang tuanya khawatir. Bahkan Seulgi memutuskan untuk bermalam dirumah sakit, alih-alih takut tiba-tiba keadaan Raina semakin drop.

Pagi ini keluarga Kim sedang lengkap berkumpul, kecuali Doyoung yang harus ke kampus pagi karena ada kuis dan kebetulan juga dia kelas pagi hari ini. Bahkan sahabat dari papanya juga ikut menjaga Raina, ponakan kesayangaan mereka.

"Mama, aku mau hp."

"Makan dulu."

"Jaemin dulu suruh kesini baru aku mau makan."

"Dia kan sekolah sayang," Mama Raina menghampiri sang anak lalu mengusap lembut surai Raina.

"Nggak mau! Jaemin suruh kesini!"

"Bucin!" cibir Jimin.

"Ih om Jimin!"

Yang lain hanya terkekeh, ternyata Jimin dan Raina belum bisa akur dari dulu.

"Udah papah chat, nanti dia kesini." kata sang ayah tiba-tiba.

"Bener, Pah?"

Seokjin mengangguk yang membuat Raina langsung memekik senang.

Selang beberapa menit pintu ruangan Raina terbuka, menampilkan Jaemin dengan pakaian casualnya yang membuat Raina tersenyum senang, ia kira Jaemin tidak akan datang menemuinya.

"Jaemin, kamu bujuk dia makan ya? Dia belum makan daritadi." ujar Mama Raina.

"Iya, tante." Jaemin mengambil alih mangkuk yang ada ditangan Sowon.

"Tapi habis makan kita ke taman ya, Na?" pinta Raina.

"Iya, makan dulu tapi."

Raina mengangguk semangat dan langsung menerima suapan Jaemin. Hingga suapan kelima Raina diam dan menggeleng lemah.

"Aku kenyang, ayo ke taman."

Jaemin mendengus kemudian mengangguk menuruti permintaan Raina, mengambil kursi roda yang ada di dekat ranjang Raina lalu membantu gadis itu turun dan berjalan kearah kursi roda.

"Let's go captain!" pekik Raina senang.

Yang lain hanya menggeleng dan membiarkan Raina dibawa ke taman bersama Jaemin.

Sesampainya di taman Jaemin duduk dibangku taman dengan Raina yang duduk dikursi roda menghadap ke arahnya. Mereka berdua sama-sama terdiam memandang anak-anak yang sedang bermain dengan senangnya. Senyum Raina terukir saat melihat tawa bahagia anak-anak kecil itu, padahal ia tau kalau anak kecil itu juga sama menderitanya dengan dirinya, tapi mereka masih tetap bisa tersenyum dan tertawa bahagia, beda sekali dengan dirinya yang sering mengeluh dan merepotkan banyak orang. Lemah sekali kamu, Rain. pikir Raina.

Tangan Jaemin terulur mengelus surai Raina yang mulai menipis karena terlalu banyak yang rontok, kemudian tangannya turun ke pipi, mengelus pipi gadis itu yang sedikit tirus. Tersenyum tipis saat Raina memejamkan matanya, menikmati elusan lembut dari Jaemin.

[1] She is Rain✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang