10 :: Aneh

2.7K 385 17
                                    

Hari ini tidak ada Raina yang ceria, tidak ada Raina yang membalas sapaan dari beberapa orang yang menyapanya. Hari ini hanya ada Raina yang lesu, tak bersemangat dan ditambah lagi lingkaran hitam dimatanya yang tampak jelas, bahkan kakaknya, Doyoung yang tadi pagi mengantarnya bingung dengan sikap adiknya ini. Semua ini karena postingan Heejin kemarin yang membuatnya semalaman tidak bisa tidur, mau menelpon Jaemin takut dirinya dibentak seperti beberapa hari yang lalu.

Gadis itu berjalan gontai sampai ke kelasnya, meletakkan tasnya dikursi yang ia duduki lalu menelungkupkan wajahnya, menunggu sampai bel masuk berbunyi. Biasanya ia masuk kelas hanya untuk meletakkan tasnya lalu berlari keluar menuju kelas Ryujin, teman kelasnya yang melihat keanehan dari gadis itu langsung berbisik, salah satunya Haechan.

"Lo kenapa?" tanya Chaeryoung yang duduk didepannya.

Dalam lengkungan tangannya Raina menggeleng tanpa ada niat mengeluarkan suara.

"Kalo sakit ke uks aja, nanti gue izinin ke guru." kata Lia lembut.

Lagi-lagi Raina tidak mengeluarkan suaranya, dia hanya mengangguk yang membuat Lia dan Chaeryoung menghela napas lalu memilih menghadap ke depan karena bel sudah berbunyi.

Selama jam pelajaran berlangsung Raina hanya melamun, Yiren yang menjadi teman sebangkunya ikut bingung dengan sikap Raina, belum lagi dia sering kali dapat teguran para guru yang mengajar dikelasnya karena tidak fokus. Dan saat ini adalah pelajaran terakhir sebelum bel istirahat berbunyi, dan lagi-lagi Raina hanya melamun memandang keluar jendela.

"Raina, kamu mendengarkan saya tidak?" tegur bu Yuju, salah satu guru yang menjadi teman ibunya.

Raina menoleh dan dengan santainya mengangguk, sedangkan Yiren, Chaeryoung, Lia dan Minju yang duduk dipaling ujung sudah panik, pasalnya ini bu Yuju, guru yang terkenal garang selain bu Irene.

Bu Yuju menghela napas, "bel istirahat saya tunggu kamu diruangan saya." ujarnya kemudian melanjutkan materi.

Tak lama kemudian bel berbunyi, bu Yuju segera meninggalkan kelas dan bertepatan dengan Minju yang langsung menghampiri Raina dan memukul pelan kepala temannya itu.

"Lo tuh ya—"

"Ke kantin duluan aja, gue mau nemuin bu Yuju." potong Raina kemudian berlalu pergi, membuat Minju menghela  apas kasar.

Dan disini Raina sekarang, didepan ruangan bu Yuju. Menghela napas sebelum menari knop pintu ruangan, kemudian tangannya berancang untuk menggenggam knop pintu, namun saat itu juga pintu terbuka oleh sendirinya, menampilkan seseorang yang membuatnya terkejut.

Biasanya saat melihat Jaemin Raina tersenyum manis dan menyapanya dengan riang, tapi sekarang ia hanya menunduk dan berjalan masuk kedalam ruangan begitu saja tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Tentu saja itu semua membuat Jaemin bingung, mengedikkan bahunya acuh lalu melangkah meninggalkan ruangan.

-She is Rain-

Sekarang Jaemin sudah duduk disalah satu bangku kantin bersama teman-temannya, sejak tadi bergabung laki-laki itu hanya diam tak berbicara sepatah katapun, dia sedang sibuk bergelut dengan pikirannya tentang sikap Raina yang hari ini sedikit aneh, dan lebih membingungkannya lagi dia merasa...... kehilangan sosok periang Raina? Menggelengkan kepalanya menghilangkan pikiran aneh dari otaknya lalu ikut menyimak pembicaraan temannya.

"Eh itu tumben si Ryujin cuma berdua doang sama Minju." kata Renjun yang memperhatikan meja Minju dan Ryujin.

"Raina lagi ke ruangan bu Yuju, tadi pas pelajaran dia gak perhatiin jadi dipanggil deh." jawab Haechan kemudian meminum minuman milik Jinyoung.

"Minuman gue!" pekik Jinyoung dramatis.

"Lah, kenapa?" tanya Renjun menghiraukan Jinyoung.

"Gak tau, aneh banget dari tadi pagi. Biasanya kan langsung ngacir caper ke Jaemin tapi tadi malah tiduran dimejanya. Terus nih ya yang lebih aneh lagi, mukanya tuh gak ada semangat-semangatnya sama sekali, matanya sayu banget lagi kayak kurang tidur." ujar Haechan mulai mengghibah.

"Loh kok bisa gitu?" sepertinya Bomin mulai tertarik dengan ghibahan Haechan.

Haechan mengedikkan bahu tak tau kemudian meminum minuman milik Renjun.

"Galau kali," jawab Haechan.

"Galau? Dia aja cuma cinta mati sama Jaemin, gimana mau galau?" celetuk Bomin.

"Mungkin..... galau karena Jaemin udah sama Heejin." ujar Renjun.

Teman-temannya yang lain mengangguk setuju, sedangkan yang namanya ada didalam perghibahan mereka hanya mendengus kesal. Lagipula tak seharusnya dia gelisah seperti ini, toh bukannya dia senang kalau Raina tidak mengganggunya lagi? Tapi kenapa ia merasa..... bersalah dan tak rela?

Jaemin beranjak kemudian melangkah keluar kantin, menghiraukan teriakan teman-temannya yang memanggilnya. Dia juga bingung kenapa tiba-tiba dirinya ingin sekali menemui gadis kecil itu?

Matanya memandang kesana-kemari, menelusuri tempat-tempat yang biasa menjadi tempat bertemunya dia dengan gadis itu dengan tidak sengaja, namun hasil nihil, tidak ada petunjuk keberadaan gadis kecil itu. Kakinya kembali melangkah menuju lapangan basket, niatnya ingin bermain basket, mengeluarkan semua amarah dan kebingungan atas dirinya sendiri. Namun sedetik kemudian niatnya ia urungkan saat netra pandangnya menangkap seseorang yang daritadi ia cari sedang tertawa lepas dengan temannya, Lee Jeno.

Mendengus kesal lalu memilih untuk kembali ke kelas. Sepanjang jalan ia merutuki kebodohannya, apa-apaan dia ini? Kenapa harus rela mencari gadis itu keseluruh gedung sekolah? Lihat saja, gadis itu terlihat baik-baik saja, bahkan bisa tertawa lepas tanpa beban.


::::

[1] She is Rain✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang