The Problem with Marrying Rich: Out of the Way, Ex

Bab 47 dan Bab 48

Bab 47: Bukan Gundikmu (1)

Xiyan mendapati dirinya bersandar pada jendela dengan siku bertumpu pada ambang jendela, matanya yang cerah melayang jauh di kaki langit. Matahari terbenam bersinar di wajahnya dan memperlihatkan depresinya. Sebagai seorang wanita hamil, dia seharusnya menjaga semangat tinggi, tetapi kegelapan tetap ada.

Sebelum dia bisa bereaksi, lengan viny melilit pinggangnya bersama-sama dengan aroma vanilla yang intens. Tiba-tiba itu menarik indranya kembali ketika dia melihat tangan pria itu di perutnya.

Dia mengambilnya dan mencoba melepaskannya, wajahnya memerah karena disforia dan gugup, kecuali cengkeramannya semakin erat.

"Yanyan," suara lelaki tua itu terdengar, bergema di telinganya.

"Yanyan, kembali bersamaku. Aku akan menjagamu. " Yixuan meringkuk lebih dekat, mencelupkan dagunya ke kepalanya, dan memberinya pelukan yang lebih kuat seolah-olah dia adalah hal paling berharga yang telah hilang darinya.

Xiyan sudah menggigit bibirnya hingga berdarah. Ini dulunya adalah senjata yang paling akrab baginya, tetapi saat ini berada di sana membuatnya gemetar.

"Kita sudah bercerai!" Dia menggeram, menginjak keras kaki pria itu untuk mencoba membebaskan dirinya. Dia tidak lagi miliknya, dan mereka tidak bisa kusut selamanya.

"Aku tahu," desahnya, lebih menyakitkan dari dalam daripada dari kakinya. Pelukannya dulu membuatnya tertawa, tapi sekarang dia melawannya.

"Aku tahu kita sudah bercerai, tapi aku akan tetap menjagamu. Kita keluarga. "

Keluarga?

Xiyan menatapnya dengan takjub. Keluarga, kata yang diucapkannya dengan begitu mudah menembus hatinya. Dia tidak bisa melupakan bagaimana dia, yang disebut keluarganya, melemparkan perjanjian perceraian di wajahnya hari itu. Tidak, dia bukan keluarga lagi. Dia berhenti menjadi saat dia menceraikannya. Dia hanya suami orang lain.

Dan keluarganya adalah bayi yang belum lahir.

Memikirkan hal itu, dia mengerutkan kening lagi, matanya membuat kabut yang kemudian berubah menjadi air mata. Dia tidak berani bergerak lebih jauh karena takut menyakiti bayinya.

"Yixuan, tolong lepaskan aku," dia menoleh padanya, memohon dengan berlinang air mata.

Tolong tinggalkan dia. Tolong hentikan drama. Dia memang lelah.

Yixuan merasakan matanya menyengat. Gambar itu mengingatkannya pada orang yang sama hanya sebulan sebelumnya, memohon padanya dengan cara yang sama untuk tidak menceraikannya, untuk tidak meninggalkannya, dan dia membuatnya menandatangani kertas terlepas. Dia tidak bisa membayangkan betapa sakitnya dia untuk menandatangani bahwa dia bahkan tidak bisa menemukan kekuatan untuk melihatnya.

"Yanyan, pulanglah bersamaku. Aku akan membeli rumah dengan pemandangan terbaik di Kota Ye untuk kamu tinggali. Aku akan memberikan apa pun yang kamu inginkan. Aku akan menemanimu saat kau merasa kesepian, atau hanya bosan. Selama kamu ikut denganku. " Yixuan mengangkat tangannya untuk menyeka rambut di dahinya, terpesona oleh déjà vu menyentuhnya. Dia tidak akan membiarkannya hidup kesepian di sana. Dia akan bersamanya tidak peduli apa, sesuai janji pernikahannya.

"Ikut dengan mu? Dan apa artinya itu bagiku? " Xiyan membantah setelah mendengar tawaran konyol yang dibuat pria itu. Istrinya adalah Xia Yuwei, dan apa jadinya jika ia kembali? seorang gudik?

..........

Bab 48:  Bukan Gundikmu(2)

Dia tiba-tiba menunjuk dirinya sendiri dan alisnya yang indah terbentur membentuk satu garis ketika dia menatapnya, seorang pria yang pernah dicintainya selama lima tahun, dengan kejutan dan kebingungan. Pria ini tiba-tiba terasa asing baginya.