The Problem with Marrying Rich: Out of the Way, Ex

Bab 61 dan Bab 62

Bab 61: Hidup Seperti Seorang Ratu

Sementara Xiyan hanya mengandalkan dirinya sendiri, di kota lain wanita itu hidup seperti seorang ratu.

Yuwei duduk di sofa, mengambil beberapa gigitan apel yang dikupas dan disajikan oleh ibu mertuanya sebelum membuangnya. Tiga puluh delapan minggu setelah hamil, dia akan lahir sekitar dua puluh minggu. Mos baru saja merekrut dua orang untuk membantu merawatnya, salah satunya adalah koki pribadinya. Selain itu mereka telah memesan ibu hamil bersalin terbaik di kota untuk perawatan pasca-kehamilannya.

Praktis dia adalah seorang ratu yang memerintah rumah, memiliki segalanya, bahkan segelas air, diserahkan kepadanya. Ibu mertuanya bahkan mempertahankan pijat bintang untuk memberikan layanan rumah ketika tungkai bawahnya bengkak beberapa saat sebelumnya.

"Ibu, aku akan pergi ke tempat ibuku selama beberapa hari," katanya dengan lembut kepada ibu mertuanya yang akan melayaninya sesuatu yang lain, sebagai pemberitahuan.

Li jelas tidak setuju.

"Wei, kamu seharusnya tidak terburu-buru pada saat ini. Katakan pada ibumu untuk datang ke sini. "

Yuwei menggelengkan kepalanya. Dia tidak akan repot jika itu bukan untuk sesuatu yang penting.

"Kakek ku sakit, aku harus pergi menemuinya. Selain itu, aku akan lahiran dalam dua puluh hari, ibu. Jangan khawatir, aku akan naik kereta cepat dan tiba di sana dalam 90 menit. Tidak ada yang akan terjadi. "

Setelah mengatakan itu, Yuwei pergi untuk pergi dan menjauh dari ocehan Li.

Orang tuanya tinggal di Kota Ningze, hanya 500 kilometer dari sini. Meskipun bukan ibu kota provinsi, Ningze memiliki ekonomi yang berkembang pesat, dengan jumlah penduduk lebih dari tujuh juta.

Dalam waktu kurang dari tiga jam dia tiba.

Xiyan melenggang ke taman hutan di lingkungan itu dan mendapati dirinya dikelilingi oleh pohon-pohon kamper raksasa yang tinggi. Sinar matahari mengalir melalui dedaunan lebat dan menumpahkan sinar matahari dan bayangan di tanah. Dia duduk di bangku taman dengan pensil menggigit di antara jari.

Dia terus membuat sketsa di buku catatannya, dan tak lama kemudian seorang bayi kecil dengan seksualitas yang tidak dikenal dengan jelas ditarik.

Membelai perutnya, dia bergumam.

Bayi ku, aku ingin tahu apakah kamu laki-laki atau perempuan.

Dia berhenti sejenak dan kemudian memutuskan untuk menyelesaikan sketsa sebagai seorang gadis.

Anak-anak bermain di taman, berlari-lari dengan manis.

"Bisakah kau menggambar satu untukku juga?" Seorang gadis kecil berusia sekitar empat, lima tahun menarik pakaian Xiyan, matanya yang bulat tertuju pada bayi di dalam gambar.

"Baiklah!"

Xiyan menyuruh gadis itu duduk di bangku di seberangnya dan segera menggambar seorang bayi putri.

Gadis kecil itu dengan ceria berputar-putar di sekitar taman, memamerkan hadiahnya sambil menyanyikan lagu baru yang baru dia pelajari.

Lebih banyak anak datang kepadanya dan memohon gambar. Xiyan dengan murah hati menerima permintaan mereka, mengirim malaikat-malaikat kecil yang bahagia kembali ke orang tua mereka dengan sebuah sketsa di tangan mereka.

"Wow, aku juga ingin belajar cara menggambar." Beberapa telah membentuk hobi pertama mereka.

Xiyan tetap duduk sampai matahari terbenam. Dengan beban tambahan itu lebih memakan baginya hanya untuk berjalan, meskipun dokter mengatakan lebih baik baginya untuk berolahraga lebih dari duduk di rumah.