10. Berjejak Merah

16 5 3
                                    

Happy reading

"Sa..sal..mman.., i.. ni saa..kiit.." rintihan Ratna dalam dekapan Salman.

"tutup matamu, aku slalu didekatmu." ucap tenang Salman.

"ADEK!! ADEK! ADEK!!!"
suara itu teriakan ibu Indah, mamah Ratna.

"–_—"

#prov auto

Mamah Ratna terus memanggil dan berusaha membangunkan anaknya yang merintih kesakitan,air mata mengalir, tubuh panas dan keringat meluncur deras menambah khawatir seorang ibu dengan kondisi anaknya.

Ratna dan Salman yang didunia lain pun mendengar panggilan Bu Indah. Salman pun bangkit, dia membantu Ratna berdiri.

Dengan kesulitan dan sisa tenaga yang tak banyak. Ratna bangkit seraya menahan sakit dipunggungnya.

Rintihan terus terujar, sampai didepan pintu untuk kami bisa keluar. Pintu terbuka, lalu cahaya yang menyilaukan menusuk kornea mata kami.

Pandangan Ratna kabur, ia melihat seorang wanita dengan raut wajah khawatir.

"Adek... Dek... Bangun dek.." ucap khawatir Indah.

"Ma.. Mama.. Mama...!!!" teriak Ratna diakhir seruannya.

Ratna memeluk Indah sangat erat, ketika Indah mulai mengusap punggung Ratna. Ratna merintih seakan ada luka besar di punggunya.

"kenapa dek?" risau Indah.

"sakit mah, ngilu karna....." Ratna menceritakan semua yang ia alami.

('⊙ω⊙')

Selesai Ratna memceritakan mimpi buruk nya. Indah langsung melihat punggung anaknya. Ada jejak merah pekat panjang dari punggung atas ke bawah.

"astagfirullah dek! Meni kiey punggung teh" ucap Indah pake bahasa sunda.

Ratna berlari ke kaca rias, melihat langsung punggungnya. Pas lihat ia pun tercengang. Padahal kan itu cuma mimpi kok bisa sampe berbekas gini.

"sini mamah obatin pake bedak, entar kalau adek panas dingin kita ke dokter. Nggak usah dulu sekolah, istirahat aja.."ujar Indah seraya mengobatin punggung Ratna.

"tapi mah hari ini Ratna ada presentasi, Ratna harus datang. Ratna nggak papa kok mah, cuma pegal-pegal biasa. Ya.. Yah..mah.." bujuk Ratna agar bisa sekolah.

"terserah adek, mamah nggak maksa, kalau nanti nggak kuat langsung telepon ya.. Nanti mamah jemput."ucap Mamah.

"iya mah.."ucap Ratna seraya senyum.

\(○^ω^○)/\(○^ω^○)/

Rintihan Ratna membuat Salman tak tega, terlihat ia harus menggendong tas besarnya yang berisi buku tebal.

"Ratna, kamu yakin akan sekolah. Luka mu itu pasti ngilu.." ujar Salman pias melihat Ratna yang menahan sakit.

"nggak Salman, ini hanya ngilu biasa. Tidak berdarah."ucap Ratna menguatkan diri untuk membawa tasnya.

"Ratna luka yang tidak berdarah itu, yang lebih sakit.." tegas Salman melihat kondisi Ratna, padahal tidak kenapa-kenapa cuma luka merah yang agak panas.

"lebay... Dah lah yuk berangkat."-Ratna.

Di dunia nyata ini kondisi Salman normal, cuma yang terlihat jelas adalah kondisi Ratna.

Luka itu awal dari kisah mereka, ya itu yang menjadi kisah berikutnya juga. Ratna tetap menjadi gadis normal, tapi berbeda dilingkungan keluarganya.

Ratna selalu menceritakan pengalaman barunya di alam bunga tidur kepada sahabatnya. Oh ya.. Ratna punya tiga sahabat, sejuta kawan. Sahabatnya tuh Nana, Julia, dan Salman. Julia berada di luar kota, mereka berkomunikasi jarak jauh.

Sedikit tidak dipercaya atas keberadaan makhluk gaib itu wajar, karna yang mengalaminya hanya diri Ratna seorang, berkali kali tidak dipercaya adalah makanan sehari hari termasuk ibu Ratna sendiri, walaupun ia tau bahwa itu kemampuan turun temurun dari eyang Ratna.

(๑-﹏-๑)

Suasana didepan sekolah sangat padat, guru piket sudah berdiri rapih di gerbang masuk, sapaan demi sapaan tersampaikan dengan sopan.

5S menjadi budaya di sekolah Ratna.

#pov salman

Aku berjalan disamping Ratna, wajah nya terlihat pucat, tak bersemangat. Aku menggandeng tangan Ratna yang dingin.

Kami berjalan masuk ke area sekolah, Ratna melepas gandengan tangan ku. Ya... Karna mau salim guru nya.

Guru nya ada yang cantik, ada yang ganteng juga. Tapi masih gantengan aku ya... Rata-rata gurunya sudah tua, hehe..

Selesai itu kami berjalan menyusuri lorong sekolah, suasana sudah ramai sekali. Baik itu manusia mau pun makhluk seperti ku.

Aku terus mengikuti Ratna berjalan, jalan nya sangat tak bersemangat, mungkin karna dia terlalu kelelahan melihat masa lalu ku.

Aku berjanji akan menjaga Ratna dimana pun dia berada dan menyayanginya layaknya seorang kakak kepada adiknya, walaupun semasa ku sebelum meninggal umur ku sebaya dengan Ratna, tapi tetap saja aku lebih tua.

Hei! Kalian mau tau perasaan ku, saat auto akan menceritakan ku disini?
.


.
.
.
Jujur awal nya aku risih, saat orang akan tau jika aku selalu di sisi Ratna, aku takut orang akan berpikiran aneh dan mungkin tidak percaya.
Tapi lambat laun aku senang bisa bercerita disini, tentang pengalaman ku dengan Ratna. Maaf saja jika aku tak seromantis seperti manusia didrama korea yang Ratna sering tonton.

Yaa... Kan jadi aku yang kebablasan bercerita. Lanjut ke Ratna ya.. Di kisah selanjutnya..
Bye..👋

(っ'▽')っ
Yeeaa.. Akhirnya auto up juga..

Semoga semakin banyak teman-teman yang baca & vote cerita ini...

Thank you for reader♡
By Mila_Ramdan

(づ ̄ ³ ̄)づ

Ratna's lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang