7. Janji

30 5 22
                                    

Minggu pagi bunga-bunga mekar, udara sejuk menyambut, dan mentari pagi menambah semangat dua insan yang berbeda dunia itu tersenyum tulus pada dunia.

Udara sejuk menyambut tubuh dingin kedua insan itu, Ya siapa lagi kalau bukan Ratna dan sang hantu bernama Salman.

Ratna dari kecil kulitnya merah seperti memancarkan suhu hangat, tapi nyatanya tidak. Suhu tubuh nya dingin hidup. Tapi lain lagi dengan Salman suhu tubuhnya seperti mayat.

Mereka berdua berjalan beriringan dan sedikit berlari kecil. Ya... Sekarang Ratna lagi jalan cepat Dan membiasakan kelebihannya ini.

Ya walau terkadang sedikit aneh. Rasa mual dengan apa yang tercium oleh hidungnya membuat Ratna jadi sensitif dengan bau.

Disekitar Ratna bagaikan padang darah. Bau amis yang kuat sampai yang lemah. Terhirup oleh hidungnya.

Berbagai rupa memperlihatkan mereka berjalan. Ada pula yang hanya sepintas. Melewati mereka.

Setiap langkah Ratna, disuguhkan dengan berbagai penampakan. Hal aneh itu terjadi dalam diri Ratna.

Tapi berkat Salman yang selalu disisi Ratna, bau amis itu bisa sedikit difilter oleh hidungnya ditambah Ratna di suguhkan oleh senyum hangat Salman, membuat rasa takut luntur seketika.

Sudah bertahun tahun Salman mendambakan seorang manusia seperti Ratna. Dia menunggu kehadiran seorang perempuan yang akan dia jaga segenap jiwanya.

# prov Salman

Kalian mau tau betapa tersiksanya diri ini ketika harus menerima kenyataan pahit ini. Aku hampir putus asa, tapi berkat Abah semangat ku kembali lagi.

"akan ada cucu ku yang aku serahkan padamu untuk kau jaga. Perempuan yang mewarisi kelebihan ku tanpa aku turunkan. Didalam tubuhnya mengalir darah para eyang-eyang." ucap Abah Ratna, saat itu diriku memang dalam keadaan tak berdaya. Abah Ratna lah yang menyelamatkan ku dan mengasuhku.

Beliau berpesan agar aku dapat menjaga Ratna cucu keduanya, dimana pun dan kapanpun.

Dan sekarang waktu yang ku tunggu tlah tiba. Aku bisa menepati janjiku kepada Abah.

#prov auto

Salman terus memperhatikan Ratna, seraya mengikuti langkah gadis ini.

"Selamat pagi cuu...! Cucu membawa siapa itu?" sapa kakek tetangga Ratna.

Ratna heran kok bisa kakek tau kalau didekatku ada Salman. Bukannya Salman tidak terlihat oleh manusia lain.

"Pagi kek! Siapa yang kakek maksud?Ratna hanya sendiri kok." jawab Ratna seraya nyengir kuda.

"Tak usah berbohonglah, jelas disamping kamu itu ada laki-laki apa cucu nggak lihat." jelas Kakek kepada Ratna yang sedang menyembunyikan Salman dibelakang tubuhnya.

Lalu keluarlah seorang wanita cantik pada masanya, tapi Ratna rasa kecantikannya tak pernah luntur meskipun umurnya sudah 70thn an.

"Maafin kakek ya.. Cu, biasalah mata kakek kan dah koslet." ucap nenek seraya memberikan secangkir kopi kepada kakek.

"Lebih baik cucu lanjut aja jalannya, nanti keburu siang kan nggak enak, panas." lanjut Nenek.

"Baiklah nek! Ratna parmisi Da dah..👋 Nek!" ucap Ratna.

~♥~

"Man! Sebenarnya banyak pernyataan yang mau ku tanyakan. Tapi... Susah jelasinnya" ucap Neng duduk diatas rumput taman.

"Mmmm... Kalau latar belakangku kamu akan tau kok, pada waktu yang tepat. Aku ini kenapa? Dan apa yang terjadi." ucap Salman memegang pundak Ratna.

Ratna's lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang