17. Ratna Mengamuk

15 3 20
                                    

Sorakan demi sorakkan memenuhi kantin yang tak lebih besar dari lapangan. Sumpek pengap bercampur dengan bau harum makanan yang di sajikan. "perpaduan bau badan manusia, makanan, dan makhluk lainnya menjadi satupadu." batin Ratna. Setelah Ratna dan Nana yang lebih dulu mendapat tempat duduk, lalu datang lah jailangkung. Siapa lagi kalau bukan Hendra and the geng, Mereka menerjang meja gadis itu.

"hadehh.. Mulai deh"batin Ratna.
"ish..! Anak bahlul ngekor aja kerjaan. Ngefans lu sama gua." jiwa pede Nana merasuki.

"heii... Situ kali yang ngefans, kami mau disini karna ditraktir Aldo jadi suka-suka kami lah mau duduk dimana, ini kan tempat umum." kicauan Hendra mendominan. "mending cari tempat lain, yuk.. Dari pada capek nanggepin mereka."bisik Ratna ditelinga Nana yang sudah bermuka merah sebab kesal dengan jelemaan monyet pengganggu. "DASAR PAMERR!"ucap Nana seraya beranjak dari meja itu.

"HAHAHAA... Iri bilang bro, HUH!"sorak Hendra. "maaf ya do, nggak bisa nahan dia. Emang tuh cewek sok jual mahal."lanjut nya. "itu ngusir secara halus bambang! Bukan nahan dia biar disini."sahut Rico. Aldo hanya memutar bola matanya, melihat sikap hendra yang keterlaluan. Sang empuh yang ditegur hanya cengir kuda. 😁🐴

Dilain sisi kantin Nana masih tak hentinya mengoceh. "dasar upil kuda! Sehariii aja dia ngga ganggu aku. Membiarkan hidupku damai. Aku bakal puasa deh.. "gerutu Nana yang terdengar jelas oleh Ratna "Aamiin... "

___•___

Lorong tampak masih ramai dengan hilir mudik manusia. Ratna yang sudah duduk di kursi depan kelas merasa ada yang hilang. Ia pun celingukan dan mengingat sesuatu yang hilang.

"oh.. Ya! Salman kemana ya? Apa dia ngambek. Man, Ratna minta maaf tadi Ratna terlalu serius belajar. Jadi cuekin salman" ujar batinnya.

Bibir ditekuk kebawah, muka lesu tak bersemangat. Nana datang tak membawa sinar keceriaan di dirinya. "kenapa? Butek banget tuh muka. Kayak kenalpot bajai. Hehe"ucap Ratna mengomentar tampilan Nana. "Ratnaaaa..! Beng-beng aku di ambil Hendraa.. Huuuuaaa...!!"teriak Nana sambil berekspresi menangis. Ratna mengangkat alis nya, mencerna ucapan Nana barusan.

Selang beberapa detik Ratna baru paham. "Astaga tuh jelemaan monyet bertingkah lagi. Yok! Kita ambil, mahal tuh beng-beng.. "ujar Ratna. "ada apa Ratna?" tanya Salman yang baru muncul dari samping Ratna.

Ratna pun menoleh lalu tersenyum, senangnya ditunda dulu karna harus segera menyelesaikan masalah temannya ini. Wajah marah Ratna lebih menakutkan dari wajah Nana yang sudah terbiasa marah. Ia melipat lengan bajunya, bersiap untuk menghajar siapapun yang mengganggu temannya.

*pesannya jangan pernah membangunkan macan tidur, jika dia sudah bangun dan marah. Tamat riwayat mu!

"HEY!" (sambil menendang kursi yang menghalangi jalannya)
BRAKK!

"DASAR JELEMAAN MONYET! KASIHAN KALI AKU SAMA HIDUP MU.. KERJAAN KALAU NGGAK NGUSIK! NGAMBIL HAK ORANG AJA. SUSAH LIHAT ORANG SENENG YA LO!!" ucap Ratna penuh akan menekanan. Suara yang menggelegar mengundang banyak mata penasaran.

"ngapa lo? Kesurupan! Ruqiah dulu sana" ucap santai Hendra semakin membuat muka Ratna meledak. "IIIIH..!!" Dadanya kembang kempis dan tangan dikepal kuat menahan amarah.
"RASANYA PENGEN NGEJAMBAK, NAMPAR, ASLI GATAL NIH TANGAN PENGEN JOTOS TUH MULUT LEMES." bombardir batin Ratna.

"gilak.. Baru kali ini aku lihat amarah Ratna." ucap Bani yang menyimak dari depan pintu. Nana dengan tergesa-gesa dan penuh usaha masuk kelas karna pintu di tutupin teman-teman yang menyaksikan.

"minggir..! Minggir! Ratna! tenang Ra.. Tarik nafas Ra... Baca Istigfar Ra.. Tenangkan dirimu.. " ucap Nana menenangkan Sahabatnya ini. Ia takut Ratna lost control, lalu mencekik jelemaan monyet itu dengan tampang tak merasa bersalah ataupun terintimidasi oleh Ratna. Sumpah tuh muka Monyet pengen gua tabok pake palu Thor. Aku melihat Ratna dengan muka merah, mata yang nyaris ingin keluar, nafas berat, rahang dan gigi mengatup kuat tak tertinggal tangan Ratna yang mengepal kuat. Jika aku terlambat 1 menit aja, tuh monyet tak terbayang nasipnya.

"Anjiiir... Bambang! Ratna marah ke elu! Sadar dikit ngapa!"ujar Rico teman sepermainan Hendra. "emang gua salah apa ke dia, orang gua jailin Nana. Eh yang marah dia, salah server lu!" ucap Hendra sambil menunjuk Ratna yang sedang di tenangkan.

"IIIH! AWAS NA. NIH ORANG EMANG NGGAK ADA PIKIRAN. COBA KALAU TEMAN KAU DI GANGGU SAMA ORANG LAIN. AKU SEBAGAI TEMAN NANA NGGAK TERIMA KALAU NANA DI GANGGU SAMA JELEMAAN KAYAK KAU!" Ratna tak tinggal diam lagi tangannya sudah mencengkram kuat rambut burik Hendra. Ia jambak rambut itu dengan geram. Setelah puas Ratna meninggalkan TKP berjalan melewati manusia tanpa ada halangan menuju taman sekolah untuk menenangkan dirinya.

"gilak! Tuh orang emang kesurupan. Sakit nih kepala.. " setelah ucapan hendra. Kembali meluncur tangan Nana menjitak kepala yang kesakitan, Double Kill ! Yang dirasakan cowok itu.

___•___


Disebuah dudukan batu ada seorang gadis yang sedang menenangkan diri setelah menguras energinya sia-sia, ia sesekali terlihat menarik nafas perlahan. Salman yang hanya menyimak kejadian tadi. Ia tak dapat mendekati Ratna yang diselimuti amarah. Ini saat nya ia mendekat.

"Ratnaa... Udah tenang?" ucap ku dengan seulas senyum hangat. Ku lihat dia mengangguk sambil membalas senyumku.

"jangan gitu lagi ya, jelek kalau marah. Cantikan gini.. Senyum.. Kan adem lihatnya.." ucap Salman mencoba kembalikan mood Ratna. "aku mau cerita deh. Tadi aku jumpa gadis cantik diruangan itu"lanjut Salman sambil menunjuk ruangan yang tak jauh dari posisi mereka.


"Terus.. "ucap Ratna yang mulai tertarik dengan perbincangan.

"kami gak banyak bicara, aku cuma tanya sejak kapan dia disini. Dia jawab sebelum bangunan ini jadi sekolah. Lalu dia menghilang" jelas Salman.

"ooh.. Dia serem nggak? "tanya Ratna

"nggak kok, dia ceria banget. Sepertinya dia senang melihat anak-anak. Menurutku dia sedikit berbeda dengan yang lain."

"Maksud man yang lain itu apa? Nih ya aku sering rasa gak enak gitu. Kayak ada aura kuat dan jahat gitu. Apa itu yang kamu maksud?"

Salman mengangguk, menyetujui aura kuat itu. "kalau Ratna sudah mengerti, aku peringatin untuk bisa mengendalikan emosi dan candaan. Jangan terlalu sering menyapa makhluk Sepertiku yang lain disini. Aku takut mereka menyadari kalau kamu bisa melihat kami dan mereka mencelakaimu." ucap Salman membuat aturan baru. Ratna mengangguk kecil menanggapin aturan yang aku buat untuk keselamatannya.

"yuk! Balik ke kelas pasti teman cewek mu itu mengkhawatirkanmu." ajak Salman. "yuk!"serunya.

"RATNAA!" teriak seorang cowok.

___•___

Maaf ya gaes jika ada beberapa kaca yang tak patun di tiru. Aku mohon kalian jangan ambil kata-kata yang tak baik tadi. Ambil kalimat yang baik-baik nya saja.. OK!

See you..

Jika kalian suka dengan cerita ini jangan lupa vote, comment, dan share ke Teman-teman kalian lainnya.

Terimakasih ♡
By_mila

Ratna's lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang