18. Benih kebencian

15 3 13
                                    

"Ratnaa!" teriak cowok itu sambil berlari mendekati Kami.

"nih cowok lagi ! Sok kecakepan banget!" kesal salman melihat manusia yang mendekat ini.

"gak boleh gitu man, dia kan emang cakep"ujarku sambil senyum mengembang diwajah.

haa.. ha...
Dia terlihat meraup oksigen sebanyak banyaknya. "ada apa bang?" tanyaku. Ia menyodorkan kertas putih. Aku yang deg deg an deluan dah baper.

"ini tugas dari guru piket buat kelas mu. Di kumpul hari ini ya.. "kalimat itu membuat ku tersentak, geer ku pun meronta. "kenapa nggak Kak Juna aja langsung ke kelas. Entar mereka nggak percaya kalau aku yang bilang  ke mereka."ucapku sambil mendorong kertas itu.

"owh.. Yaudah kalau gitu bareng abang deh kasih tau di kelas kamu."ujar nya membuatku menggigit bibir bawah agar senyumku dapat tertahan. Aku hanya mengangguk sebagai jawaban.

"modus banget nih cowok." tatap tajam Salman tertuju pada cowok di hadapannya itu.

Saat mereka sudah mulai berjalan Salman langsung mengambil posisi di tengah-tengah mereka. Agar ada jarak antara aku dan Bang Juna.

____•____

"Woi ! Ratna datang, diam! Diam! Sstt.. " sorak siswa cowok.

"Wah tuh anak ngadu, ke orang. Dia bawa orang guru OR pake baju olahraga tapi gak jelas mukanya."ucapan itu membuat siswa dikelas jadi pucat pasi.

"Ratna lapor guru?" tanya Nana pada dirinya.

Sssttt....

Sebuah kaki jengang melangkah memasuki kelas. Dengan celana olahraga siswa yang tak disadari oleh siswa dikelas. Wajah penasaran bercampur gerisah terpancar di kelas Ratna. (ceritanya  slow motion)

"Hahahah.. Wajah mereka tegang dong."ucap Salman menertawakan Ekspresi siswa dikelas Ratna.

TAP

TAP

Huuuh...

"huuh..kirain Pak Andi kesiswaan guru olaraga tu."lega Rico di bangkung belakang.

"mimpi apa aku semalam, lihat ketos masuk kelas aku."spontan Siska. Matanya berbinar saat melihat Kak Juna memakai baju olahraga yang menambah ketampanannya.

"Ayo masuk! ini kan kelas kamu" ajak kak Juna yang melihat Ratna masih terdiam di luar kelas.

"kamu? Ish kenapa pake acara udah panggil kamu kamu an biasanya juga panggil nama."gerutu Siska didalam hati.

Ratna melangkah memasuki kelasnya sendiri, berniat langsung duduk ditempatnya. Tapi niat itu harus musnah.

"hey! Mau kemana? Sini jelasin ke mereka soal tugas kalian."ucap Kak Juna, Menjadikan Ratna pusat perhatian.

Ratna membeku sesaat dikala menjadi pusat penglihatan teman-temannya. Ia pun mendekati Kak Juna seraya menghela nafas terlebih dahulu.

"gila ekspresi mereka beraneka ragam. Terutama garis bibir mulai dari lengkung ke atas - datar - lengkung ke bawah. Belum lagi tatapan mereka." batin ku. Aku brigidik (merinding), ku mencoba menarik nafas menghilangkan kegugupanku. Sebenarnya aku sudah terbiasa ngomong depan kelas cuma kali ini berbeda, disamping ada siswa tersohor yang irit ngomong nih, eh kali ini dia lumayan banyak kata yang keluar dari bibir merahnya tuh.

"i..i..ini ada tu..tu.tugas"

"kamu gagap?"potong Kak Juna. Aku hanya menggeleng, lalu mencoba menarik nafas lagi dan mengeluarkan perlahan.

"ini, ada tugas, dari ustad Rahmat. Perintahnya kerjakan dan harus di kumpul hari ini. Naaa..! Nih tulis tugasnya di papan tulis."ucap ku sambil menghilangkan rasa terintimidasi oleh sosok di sampingku ini.

Nana selaku sekretaris kelas pun segera mendekati Ratna dan meraih kertas ditanganya.

"Kalian sudah dengarkan apa yang di bilang Ratna barusan." lantang Kak juna yang di anggukin siswa dikelas itu. "aku pamit ya.. "lanjutnya sambil menepuk pundak Ratna.

Tatapan fans Kak Juna tertuju pada Ratna yang berjalan kaku menuju tempat duduknya. Mata Siska seakan ingin keluar dari tempatnya, ia terus memelototi Ratna.

"hey.. Tuh mata santai dong" ucap Salman yang berada di samping Siska.

___•___

Sorry cuma dikit

Mila mau izin minggu depan nggak up, maaf ya

Ada urusan mendesak

Tetap setia ya di cerita ini, mila sayang kalian...

Don't Forget to vote, coment, and share ya.. Gaes...!

Terimakasih ♡
By_mila

Ratna's lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang